Chapter 22: It's Like Deja Vu

2.8K 218 2
                                    

"Bian, sarapan sudah siap!" Kata Bella setengah berteriak.

Ia meletakkan sepiring besar nasi goreng hasil masakannya yang berisi ayam suwir, kacang polong, dan tiga buah telur mata sapi di atasnya.

Ia juga menyiapkan kursi duduk Kei dan meletakkan makanan milik putrinya itu. Menu Kei hari ini adalah broccoli and cheese egg roll. Ia juga melengkapi piring makan Kei dengan potongan buah blackberry dan stroberi.

Setelah semuanya datang, mereka mulai makan bersama. Kei pun dengan lahapnya memakan makanan buatan Bella dengan tangan kanannya. Bella sengaja membiasakan Kei makan sendiri walau ujung-ujungnya berantakan.

"Wah, cucu Nenek udah kayak bule ya. Makanannya ala barat," canda Mama Lana.

"Mau gimana lagi, Ma. Di sini susah banget cari rempah-rempah yang dipakai di masakan Indonesia. Harus pergi ke Mandal. Oh iya, ngomong-ngomong setelah ini tetangga Bella mau ngajakin ke Mandal, nih! Mama mau ikut?"

"Mandal itu kota, Bell?" Tanya Bian.

"Iya, lebih tepatnya kota pusat administrasi di Lindesnes. Di sana ada beberapa kedai atau minimarket yang khusus menjual makanan atau rempah-rempah khas Asia," jawab Bella.

"Bell, Mama agak pusing karena masih jet lag. Kalian aja ya, yang ikut," kata Mama Lana.

Bella nyaris tersedak. Ia melanjutkan pembicaraan, "Tapi siang nanti Mama ikut Bella ke rumah keluarga Karlsen ya, mereka mengundang kita semua untuk lunch."

Mama Lana menjawab dengan anggukan kepala.

💮💮💮

Dua kakak beradik Avalee tiba di Oslo pagi ini. Renatta segera mengontak orang-orangnya. Tak lama kemudian ada beberapa orang yang menjemputnya dan Tiffany.

Di dalam mobil, ia berbicara dengan beberapa informannya.

"Tuan Erlangga pagi ini sudah meninggalkan hotel tempat ia menginap, Nona."

"Kemana ia pergi? Bukankah ia ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan di sini?" Tanya Tiffany.

"Sebenarnya proyek perusahaan baru akan dimulai pada minggu depan, Nona," jawab Sozonov sang informan.

Mereka berdua mendengarkan penjelasan Sozonov dengan cermat. Setelah mereka sampai di hotel dan merebahkan badan sejenak, keduanya melanjutkan perjalanan menuju Mandal, tempat yang Erlangga tuju saat ini.

💮💮💮

Erlangga menatap kota yang ia singgahi. Dirinya begitu kagum atas keindahan kota ini.

Mandal, adalah kota pertama di Lindesnes yang ia singgahi. Mandal adalah kota terbesar di Lindesnes yang terletak di muara sungai Mandalselva di ujung selatan lembah Mandalen.

 Mandal adalah kota terbesar di Lindesnes yang terletak di muara sungai Mandalselva di ujung selatan lembah Mandalen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Not A Perfect Mother [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang