Hari kenaikan kelas memang menjadi hari yang mendebarkan untuk para murid, ada yang kepikiran tentang ranking di kelas, ada yang kepikiran nasib kalau tidak naik kelas bagaimana ? bahkan beberapa dari mereka tidak peduli mau naik kelas atau tidak, yang terpenting adalah mereka masih bebas dan bahagia melakukan apa yang mereka sukai tanpa memperdulikan beban hidup.
Di dalam sebuah kelas saat itu nampak sepi, jam menunjukan 11.20 itu berarti sudah lewat dari batas pembagian rapor. Sepasang suami istri tengah memasang ekspresi serius ketika mendengarkan penjelasan dari wali kelas dan guru konseling di depan mereka.
"Uhmm, Jadi sebenarnya nilai-nilai dari Fiony itu tidak cukup untuk bisa naik kelas, namun karna saya yakin kalau sebetulnya Fiony itu bukanlah siswa yang tidak pintar, jadi saya berani untuk tetap menaikkan Fiony ke kelas berikutnya." Kata wali kelas Fiony
"Pak, tapi bagaimana kalau memang Fiony tidak mampu?" tanya Papa Fiony dengan cemas
Ada sedikit jeda saat itu, wali kelas Fiony bertatapan sebentar kepada Gaby sang guru konseling, seperti tengah saling melempar telepaty
" Begini pak, Fiony itu bukanya anak yang bodoh" ujar Gaby." Saya sebenarnya diminta pak Gito untuk membantu mengawasi Fiony, selama saya perhatikan ,Fiony tuh suka sekali menggambar , melihat gambar-gambar Fiony menggunakan krayon, itu sangat bagus sekali. Sebetulnya kepintaran setiap anak tidak sepenuhnya dinilai dari nilai akademik saja. Namun juga kemampuan berpikir mereka dalam menciptakan sesuatu. Dan satu hal lagi setiap anak memiliki lebih dari satu intelligence. Fiony mungkin tidak bagus dalam akademik namun saya merasa dia punya bakat seni yang baik." Jelas Gaby.
"Saya... ingin memberitahu satu hal yang sangat penting untuk ibu dan bapak ketahui"
Papa Fiony dan Mama Fiony menunggu Gaby dengan sangat tidak sabar, mata mereka tak lepas dari wanita muda cantik yang menjabat sebagai guru konseling
"Masalah Fiony yang susah berkonsentrasi dan sering lupa itu sudah masuk kedalam hal yang serius. Namun, sebelumnya saya mohon maaf, menurut saya Ibu dan Bapak bisa mengkonsultasikan Fiony ke dokter atau Psikolog ," Kata Gaby membuat dua orang paruh baya itu tak mengerti
" Maksud ibu apa? kenapa Fiony harus di konsultasikan ke Psikolog?"tanya Shani mama Fiony yang mulai cemas
"Begini bu setelah kami berdua melakukan observasi, kami rasa Fiony mengidap Disleksia" jawab Pak Gito"Betul itu bu, kami melihat gejala itu pada Fiony.""Disleksia? apa itu Dislaksia?" tanya Mama Fio tak mengerti, seakan baru saja mendengarnya. Itu terasa asing untuk seorang pebisnis sepertinya dan seumur hidup baru hari itu ia mendengar sejenis penyakit atau kelainan disleksia.
"Disleksia itu gangguan pada penglihatan dan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan syaraf pada otak sehingga anak mengalami kesulitan membaca, tak hanya itu anak disleksia juga kesulitan untuk mengingat hal-hal dasar seperti urutan, hari bulan atau kadang tidak bisa membedakan kiri atau kanan. " Terang Gaby.
"Meski berada di sekolah menengah saya akui kemampuan Fiony dalam membaca sangat lambat untuk seusianya, hal itu menjadikan dia juga sulit memahami materi yang saya berikan." aku Pak Gito
Penjelasan Gaby dan Gito sudah cukup bagi orang tua Fiony tanpa perlu pergi ke dokter atau psikolog untuk membuktikannya. Meski begitu Mama Fiony tetap saja merasa sedih dan kecewa atas apa yang menimpa dengan anak semata wayangnya itu. Setelah menerima rapor dan berbincang sedikit , kedua orang tua Fiony pun pamit.
Fiony tengah terduduk di salah satu kursi panjang yang ada di koridor lengkap dengan alat gambarnya. Begitu melihat orang tuanya keluar ruangan, ia mulai merasa cemas. Perasaanya mengatakan bahwa dirinya pasti tidak naik kelas, karna hal itu dapat ia lihat dari raut kedua orangtuanya nampak kaku dan cemas.
"Ayo kita pulang " ajak Gracio ketika Fiony mendahului mereka dengan langkah yang terburu-buru.Melihat mamanya yang terburu-buru membuat Fiony mendadak merasa sedih. " Pa, Mama kenapa?" Tanyanya bingung
Gracio tak langsung menjawab, pria tampan itu hanya tersenyum kepada putrinya " Kita ke rumah sakit dulu ya, ke om Bobi, siapa tau om Bobi bisa bantu kamu biar gak jadi pelupa"Fiony mengernyit bingung, ia sama sekali tidak merasa tidak enak badan, bahkan tadi barusan lari-lari ke lantai satu buat nyari kamar mandi yang masih di buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess sleeping (FIONY CHK)
Fanfiction[Romance classic story] Manakah yang harus Fiony pilih Sahabat atau Cinta? SLOW UPDATE