STEP. 06

12 2 0
                                    

Mohon diingat. Alur cerita ini mengikuti budaya Korea.

- - -

Bertemu kembali dengan Ji Yoo membuat Jeong menyadari betapa waktu berlalu dengan cepat.

Bahwa mereka sudah bukan Jeong yang berumur 19 tahun dan Ji Yoo yang berumur 14 tahun lagi.

Melihat Ji Yoo saat ini, membuat Jeong merindukan masa lalu.

- - -

Flashback.

Kembali ke beberapa jam sebelum Ji Yoo bisa sampai berada di apartemen Jeong.

Mereka sampai dengan selamat masuk ke mobil Jeong.

Jeong coba menanyakan alamat rumah Bo Mi kepada Ji Yoo. Tetapi bertanya kepada orang yang dalam keadaan mabuk, tentu saja tidak ada gunanya.

"Ji Yoo-ya*, tolong kasih tahu aku di mana alamat rumah Bo Mi. Aku akan antar kamu ke sana."

"jiajijanejnuydyg#@$%" bukannya menjawab, Ji Yoo terus menggumam kata-kata yang tidak jelas.

Karena Jeong tidak memiliki nomor telepon Bo Mi, dia pun coba menghubungi pak Choi. Namun sudah cukup lama Jeong menunggu, panggilan teleponnya tidak dijawab juga.

"Hahhh... Kalau gitu aku telepon ibu Ji Yoo saja."

Namun tiba-tiba Ji Yoo menutup mulut Jeong dengan tangan kirinya.

"Shtt! Jangan! No, no, no~ Aku. Enggak. Mau. Pulang. Ke. Rumah. Titik!" Ji Yoo pun melepas tangannya dari mulut Jeong. Kemudian dia lanjut bergumam.

"Kalau kamu memang enggak mau pulang, dan enggak mau aku telepon ibu kamu. Aku pinjam handphone kamu. Biar aku telepon Bo Mi dan tanya alamat rumahnya."

Jeong mendekat kepada Ji Yoo agar dia bisa mengambil ponsel yang berada di dalam tas Ji Yoo.

Namun Ji Yoo langsung memegang tasnya dengan erat, seperti tidak akan membiarkan siapa pun mengambil tasnya.

"Enggak boleh! Ini punyaku!"

"Aku pinjam tas kamu sebentar ya? Oke?"

"Eng~gak!"

"Atau kamu mau aku telepon ibu kamu?" Jeong memberi pilihan.

Ji Yoo langsung menatap Jeong, lalu tiba-tiba dia menggenggam kerah kemeja Jeong.

Tentu saja Jeong dibuat sangat terkejut, dan juga tercekik karena cengkeraman Ji Yoo yang cukup kuat.

"Aku benci ibu! Jadi jangan berani-berani telepon ibu aku! Mengerti?" Ji Yoo semakin mengencangkan genggaman tangannya pada kerah kemeja Jeong.

Membuat Jeong sulit bernafas.

"Uhuk! Ji Yoo! Lepas!"

Bukannya melepaskan genggamannya, Ji Yoo malah mengguncangkan tubuh Jeong.

"Aku benci sama ibu yang terus jodohin aku sama cowok-cowok enggak jelas! Aku benci sama ayah yang enggak suka aku jadi model! Aku benci sama kakek yang enggak berpihak sama aku lagi! Aku benci sama Jeong Han oppa yang ninggalin aku sendiri di rumah! Dan aku harus mengalami itu semua sendiriaaaan!"

Setelah berteriak-teriak, Ji Yoo tiba-tiba tertunduk lalu mulai menangis, namun masih belum melepaskan genggamannya pada Jeong.

"Ji Yoo-ya? Kamu baik-baik aja?"

Ji Yoo lalu mengangkat kepalanya, membuat dia dan Jeong saling bertatap muka dengan jarak yang cukup dekat.

"Oh? Jeong seonbae! Kenapa seonbae bisa ada di sini? Hahahaha!"

Back to Yoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang