Suara terdengar, bahkan sangat bersemangat memarahinya. Gadis itu baik-baik saja, buktinya gadis itu masih bisa memarahinya.
Dengan segera Suhaa duduk di pinggir ranjang sambil memijit pangkal hidungnya. Ia khawatir terjadi sesuatu pada Leya, tetapi gadis itu malah berteriak padanya.
Ia menghembuskan napas lalu berdecak kesal, "Kenapa Dela yang ngangkat? Lu kemana? Kenapa kalian bisa berdua?"
"Dela nginep di rumah, Leya tadi ke bawah buat ngambil snack-snack doang. Kenapa Suhaa marah-marah?" Balasan Leya masih terdengar mengesalkan di telinga Suhaa.
"Kenapa gue marah-marah? Ya baru aja sehari yang lalu lu gelut ama si Dela, sekarang dah baikan aja, gimana nggak khawatir hah?!"
"Jangan bo'ong deh kalau lu ke bawah buat ngambil snack, Dela tadi bilang kalian mau makan mie instan," lanjutnya hingga membuat Leya tak berani mengelak.
Gadis itu tak membalas, yang berarti semua perkataan Suhaa benar. Sekarang gadis itu akhirnya diam tak berani membantah.
"Habis makan langsung tidur, bicaranya diterusin besok aja, malam." Setelah mengatakan itu, dengan cepat Suhaa memutuskan panggilan.
Sekarang ia benar-benar bingung dan kesal. Entah apa yang terjadi diantara mereka berdua, baru kemarin mereka bertengkar hebat, dan sekarang mereka kembali menjadi sahabat.
Suhaa membanting tubuhnya agar ia berbaring di ranjang. Tidurnya akan semakin terganggu jika ia terus memikirkan ini.
Zaki yang merepotkan saja sudah membuatnya tak tidur nyenyak, apalagi ia yang terus khawatir karena gadis itu.
"Dela bareng Leya? Kok bisa?" Zaki yang dari tadi penasaran akhirnya membuka suara untuk bertanya.
"Tanya aja sendiri, gue pusing..," balas Suhaa sambil mengubah posisi berbaring membelakangi Zaki.
"Aelah bor, gue udah kepo gini masih aja nggak dapet jawabannya. Tau ah males, gue ngambek," jawab Zaki ikut berbaring di samping Suhaa.
Suhaa berdecak, sekujur tubuhnya merinding dan geli karena perkataan Zaki yang menjijikkan.
"Bacot, jijik ba*gsat!" Suhaa berseru sambil berbalik badan dan menendang Zaki hingga terjatuh ke lantai.
Zaki yang tak terima menarik kaki Suhaa dan menyeretnya hingga terjatuh ke lantai bersamanya. Dia pikir bisa melakukan itu seenaknya, Zaki juga bisa!
"Iya-iya gue salah, gue salah! Jangan ditonjok woe!" Zaki berseru keras saat Suhaa telah berada di atasnya dan siap untuk melayangkan tinjunya ke wajah Zaki.
Ya, Suhaa akan menjadi monster jika lelaki itu marah. Bahkan Zaki juga tak berani mendekatinya, benar-benar membuat merinding.
Suhaa menyingkir dari tubuh Zaki dan kembali membanting diri ke atas ranjang, hampir saja ia lepas kendali dan melampiaskannya pada Zaki.
Zaki yang sudah aman dalam perlindungan yang kuasa pun berdiri dari posisi tersungkurnya. Ia merapikan pakaiannya dengan lagak yang angkuh.
"Skip baperan," ujarnya sambil menatap Suhaa yang tak dikuasai oleh amarah lagi.
"Gue mau skincare-an aja lah," ucapnya pada diri sendiri dan melangkah ke arah cermin untuk merawat wajahnya dengan skincare yang ia bawa sendiri.
Begitulah tempat tinggal Suhaa, begitu membosankan dan membuat Zaki tersiksa. Mau bagaimana lagi, ia harus membawa skincare-nya sendiri karena Suhaa yang tak menyiapkan benda-benda keramat itu.
***
***
"Yey hari Minggu!"Teriakan Leya membuat Dela langsung terbangun dari tidur nyenyak nya. Ia juga merasa pusing karena ranjangnya tiba-tiba bergoyang.
Ditataplah gadis yang sedang ceria itu dengan tatapan kesal, ini masih sangat pagi, apa yang dilakukan gadis manis itu pagi-pagi begini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menggapai Suhaa (END)
RomanceWARNING! (Peringatan!) Please everyone who sees this, please stop and never plagiarize/copy other people's work!!! I beg you so much! whoever it is! (Siapapun yang melihat ini, tolong berhenti dan jangan pernah menjiplak/menyalin karya orang lain...