25. Demam (18+)

213 11 0
                                    

"I love you to Nathaniel Duchovny. So much"

Nathan membuka mata mendengar itu, ia hendak meminta penjelasan,namun tak sempat dia lakukan karena Lily sudah membungkam mulutnya dengan memagut kedua belah bibirnya bergantian. Nathan tentu saja sangat bahagia dengan apa yang sedang dilakukan Lily,melupakan sakit dan demam yang sedang dia rasakan. Ia tersenyum lalu membalas ciuman  Lily itu dengan melumat dan memagut bibir Lily lahap,mengecap rasa manis dari bibir gadis yang telah menaklukkan hatinya,mereka saling mencecapi segala rasa memabukkan yang membuat ciuman mereka begitu menggebu seolah menyalurkan semua perasaan membuncah yang memenuhi dada mereka,membuat lenguhan keluar dari bibir Lily saat Nathan membelit lidahnya dan menjelajahi rongga mulutnya dengan sangat teliti. Mereka terus saling mengecap,menjilat dan melumat memuaskan segala hasrat yang terpendam di dalam hati. Nathan harus rela melepaskan tautan bibirnya saat merasa mereka akan kehabisan napas,sambil terus mengecupi bibir Lily yang semakin memerah dan mulai terasa tebal itu berulang-ulang seolah tak mau berhenti

"Kamu tadi bilang apa sayang?" Tanya Nathan di depan bibir Lily sambil masih menempelkan kening dan hidung mereka serta terus membuai bibir lily dengan kecupannya

"I love you so much" jawab Lily di sela-sela kecupannya,dan seketika kecupan yang baru saja dia rasakan berubah lagi menjadi hisapan dan lumatan di bibirnya dengan rengkuhan di tubuhnya yang semakin mengerat, Nathan tak ingin berhenti untuk mengecap dan menikmati rasa manis dari bibir wanitanya itu hingga,,,

Tok,,tok,,tok,,

"Lily,,kamu di dalem"

"Shit,,!" Umpat Nathan ketika suara ketukan pintu dan panggilan Saskia mengagetkannya saat ia merasa gairahnya mulai meninggi. Lily gelagapan dan langsung turun dari pangkuan Nathan,sedangkan Nathan menggeram kesal dan mengetatkan rahangnya menahan diri agar tidak lebih jauh memaki Saskia di depan Lily "jangan di jawab sayang" pinta Nathan pada Lily yang sedang merapikan penampilannya

"Kamu mau dia dobrak pintunya kalau aku nggak jawab"

"Emang seserem itu dia?" Nathan mengerutkan keningnya tak percaya

"Dia bahkan lebih posesif dari om Ray dan tante Sera" tutur Lily yang sudah hendak melangkahkan kakinya.  Namun lagi, Nathan menarik lengan gadis itu hingga lagi-lagi Lily harus menubruk tubuh tegap yang sedang duduk di bibir ranjang itu.

"Aku takut," lirih Nathan,membuat Lily menatap manik hazel itu dengan sendu

"Apa yang kamu takutkan?" Tanya Lily  mencoba menelaah  raut wajah Nathan yang berubah murung

"Aku takut kamu berubah pikiran setelah melangkah keluar dari sini" Lily tersenyum lalu menangkup kedua sisi wajah Nathan dan membelai disana dengan ibu jarinya. Lily mendekatkan lagi wajahnya ke wajah Nathan lalu bibirnya mulai menyentuh bibir Nathan dengan kecupan lembut yang kemudian menjadi lumatan penuh dengan perasaan untuk menyalurkan seluruh cinta yang tak cukup dia gambarkan dengan kata-kata. Lily menyudahi ciumannya,kemudian  membelai bibir bawah Nathan dengan ibu jarinya untuk menyadarkan Nathan yang masih hanyut dengan perasaannya  dan masih terpejam. Nathan membuka mata dan senyuman indah itu menyapa dirinya lagi, hingga rasanya ia rela menyerahkan seluruh hidupnya untuk pemilik senyuman malaikat itu.

"Aku keluar dulu sebentar,kamu istirahat ya biar cepat sehat. Nanti aku kesini lagi" pinta Lily yang merasa jika lelakinya sangat kekanak-kanakan. Nathan hanya menganggukkan kepala mengiyakannya. Lalu dengan sangat telaten Lily membantu Nathan untuk kembali berbaring dan membenarkan selimut yang di gunakan Nathan, tak lupa ia sematkan kecupan di kening lelaki itu mencurahkan isi hatinya "udah dewasa kok masih penakut" celetuk Lily sambil tertawa menampilkan deretan gigi putihnya

"Nggak tau. Bagi aku semua hal yang berhubungan dengan kamu bikin aku takut" jawab Nathan menyuarakan isi hatinya

"Liiiillyy,,,lama banget lagi ngapain?!" Teriak Saskia dari balik pintu membuat Lily tak banyak bicara lagi dan langsung mengambil nampan berisi mangkok bekas bubur lalu membawanya keluar diiringi tatapan dari Nathan yang tak rela membiarkan Lily pergi.

Cure Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang