Chapter 38

1.3K 56 0
                                    

Happy reading!

*

*

*

"Seorang penjahat pantas di benci dan di jauhi."

_Athur Erlangga_

***

Athur menghembuskan nafasnya kecewa. Kejadian ini benar-benar membuat Athur frustasi. Ia tak menyangka Shila bisa melakukan hal sejahat itu. Athur menghampiri Shila yang masih mematung di tempatnya sejak kejadian tadi.

"Udah puas lo?"

"Al, maafin gue. Gue tau lo kuat, bertahan ya."

"Lo tuli? Tatap muka gue!"

Shila mengangkat wajah nya. "Apa?" tanya nya dengan dingin.

Athur mendekatkan wajahnya dengan wajah Shila. Hingga jarak kedua nya begitu dekat. Athur menatap Shila dengan tajam.

"Kalo terjadi apa-apa sama Alana, lo harus tanggung jawab. Gue nggak nyangka lo bisa sekejam ini."

Athur menjauhkan wajahnya dari wajah Shila, lalu ia tertawa. "Gue harap, gue nggak akan jatuh hati lagi sama lo. Karna orang kaya lo pantas di benci, bukan di cintai."

"Sekarang juga lo pergi dari rumah ini. Lo juga gak boleh tinggal di rumah gue. Penjahat kaya lo pantas di jauhi."

Shila mengangguk. "Oke. Dari dulu juga gue nggak mau tinggal di rumah lo. Lo nya aja terlalu bodoh nawarin gue tempat tinggal."

Setelah itu Shila langsung pergi dari rumah Athur. Shila berjalan dengan kaki yang terasa lemas. Ketika berhadapan dengan Gibran dan Arya, Shila menatap mereka sebentar tapi mereka langsung memalingkan mukanya. Untuk menatap Shila saja mereka merasa muak. Kali ini kesalahan Shila terlalu fatal dan tak bisa di maafkan lagi. Nyawa Alana yang menjadi taruhan nya.

***

"Zan, Alana akan baik-baik aja, kan?" Nara terus menangis sambil memeluk Zanna.

"Alana pasti baik-baik aja. Alana itu kuat jatoh dari atas monas aja dia gak akan kenapa-napa," ucap Zanna menenangkan.

"Sekate-kate lo!" Nara memukul lengan Zanna.

Zanna mengusap air matanya yang terus keluar dari matanya. Ia berusaha terlihat kuat di depan Nara. Namun Zanna tidak bisa berbohong ia begitu hancur dengan apa yang telah terjadi. Zanna akhirnya menangis mengeluarkan semua bebannya. Begitu juga Nara, kedua kini saling berpelukan dan terisak dalam tangisan. Persahabatan yang dulu begitu indah, mereka tak menyangka bahwa semuanya akan berakhir begini. Ini terasa begitu sakit. Semuanya memang sudah berubah. Tidak ada yang akan seindah dulu lagi.

"Kita harus laporin penjahat itu ke polisi, dia pantas berada di penjara," ucap Leon.

"Biarin aja, Om. Nanti juga alam akan menghukum dia," ucap Ravel.

Leon hanya mengangguk. "Keluarga Alana sudah tau soal hal ini?"

"Belum, Om. Mereka lagi di luar negeri, mereka gak bisa di hubungi."

"Kapan mereka pulang?"

"Nggak tau, Om. Kata Alana sih, masih lama pulangnya."

Leon mengangguk mengerti. "Kamu harus selalu ada buat Alana."

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang