Chapter 6 ( Inarizaki? )

2K 251 36
                                    

WARNING!!!!
.
.
.
.
.
TYPO BERSEBARAN!!!!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
PICTURE BY PINTEREST
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hinata POV

*Krriiiiiinnngggg*

Bel pertanda pulang pun berbunyi, aku merapikan tempat dudukku dan berterimakasih kepada sensei yang telah mengajar.

"Eto...Rise-kun" Rise-kun beralih pandangan kearah ku. "Ada apa hinata?" Tanya rise-kun padaku.

"Em...maaf mengganggu apa kau bisa mengantarku ke gedung voli, aku belum tau" ucapku tidak enak merepotkan rise-kun, dia terlihat tergesa-gesa mungkin punya keperluan.

"Kau mau ke gedung voli?" Tanya rise-kun, aku mengangguk "kalau begitu ayo, aku juga mau kesana". Ucap Rise-kun.

Aku menghela nafas lega, kupikir aku merepotkannya.

Koridor demi koridor kami lalui, beberapa menit kemudian kami pun berhenti didepan pintu masuk gedung.

'Nice Received'

'Nice save'

'One more'

Suara terdengar dari dalam, mereka pasti sedang latihan.

Rise-kun menarik tanganku dan membawaku masuk kedalam gedung.







'Aku gugup'

















NO ONE POV

"Sennppaaaiii" teriak riseki pada orang yang ada didalam.

"Oh....riseki kau sudah datang" ucap salah satu senpai. "Iya" jawab riseki.

Hinata yang gugup berlindung dibalik badan riseki, namun sayang salah satu senpai melihatnya.

"Siapa dia riseki?" Tanya senpai yang melihat hinata.

"Ah...dia teman kelasku, dia bilang ada urusan disina." Balas riseki.

Hinata keluar dari persembunyiannya karna sudah dilihat.

"Senang bertemu senpai, nama saya Hinata shoyou teman rise-kun." Ucap hinata dengan senyum yang membuat para seme pingsan.

Riseki dan para senpai memerah, indah itu yang mereka pikirkan.

"Senpai, rise-kun kalian demam wajah kalian berwarna merah" ucap hinata panik.

"Ti....tidak hinata kami tidak apa" ucap salah satu senpai. Hinata lega ternyata mereka tidak sakit.

*Creak*

Bunyi pintu terdengar, menjadi perhatian orang yang ada didalam ruangan. Ternyata kita dan 3 rubah baru masuk kegedung bersama, Atsumu yang pertama melihat sang calon istri berteriak dan lari kearahnya.

Our Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang