Seluruh orang-orang dalam gedung Victoria Entertainment berlarian keluarga gedung karena bunyi alarm kebakaran berbunyi, tapi setelah 15 menit di luar dan pemadam kebakaran masuk untuk mengecek. Tidak ada api sama sekali.
Sunghoon menghela nafas lega. "Sepertinya ada yang merencanakan ini." Ia melihat ke arah jalanan yang cukup ramai.
"Kau baik-baik saja?" Jake datang menghampiri nya. Semua orang panik, mencoba lari keluar gedung sampai saling mendorong-dorong. Ia khawatir jika Sunghoon terjatuh.
"Aku baik-baik saja."
"Jino-ya, jangan berlari!!"
Keduanya langsung menatap ke seberang jalan karena teriakan Heeseung. Jino dengan semangat berlari menyeberangi jalan, lampu penyebrangan berwarna hijau.
Bruk!
"Jino!" Heeseung berteriak keras.
"Kejar mobilnya!" Ni-Ki langsung memerintahkan para penjaga.
Sunghoon yang awalnya mematung langsung berlari menghampiri putra nya yang tergeletak bersimbah darah. "Jino-ya... Jino, bangunlah... papa mohon."
Jake masih tidak percaya dengan apa yang matanya lihat, putranya... putranya ditabrak oleh mobil yang tiba-tiba datang dengan kecepatan tinggi.
"Hyung...." Ni-Ki menepuk bahu yang lebih tua.
"Katakan jika ini mimpi."
"Hyung."
"Ni-Ki ya, bangunkan aku dari mimpi ini."
"Hyung, aku tau kau sangat terkejut dengan ini. Tapi, kau tau bagaimana keadaan mental Sunghoon hyung." Ujar nya dengan pelan, apalagi saat menyebut nama 'Sunghoon'.
✧════•❁BACKSTREET❁•════✧
Taeyeon memeluk menantunya yang menangis histeris mendengar perkataan Karina tentang keadaan Jino. 5 tahun Jake dan Sunghoon melakukan banyak hal untuk mempertahankan Jino, tapi Tuhan mengambilnya dengan cepat.
Karina langsung memeluk adiknya, hidup Sunghoon sudah sangat berat. Kematian orang tua mereka, berita yang menghancurkan karir dan mental Sunghoon, keguguran di kehamilan pertama, Jino yang terlahir prematur dan memiliki masalah pda jantung nya, keguguran di kehamilan ketiga, dan sekarang Jino yang meninggal.
Jake? Dia masih terdiam, tak percaya dengan perkataan kakak iparnya nya.
"Jake-"
"Tidak, putra ku hanya sedang tidur."
Jay menghela nafas. "Tidur untuk selamanya. Memang berat dan sulit, tapi lihatlah sisi baiknya. Putra mu sudah tidak sakit lagi, Jino tidak perlu datang ke rumah sakit setiap minggu untuk melakukan pemeriksaan."
"Aku paham dengan perasaan mu, tapi keadaan Sunghoon sekarang sama seperti dia kehilangan orang tuanya. Dulu, dia masih bisa diselamatkan dari percobaan bunuh diri nya. Sekarang... tidak ada yang tau."
"Sunghoon bisa menyusul Jino, istri mu bisa menyusul anak kalian."
"Saling menguatkan satu sama lain itu sangat baik, karena kalian lah orang tua Jino, orang yang bekerja keras menyembuhkan Jino. Jangan sampai Jino merasa sedih melihat orang tuanya seperti ini."
"Aku juga pernah kehilangan seorang anak dan itu membuat Jungwon untuk sementara waktu tidak memiliki anak dahulu. Itu lah yang terjadi saat seorang ibu kehilangan buah hati nya yang ia kandung selama 9 bulan, membesarkan nya dengan sepenuh hati."
"Untuk saat ini biarkan Sunghoon dengan ibumu, kakak mu, adikmu, sahabatnya, dan kakaknya. Tapi nanti, temani dia dan ajak dia bicara. Buat dia mengeluarkan apa yang dia simpan, kau juga bisa mengeluarkan nya saat itu juga. Saling melepaskan kesedihan bersama."
"Ini memang berat, tapi percayalah jika Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang bahagia untuk kalian." Jay menepuk-nepuk bahu teman dekatnya tersebut. "Jino pasti bangga memiliki kedua orang tua seperti kalian."
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Backstreet || JakeHoon
FanfictionPark Sunghoon yang trauma pada negara asal nya dan memilih tinggal di negara orang, lebih tepatnya Amerika serikat. Setelah bertahun-tahun di Amerika, terpaksa kembali atas permintaan pasangannya yang seorang CEO perusahaan hiburan ternama, Jake Shi...