"APA-APAAN?! Tadi pagi suhu gue 37,8 derajat ya!"
Ni-ki tertawa, "Iya deh percaya."
Seketika perdebatan mereka berdua harus berhenti gara-gara pertanyaan Nenek, "Kalian mau minum teh?"
Sekarang mereka berempat lagi duduk manis sambil minum teh juga ngobrol-ngobrol ringan. Tapi yang paling banyak ngomong itu Nenek, karena ini adalah saat yang tepat untuk membicarakan aib Zoa pada teman-temannya
"Nik, Zoa manis ya? Diikat dua gitu."
"Junghwan bisa aja."
Berharap pipi Zoa merah? Nggak kok.
"Gue pikir gue yang sakit, sampai salah liat. Itu rambut diapain? Bajunya juga lumayan ajaib."
"Itu saya yang beliin piyamanya loh." Sarkas sekali nenek Zoa.
Gelagapan kan tuh Ni-ki. "M-Maaf, Nek. Nggak tahu hehe."
"Maaf, gue boleh ke toilet?" Tanya Junghwan sopan.
Zoa yang lagi ngobrol sama Ni-ki noleh, "Iya, dari dapur belok aja ke kiri ada pintu cokelat."
"Besok lo dateng kan? Main basket, biasalah." Tanya Ni-ki begitu Junghwan pergi ke toilet.
Zoa mengangguk, "Bener juga, gue harus dateng besok!"
"Kalau nggak ada lo sepi."
Krik krik, jangkrik be like : punten aa, neng, numpang ngiklan
"Nggak ada yang bisa dikatain maksudnya."
"DODOL!"
"Zoa, jangan dipaksain sekolah kalau lo masih sakit." Junghwan udah kayak cenayang aja.
Zoa mengangguk dan tersenyum, "Iya, Hwan. Btw, makasih ya catatannya."
"Kami pamit dulu."
Sepeninggalan dua laki-laki temennya Zoa itu, Nenek langsung menyambar cucunya dengan pertanyaan.
"Jadi Zoa suka yang mana? Kalau Nenek sukanya sama Junghwan."
Zoa tepar aja.
JANGAN LUPA HARI INI TREJO ALIAS GRUPNYA WAWAN KAMBEK!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere atau Bucin
FanfictionNI-KI | ZOA Jangan pernah nanya Ni-ki "Lo tsundere atau bucin?" Karena Ni-ki jawabnya "Nggak dua-duanya."