the beginning

227 18 2
                                    



"Opso."

"Tidak ada seorang pun yang datang ke rumah duka. Hanya ada aku."

Jiwoo menjawab dengan tatapan yang lurus memandang kosong. Nafasnya teratur dengan tenang meski emosi nya yang tidak teratur bersembunyi pada setiap helaian nafasnya.

Detektif di depannya memberi mimik wajah yang menagih kepastian. "Kau yakin?"

"Ada atau pun tidak, mereka hanya mengirimi ucapan sampah untuk dipajang." Jawab Jiwoo dengan tegas.

"Baiklah." Sang detektif menghembuskan nafasnya. "Kalau begitu, saya sampaikan bahwa kasus ini akan segera ditutup dengan kesimpulan pembunuhan."

"Kami disini hanya untuk menyampaikan informasi final dari pihak kepolisian seputar kasus mendiang Yoon Dong Hoon."

Kedua iris hitam Jiwoo seketika tertuju pada wajah detektif di depannya. Mendengar kalimat sampah yang baru saja dikatakan oleh pihak polisi di depannya ini rupanya semakin membuat api amarah Jiwoo mulai membara.

"Shiibal." Umpat Jiwoo, mengulum lidahnya.

"Jadi bagi kalian kasus pembunuhan ayahku hanya semacam lelucon belaka?" Sindir Jiwoo.

"Kalian benar-benar polisi yang tidak becus berkerja ya? Kalian semua sampah, nyawa seseorang kalian jadikan lelucon. Bagaimana jika nyawa kalian juga kujadikan lelucon? Itu pasti akan giliranku untuk tertawa."

Sang detektif yang tampaknya sudah memprediksi datangnya amarah Jiwoo pun mulai mempersiapkan dirinya.

Kedua mata mereka mulai beradu.

"Tolong jangan pernah mengira bahwa perkerjaan kami mudah. Kasus ayahmu bukanlah satu-satu nya kasus yang ada di meja kami." Ujar detektif, berusaha untuk membela dirinya sendiri.

"Kalau begitu lakukan dengan becus, brengsek!"

Jiwoo meraih kerah dari sang detektif dan mendekatkan wajahnya. Gadis muda itu sudah sangat siap untuk berkelahi dan menghabisi lelaki di hadapannya itu.

Namun detektif yang berada dibawah cengramannya itu tak berkutik.

Dengan kedua wajah mereka yang saling berdekatan, mata mereka masih beradu api.

"Jaga perilakumu, ini kantor polisi. Lepaskan aku dan kita bisa bicara dengan baik." Ucap detektif berusaha untuk bernegosiasi.

"Katakan saja seperti ini, bagaimanapun juga kau akan habis ditanganku." Tukas Jiwoo dengan penuh penekanan.

Detektif tersebut berusaha untuk meraih sebuah map hitam di atas mejanya dan membukanya perlahan. Lalu menarik sebuah foto dengan wajah sosok yang tak asing bagi Jiwoo.

Foto tersebut merupakan sebuah hasil foto rekaman cctv yang bertanggal pada hari kematian Dong Hoon.

Seketika pun Jiwoo melepaskan cengkramannya pada dang detektif dan merampas foto tersebut. Dan dengan waktu yang bersilang pun ekspresi wajah Jiwoo berubah, menunjukkan ketidak percayaan dan ketakutan yang amat besar.

 Dan dengan waktu yang bersilang pun ekspresi wajah Jiwoo berubah, menunjukkan ketidak percayaan dan ketakutan yang amat besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
No OrdinaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang