Wianna memasuki kamarnya setelah keluar dari kamar mandi kosnya menyelesaikan kegiatan mandinya, Wianna menggosok rambutnya dengan handuk ditangannya untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wianna terus berjalan dan duduk di kasurnya itu. Wianna melihat handphonenya yang menyala itu dan melihat 3 notifikasi panggilan tidak terjawab di bubble notifikasi handphonenya itu. Wianna yang melihat itu mengerutkan dahinya dan segera mengambil handphonenya untuk melihat siapa yang telah menelponnya tadi disaat ia masih melakukan kegiatan bersih-bersihnya.
'Ibu..?' gumam Wianna, "Oh iya, gue lupa gak ngabarin." Seketika sadar bahwa ia lupa mengabari ibunya ketika udah sampai di Surabaya. Lantas Wianna cepat-cepat menelpon ibunya balik untuk memberinya kabar bahwa ia sudah sampai dengan selamat.
Baru 3 detik Wianna mendekatkan handphonenya ke telinganya, panggilan itu sudah terhubung dan Wianna sudah mendengar suara ibunya, "Wianna, kamu udah sampai nak?" Tanya Ibunya dengan nada cemas.
"Udah Bu." Jawab Wianna yang masih sambil mengeringkan rambutnya.
"Kamu tuh, udah ibu bilang kalo dah sampe Surabaya, cepet kabarin ibu. Ibu panik ini gak dapet kabar dari kamu daritadi. Ibu kira ada apa-apa." Ucap ibunya dengan nada khawatir.
"Hehe. Wianna lupa bu, maaf. Maaf bikin ibu khawatir. Tadi Wianna dateng kos langsung bersih-bersih, jadi gak sempet pegang hp Wianna." Ucap Wianna menjelaskan ke ibunya.
"Iya udah, yang penting ibu udah tau kabarmu," ucap Ibunya lega, "gimana disana? Temenmu baik sama kamu, kan?" Tanya ibunya ke anak perempuannya itu.
"Iya, temenku baik kok bu. Soalnya tadi Wina dibeliin makanan banyak sama dia, tapi Wina masih belum ketemu sama yang lain. Mungkin lagi diluar semua kali ya, jadi belum pulang ke kosan." Jawab Wianna ke ibunya.
"Yaudah kalo gitu, ibu tutup dulu ya. Ibu mau masak soalnya. Oke, jaga kesehatan disana, kan sekarang gak ada ibu." Ucap ibu Wianna.
"Iya, bu. Entar Wina jaga kesehatan sama makan teratur." Setelah mengucapkan selamat tinggal di telepon, akhirnya sambungan telepon itu terputus dan Wianna beranjak dari kasurnya untuk keluar kamar mengunjungi kamar Nindy.
Setelah sampai di depan pintu kamar Nindy, Wianna mengetok pintu kamarnya, "Nin, lo lagi tidur gak? Kalo belom. Gue boleh masuk?" Tanya Wianna di depan pintu kamar Nindy.
"Masuk aja, Win. Gak dikunci kok pintunya." Mendengar jawaban Nindy, Wianna akhirnya masuk lalu pergi menghampiri Nindy yang berada di kasurnya.
"Panas banget Surabaya." Ucap Wianna sambil mengibas-ngibaskan bajunya agar ada angin masuk di tubuhnya.
"Haha, salah sendiri sih, pake baju tebel tadi." Ucap Nindy dengan tawa ringannya.
"Asli, gue kira tuh panasnya ya, panas biasa Kota Bandung. Taunya melebihi dari yang gue kira." Ucap Wianna menyesal, "gue sampe bawa selimut juga buat jaga-jaga, tapi malah gini, percuma gue bawa selimut." Ucap Wianna dengan raut sedihnya.
"Eh Nin, keluar yuk. Gue belum tau Surabaya ini gimana. Jalan-jalan aja gitu buat pengenalan. Lo ada rekomendasi gak?" Tanya Wianna.
"Sebenarnya lo salah nanya ke gue. Gue kan asli orang Jakarta anjir, kenapa lo nanya ke gue." Ucap Nindy kesal.
"Hehe, mungkin lo tau sih. Makanya gue nanya aja." Balas Wianna dengan cengirannya.
"Ya gue pernah ke Surabaya sih sebelumnya, jadi oke deh. Entar malem kita makan di tempat yang gue kunjungin sebelumnya." Ucap Nindy, "Perlengkapan PKKMB lo gimana? Besok kita enaknya mulai nyari gak sih?" Tanya Nindy melanjutkan ucapannya.
"Eh iya. Yaudah besok kita beli perlengkapannya." Jawab Wianna final.
*
Misel💗
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHSA
Teen Fiction"𝐑𝐀𝐇𝐒𝐀" "Mau permen gak?" "Lo nyetok berapa bungkus permen di rumah?" "Banyak sih. Kalo lo mau gue bisa bawain lo sebungkus besok." "Gila." 𝐈𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐤𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚 𝐤𝐮𝐫𝐚-𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐚𝐥𝐢...