Chap.1 [ New place ]

187 21 0
                                    


⋆⋆🐰🐻⋆⋆











"Kenapa lama sekali? Apa ada yang masih tertinggal?" tanya Taehyung sambil membukakan pintu belakang mobil. Lalu ia beralih kedepan untuk duduk di bangku penumpang, Jimin sudah lebih dulu duduk di bangku kemudi.

"Kotak biru dibawah ranjangku tidak ada, apa papa mengambilnya? Tadi aku mencari tidak ketemu." Hyojin yang duduk disamping adik kecilnya yang sedari tadi sudah tertidur lelap di bangku khusus anak kecil.

"Sepertinya ada di kopermu, papa tadi sempat membereskannya," jawabnya sambil menatap kebelakang, memastikan kedua anaknya sudah duduk nyaman.

"Papa tidak bohong, kan" Taehyung mengernyit ketika anaknya dengan mudah menuduh dirinya membuang benda kesayangannya yang Taehyung saja tidak tahu apa isinya. Karena ketika ditanya, Hyojin selalu bilang jika itu rahasia.

"kenapa menuduh papa seperti itu? Papa tidak mungkin seenaknya membuang barang-barang milikmu."

"Memang apa isinya, jin-ah?" penasaran, Jimin menyahut, melihat dari kaca spion tengah sambil fokus menjalankan mobilnya.

"Paman Jimin tidak perlu tahu, kotak biru itu sangat rahasia."

"Baiklah, nanti saja setelah sampai disana kita cari. Sekarang lebih baik kita berangkat."







"Jaga diri kalian baik-baik, ya? Jangan lupa untuk menghubungi Hoseok Hyung dan Yoongi Hyung ketika sampai di Ibu Kota agar mereka langsung menjemput kalian."

"Iya, kau juga jaga kesehatanmu jangan bekerja terus." Taehyung lalu memeluk jimin sebentar ketika anak bayinya merengek karena terjepit diantara dua orang dewasa. Jimin dengan gemas mencubit pipinya, "Ya Tuhan, hyori-ah yang menggemaskan jangan kangen dengan paman Jimin, ya. Karena Paman Jimin Pasti tidak akan bisa bertahan." Anak kecil dengan baju Overall berwarna merah muda itu semakin merengek tidak suka.

Jimin lalu beralih pada anak perempuan menuju remaja, menatapnya sayang, "Kau juga, Hyojin-ah. Jadilah anak perempuan yang baik, jaga dirimu juga papamu, ya. Marahi saja jika papamu bandel, karena Paman Jimin tidak akan bisa." Hyojin hanya mengangguk lalu memeluk paman kesayangannya itu meskipun kadang menyebalkan. "Paman Jimin juga jaga diri baik-baik, jangan lupa untuk mengunjungi kami di Seoul." Jimin mengangguk.

Beberapa menit setelahnya kereta membunyikan klakson, mengumumkan keberangkatannya.

"Telpon sesering mungkin atau aku akan gila, aku perlu tahu bahwa kalian baik-baik saja!" Jimin berteriak ketika kereta mulai bergerak.

Taehyung mengangguk sambil mengacungkan jempol kanan tangannya, anak-anaknya membalas berteriak pada jimin.

"Bye-bye Paman Jimin! Kami akan merindukanmu!" Teriak Hyojin yang diikuti adiknya meskipun tidak terlalu jelas.

Hanya dalam beberapa detik, Taehyung kehilangan semua kenangan yang ia lalui di kota Busan. Ia sedih, namun ini adalah awal baru untuk kehidupan yang lebih baik, walau sedikit ada rasa ragu. Menatap kedua anaknya bergantian, Taehyung terkadang merasa bersalah telah memisahkan mereka dengan ayahnya. Bagaimana mereka akan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, teman baru dan tetangga baru yang pasti saja ada tidsk berbeda. Bagaimana jika anak-anaknya akan bertanya tentang ayahnya yang jauh, itu yang Taehyung khawatirkan.

"Hyojin-ah, maafka papa," harapnya.

"tidak masalah, pa." Hyojin membalasnya singkat lalu kembali memandang keluar jendela melihat pemandangan yang terlihat mengabur karena pergerakan kereta.

Terkadang taehyung berpikir untuk memaafkan mantan suaminya dan kembali bersama, tetapi hatinyan enggan membiarkan. Taehyung merasa ia bukan orang tua yang baik karena lebih mementingkan hatinya ketimbang kebahagian anaknya yang sangat menyayangi ayah alphanya.

Sejenak mengambil napas pelan, mencoba menenangkan dirinya. Ini Sudah keputusannya.







Perjalanan memakan waktu berjam-jam, hampir sepanjang hari, sehingga ketika mereka akhirnya mendekati Kota Seoul hari sudah mulai gelap. Menatap lautan cahaya yang tak berujung yang naik ke langit, sangat mengesankan. Ia lalu membangunkan anaknya ketika kerita berhenti.

Mereka turun di stasiun kereta api, berjalan keluar sambil membawa dua koper besar yang Teahyung pegang dan menyuruh Hyojin untuk menggendong adiknya juga tas ransel miliknya. Semua orang terlihat bergegas ke suatu tempat, Taehyung lalu memandang kepenjuru stasiun untuk mencari keberadaan hyungnya yang sebelumnya sudah menelpon jika mereka sudah menunggu di stasiun.

"taehyung-ah!" Taehyung mencari suara teriakan seseorang memanggil dirinya, dan disana Seorang omega yang terihat antusias sedang melambaikan tangannya. Taehyung lalu berjalan mendekatinya.

"Hoseok Hyung, aku merindukanmu." Sapa taehyung sambil memeluk hyungnya itu.

"Aku juga merindukanmu, Tae. Dan tentu saja keponakan paman yang manis dan menggemaskan ini." Hoseok lalu berganti memeluk kedua anak Taehyung.

"Paman Hoseok, Hyojin juga merindukanmu," Jawab Hyojin.

"Baiklah kita lanjutkan nanti, sekarang kita ke mobil agar kalian bisa beristirahat."

"Maaf kami merepotkanmu hyung."

"Kau bicara apa Taehyung, tentu hyung sangat senang jika direpotkan oleh kalian."

"Terimakasih hyung." Hoseok mengangguk lalu membantu Taehyung membawa kopernya.

Mereka Lalu kembali berkendara menuju tempat yang akan ia sebut rumah.







Taehyung berdiri sejenak sambil menggendong Hyori yang kembali tertidur, memandang apartemen baru yang akan mereka tempati. Ia tersenyum melihat apartemen yang sederhana, tidak terlalu besar maupun kecil. Ruang tamu yang pas untuk mereka bertiga, juga terhubung dengan dapur. Ada dua kamar utama untuk dirinya dan juga Hyojin dan juga satu kamar mandi. Ini cukup pikirnya, sebelumnya ia juga melihat ada taman bermain untuk anak-anak. Hyori akan menyukainya, tentu saja.

Taehyung hanya berharap kehidupan baru di tempat baru akan membawanya pada kebahagian.

Ia lalu berterimakasih kembali pada hyungnya yang langsung pulang karena masih harus menemui Yoongi Hyung. Kemudia membawa kedua anaknya untuk tidur di kamarnya yang sudah ia rapikan. Mereka tidur untuk bangun di pagi hari selanjutnya.






TBC.

Hai, this is my new story with chapter ;) hope you will like it.

Ini bakalan fluff/random manis-manis aja.

Terimakasih:) 

Let's Called It Home [ Kookv ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang