Part 27

1.1K 70 6
                                    

Pagi ini, Aira sarapan sendiri tanpa di temani suaminya. Ayas sudah berangkat pagi-pagi sekali karena Ayas bilang ada cabang bisnisnya yang berada di Karawang mengalami masalah, jadi harus ia sendiri yang pergi untuk menyelesaikan nya.

Sedih tentu Aira rasakan, tapi mau bagaimana lagi. Sebisa mungkin Aira harus mengerti dengan kesibukan Ayas sekarang.

Mungkin hari ini Aira akan menghabiskan waktunya dengan berdiam diri di rumah. Tidak akan mengantarkan makan siang seperti biasanya. Dan saat ini Aira tengah duduk dengan membaca buku di tangannya setelah sarapan dan beres-beres. Membaca buku adalah salah satu dari hobi Aira.

"Assalamu'alaikum, permisi" teriak seseorang dari luar yang membuat Aira menghentikan membacanya.

Aira berjalan untuk melihat siapa yang datang ke rumahnya.

"Waalaikumusalam, iya cari siapa?" tanya Aira saat membuka pintu dan mendapati seorang yang membelakanginya.

Seseorang itu berbalik.

"Ning"

"Aisyah"

Ya seseorang itu Aisyah, ada yang masih ingat?, Aisyah adalah teman satu asrama Aira dulu. Mereka berpelukan layaknya teman yang baru di pertemukan kembali.

"Ning, apa kabar?" tanya Aisyah setelah melepaskan pelukannya.

"Alhamdulilah baik, Aisyah sendiri gimana" tanya Aira balik.

"Alhamdulilah baik juga" balas Aisyah.

"Ayo masuk" ajak Aira membawa Aisyah masuk.

Mereka pun masuk dan duduk di kursi ruang tamu.

"Mau minum apa?" tanya Aira.

"Apa aja Ning" jawab Aisyah.

"Tunggu sebentar ya" Aira berjalan menuju dapur untuk membuatkan Aisyah minum.

Tidak butuh waktu lama, Aira kembali dengan membawa nampan berisi segelas teh dan juga beberapa camilan.

"Makasih Ning" ucap Aisyah berterimakasih dan di jawab senyuman oleh Aira.

"Aisyah, udah nggak mondok lagi ya?, Ko bisa ada di sini?" tanya Aira yang mendudukkan dirinya di sebelah Aisyah.

"Aisyah kan emang asli orang sini" balas Aisyah.

Aisyah memang berasal dari Jakarta yang kemudian mondok di Bandung di pesantren abi nya Aira.

"Iya, tapi sekarang udah nggak mondok lagi? Bulan ini kan bukan bulan mudik santri?" tanya Aira heran.

"Iya, Aisyah udah nggak mondok lagi. Beberapa bulan yang lalu ada seseorang yang datang ke pondok buat khitbah Aisyah" jawab Aisyah yang menggantung.

"Terus" lirih Aira.

"Alhamdulilah, bulan kemarin Aisyah udah melangsungkan akad dengan suami Aisyah" ucap Aisyah meneruskan.

"Ihh, ko nggak ngasih tau" kesal Aira.

"Maaf ya Ning, Aisyah nggak tau bakal sesingkat ini" ucap Aisyah merasa bersalah.

"Jadi, sekarang Aisyah di sini bareng suami Aisyah?" tanya Aira lagi.

"Iya, karena kebetulan suami Aisyah seorang pengajar di salah satu madrasah" balas Aisyah.

"Bagus deh, kita jadi deket kan. Aku juga jadi ada temen nanti" ucap Aira tersenyum dan kembali memeluk Aisyah.

Aisyah hanya tersenyum dan membalas pelukan Aira.

"Rumah Ning sepi banget, Ning sendiri di sini?" tanya Aisyah setelah melepaskan pelukannya.

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang