Bagaimana rasanya hidup di tengah-tengah keluarga yang rusak istilahnya Broken Home ? Hah... Apa kalian akan tetap baik-baik saja atau malah menjadi orang lain sebagai tindak unjuk rasa?
Begitulah yang aku rasakan saat ini, 17 tahun menjalani kehidupan yang aku pikir baik-baik saja, tapi tepat satu bulan setelah ulang tahun ku semua hancur berantakan. Keluarga yang selalu aku junjung yang aku banggakan sirna seketika saat aku tak sengaja mengetahui surat perceraian kedua orang tuaku. Sulit rasanya untuk menerima kenyataan, sungguh ingin rasanya pergi ke negeri entah berantah bermaksud menenangkan diri. Tentu 17 tahun sudah bukan anak kecil lagi bukan? Harusnya aku paham tentang masalah itu, benar aku sungguh paham, tapi yang membuatku bertanya-tanya adalah bagaimana bisa mereka menyembunyikan status mereka di depan ku? Dengan berpura-pura masih saling menyayangi dan berakting menjadi orang tua yang sempurna bagiku? Itu sungguh membuatku terluka. Seharusnya mereka jujur padaku, mungkin aku lebih bisa menerima, dan yang membuatku sakit lagi adalah Ayahku yang ternyata telah memiliki keluarga baru tanpa sepengetahuanku. Bagai tersambar petir di siang bolong saat aku tahu Ayahku telah menikah lagi dan mempunyai seorang putra. Ya Tuhan kenapa kau sungguh tega kepada ku.
__________
Hari ini adalah pernikahan Bundaku, yah... Setelah aku mengetahui semuanya Bundaku memutuskan untuk menikah lagi. Sudah setaun ini aku saling mengenal dengan keluarga dari calon Ayahku, sebenarnya aku tidak masalah asalkan Bunda bahagia itu sudah cukup bagiku. Lagipula aku juga masih sekolah, tentunya membutuhkan banyak biaya dan jika hanya Bunda yang bekerja itu tidak akan cukup. Jadi aku memutuskan untuk menyetujuinya, tapi yang membuatku tidak nyaman adalah calon dari kakak tiriku dia membuatku takut saat berdekatan dengannya, aku tidak tau pasti kenapa dia selalu bersikap dingin dan acuh saat bersamaku ataupun bundaku, mungkin dia belum menerima kedatangaku dan Bundaku dalam hidupnya, tapi entahlah aku pikir tatapannya sedikit berbeda kepadaku dan itu selalu membuatku merinding.
____________
Acara pernikahan selesai, saatnya aku istirahat oh.. aku sungguh merindukan kasurku yang empuk. Rencana untuk segera pergi tidur terancam gagal, karena sekarang aku tidak berada di rumahku sendiri melainkan di rumah Ayah baruku. Aku bingung nanti aku akan tidur di mana?
"Bunda"
"Oh.. Junkyu kemari sayang, kenapa masih di sini apa kau tidak mengantuk hem?"
Ucap Jisoo Bunda dari Junkyu."Emm tentu, aku sungguh merindukan kasurku yang empuk"
Junkyu cemberut lucu."Gemesnya anak bunda, baiklah sekarang kamu ke atas okey"
"Ke atas? Kemana?"
"Ke kamarmu sayang"
"Oh benar jadi kamarku ada di atas bun?"
"Emm, bukan maksud bunda—"
"Maksudnya kamu ke atas lebih tepatnya ke kamar kakakmu Junkyu"
Ucap Hanbin Papa baru Junkyu seraya tersenyum."Ooh- begitu ya?"
Beo Junkyu."Iya, maafkan Papa sayang sebenarnya ada satu kamar yang lain tapi itu sangat kotor dan berantakan. Jadi daripada repot-repot dibersihkan untuk sementara waktu kamu lebih baik tidur di kamar kakakmu"
Hanbin menjelaskan."Ayo ke atas, kakakmu sudah di kamarnya. Kalau kamarnya dikunci ketuk saja Okey? Dia akan membukanya. Tidak usah sungkan begitu Junkyu, sekarang ini rumahmu juga"
Ucap Hanbin."Err- Terimakasih Papa, Aku pamit ke kamar dulu"
"Yaa, Good night Junkyu"
"Good night too Mom and Dad"
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother [Harukyu]
Fanfiction"Sekarang aku mulai takut..." "Oh tidak, seseorang tolong aku" -Junkyu "Wanna play with me, baby boy?" "Sungguh sayang untuk dilewatkan" -Haruto