Chapter 4

38 4 1
                                    

Prechap :

Tak berselang lama kemudian, sebuah pesan masuk ke dalam ponsel keduanya. Tangan Jiya mendadak tremor, sementara sorot mata Justin menajam beku-penyebab nya tak lain adalah notif pesan dari LadyAria sang moderator permainan, mengirim sebuah foto.

LadyAria :


Happy Reading😘

.
.
.
.
.

Farhan Aldebaran itu tukang makan.

Jika seseorang mengatakan ia rakus dan gendut seperti babi, maka dengan cuek ia berkata,

"Selagi aku membayar makananku sendiri, lebih baik tutup mulutmu yang berbau seperti kotoran babi itu!"

Sadis? Tidak juga—nyatanya itu hanya salah satu umpatan kecil paling sopan yang diucapkan Farhan.

Dia bukan termasuk orang-orang yang suka mengumpat setiap saat, hanya saja ucapannya kadang begitu menyayat hati jika seseorang berani menyinggung bentuk badan dan pola hidupnya yang konsumerisme.

"Han, bagi keripik dong." ini suaranya Luthfi, si Anak Sastra Inggris yang suka dipanggil jablay gegara suka godain ciwi-ciwi seksoy.

Padahal fakultas bahasa sama fakultas ekonomis bisnis lumayan jauh, tapi Si Luthfi pengen main-main ke jurusannya Farhan gegara anak manajemen banyak yang cantik.

Mayanlah ya kalau bisa dapet degem gemoy—Luthfi pecinta wanita.

"Nape lu di mari? Abis ditolak Sania lagi?"

Luthfi mukanya langsung asem, "Yah bismillah dulu lah ye bang kalo mau nyeplos, sakit ati nih babang tamvan ditolak."

"Resepnya mepet mantan gue tuh gampang, tinggal lo punya muka ganteng macem gue cukup, Fi."

"Teros aja teross.. tang-mentang muke lu ganteng."

"Weitss.. Apa ini? Kok lagi rukun? Ayo tengkar dong, gue suka keributan, mayanlah buat bahan viral." kata Stefano, Si Sultan Old Money jurusan Hukum yang lagi belum bisa move on dari Kanjeng Ratu Irene.

"Ayok gelud! Gelud! Gelud!" Satria Sama Sandy yang tadi gak sengaja kepapasan sama Stefano di taman ikut jadi kompor di belakang.

"Antek-antekku mau duit?" kata Stefano.

"Beri kami berapapun, perintahmu akan kami laksanakan Sultan Stefano." Kata Satria, Sandy, dan Luthfi kompak.

"Hari ini gocap dulu ye, besok cepek dah." kata Stefano sambil ngasih ketiga bocah itu uang lima puluh ribuan.

Luthfi yang tadi nyolongin keripik Si Farhan tiba-tiba pindah ke belakang Stefano-Seakan paduan suara, mereka bertiga ngucapin kata-kata yang udah mereka hapal di luar kepala.

"Bang Stefano Shailendra paling ganteng!" — Sandy.

"Lebih ganteng dari Si Farhan!" — Satria.

"Duitnya sangat banyak, tidak seperti rakyat jelata!" — Luthfi.

"Bang Stefano, Yes!"

Arjun, Yogi, sama Haikal yang baru balik dari ruang band abis bahas mixtape terbaru mereka, seketika nge-blank sambil ngelus dada sama kelakuan mereka yang agak di luar angkasa.

Doni juga yang baru datang dengan muka lempeng kayak abis di sidang paripurna, mulutnya langsung nyocot sarkas,

"Terlihat seperti qosidahan trio wekwek!"

Death ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang