"Chika…." Panggil fiony ketika melihat chika berjalan melintas di depan koridor kelasnya.
Chika yang dipanggil pun sepintas langsung berhenti dan menoleh ke arah fiony yang berjalan mendekati dirinya."Chik maaf ya waktu itu aku nggak dateng,"ucap Fiony yang terlihat malu-malu dan sedikit takut ketika membahas perihal pertemuannya di tempat rahasia saat kemah lalu batal karena Eve menahannya. "Soalnya Eve tiba-tiba ngajakin aku kumpul sama yang lain"
"Iya nggak papa fio," Chika tersenyum sembari menggaruk belakang leher yang tak gatal, chika selalu terlihat cantik meski kadang agak kikuk, kadang kelihatan bego juga saat spontan garuk-garuk leher atau kepala di depan Fiony , ternyata dia tidak benar-benar marah, hanya sedikit kecewa tapi itu sudah berlalu.
Sementara Fiony itu gadis kalem , pendiam , gloomy dan lumayan nggak percaya diri, termasuk waktu bicara langsung dengan Chika yang jelas-jelas suka sama dia.
Mereka berdua itu bagaikan langit dan bumi, sama sekali tidak cocok, begitulah pemikiran Eve yang kebetulan melihat Fiony dan Chika bertemu di depan kelas. Itu pertama kalinya ia melihat Chika mau dekat dengan orang lain selain Zara dan dirinya, bahkan bisa dilihat tatapan serta gestur tubuh Chika terhadap Fiony sangat berbeda dibanding saat bersama cewek-cewek lain, yang tidak dimengerti Eve kenapa harus Fiony.
Semenjak beberapa temannya baik sekelas, maupun beda kelas bahkan adik kelaspun suka ngeshipin Chika dengan dirinya, dan bagaimanapun itu Eve merasa harus berusaha untuk membuat itu jadi kenyataan. Ia tidak ingin Chika dekat dan menyukai Fiony yang terkenal bukan karna berteman akrab dengan Eve tapi karena tidak bisa menulis dan membaca saja masih terbata-bata.
"Eh fio !" Eve mendadak ngerangkul pundak fiony. "Ke kantin yuk!"
Fiony melirik pada Chika yang masih duduk di belakangnya menunggu semua orang keluar dari kelas."eumm gue..," dia ingin menolak tapi Eve memaksanya sehingga membuat dirinya tidak bisa berkata apa-apa.
Eve berpura-pura tidak peduli dengan ekspresi Chika yang bingung setiap kehilangan kesempatan untuk bisa mengenal lebih Fiony, dan Eve selalu muncul di saat yang tidak diinginkan.
Sementara itu ujian nasional semakin dekat, semua siswa mulai khawatir terutama Fiony dan Zara, karena dua anak itu selalu dapat nilai pas-pasan dari tahun ketahun untuk naik kelas sementara bagi Chika dan Eve tetap santai.
Zara dan Chika saat ini sedang di atap sekolah, keduanya menikmati semilir angin namun dengan perasaan yang berbeda terutama zara.
"Gue kayaknya bakalan nggak bisa chik" Zara kelihatan takut sendiri saat Chika menegurnya karena banyak melamun . " gue nggak bakal lulus"
"Ya lo makanya belajar dong, jangan bolos mulu,"jawab Chika. "lo liat sendirikan akibatnya lo jadi repot gini karena lo udah males belajar"
"Chik , lo bisa gak tolongin gue kasih contekan?", pinta Zara tampak putus asa. "Gue beneran butuh bantuan lo. Kalo gue nggak lulus nih gue bisa dihajar sm bokap"
Chika menoleh menatap Zara yang memelas lalu tersenyum " tenang aja, gue pasti bantui lo kok."
Zara yang mendengar itu pun terlihat sumringah " serius??"tanyanya meyakinkan
"Iya serius, tapi bukan nyontek , gue bakal nolongin lo buat belajar , gimana?"
Wajah sumringah tadi langsung lenyap begitu saja mendengar penuturan terakhir dari chika, Zara gak yakin dengan ide Chika itu, karna dia nggak sepintar Chika.
Meski mencoba buat belajar semalaman sampai tidak tidur , tetap saja dia ketakutan sendiri, bagaimana kalau semua soal yang pernah dibahas dan dipelajari tidak keluar di ujian?, semuanya bakal sia-sia. Lagi pula bagaimana bisa dia mengingat begitu banyak rumus dalam waktu singkat.
"Zar gue mau ngasih lo contekan,"Eve tiba-tiba muncul kayak setan yang gak diundang,"gue bisa jamin lo bakal lulus ujian"
"Beneran nih Eve?" Zara terlihat senang, lega, ia seolah rela melakukan apa saja demi tawaran yang menggiurkan itu dari Eve.
"Makasih banget Eve!Gue sama sekali nggak bisa konsen kalo belajar, tau nggak?"Ada syaratnya sih Zar, lo harus nolongin gue juga gimana?" Kata Eve dengan seringai kelegaan.
"Oke, gue harus nolongin lo apa?" Zara memandangi Eve dengan sungguh-sungguh
"Bantu gue misahin Chika dari Fiony" kata Eve to the point
"What? Tapi eve.. Chika ksn suka sama Fiony…." Zara makin bingung dan bimbang " Chika sahabat gue eve dan gue gak bakal bisa.."
Eve berdecak ia mulai kesal dengan Zara "lo tuh mau lulus atau nggak sih?,"
"Eve lo kok tega sih sama Fiony?Zara menggeleng tak percaya. "Gue.. gue nggak bisa"
"Oke, inget ya penawaran gue cuman datang sekali. Dan memang benar Chika nganggep lo sahabat? Kalo iya kenapa dia nggak mau bantu lo" tanya Eve . "Denger ya zar gue nggak percaya lagi sama yang namanya sahabat ngerti lo?
"Eve lo tuh kenapa sih sebenernya?" Tanya zara sambil mencekal tangan Eve supaya tak langsung pergi dari sana.
Eve segera melepaskan cekalan Zara , dan menatap tepat pada mata gadis berambut sebahu itu " Sekarang gue tanya lagi ya sama lo , lo mau bantu gue apa enggak? Dan gue butuh jawaban Lo SEKARANG!" ucap Eve penuh penekanan
Zarapun tertunduk sebentar, dia mencoba menentukan pilihan dan akhirnya yakin gak yakin dia menerima tawaran Eve. " oke gue bantuin lo eve…." Katanya dengan lemas
Dan eve pun tersenyum puas.
.....
Hari ujian nasional pun datang juga, jeda waktu setelah selesai ujian dan pengumuman kelulusan cukup lama
Hari itu eve main ke rumah fiony mereka bertukar cerita tentang hal yang remeh temeh sampai pada pembahasan teman-teman kelasnya.
" eh btw kalo di perhatiin tuh Chika keren juga ya" kata Eve yang tiduran di kasur milik Fiony.
Jemari fiony yang sedang menggambarpun mendadak kaku, ia menoleh ke belakang menatap Eve yang sedang menghayal tentang Chika
"Gue gak sadar selama ini, selain itu dia juga baik banget jadi ingat gimana dia nyelametin gue pas di sungai waktu itu" kata eve
Fiony tak berkomentar apapun, ia juga jadi tidak bisa menggambar lagi perkataan eve seakan menyadarkannya akan sesuatu
Eve bangkit dari tidurnya, gadis itu pura-pura tak menyadari kalau Fiony cukup terganggu dengan pembahasan itu.
"Eh fio kayaknya aku suka deh sama Chika" ucapnya lagi " Gue bakal daftar di sekolah yang sama kayak Chika deh nanti"
Fiony berusaha untuk tersenyum meski ia merasakan perasaan yang aneh di dalam hatinya. " eh bagus kalau gitu" jawab Fio seadanya. " kalian berdua cocok kok"
"Beneran Fi?" Eve kelihatan girang dengan kalimat yang Fiony lontarkan "Lo bakal dukung gue sama Chika kan?"
Fiony dengan samar menganggukan kepala, dan entah apa yang dirasakannya ketika melihat mimpi Eve yang begitu indah, yang jelas ia merasa sedih dan bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess sleeping (FIONY CHK)
Фанфик[Romance classic story] Manakah yang harus Fiony pilih Sahabat atau Cinta? SLOW UPDATE