who's calling?

152 28 1
                                    







dua hari setelahnya..


Pagi ini Karina sudah siap dengan seragam yang rapi. Ia akan dijemput sang pujaan hati lebih pagi. Katanya agar bisa berduaan sebelum akhirnya bertindak seakan mereka bukan sepasang kekasih.

Sejujurnya Karina tidak menduga sifat Jeno akan berubah ketika mereka berpacaran. Gadis itu mengira Jeno tetaplah Jeno, tetapi ternyata sikapnya berubah menjadi sangat manja dan imut. Gaya bicaranya pun juga tidak sedingin yang Karina kira. Kini gadis itu menyebut pacarnya 'bucin' alias budak cinta.


Karina sudah ada di mobil Jeno setelah menunggu beberapa menit di lobby apartmentnya.

"Good morning, babe," kata Jeno yang membuat Karina geli. Lalu Karina menatap Jeno dengan wajah yang dikerutkan.

"Iya iya," kata lelaki itu yang peka terhadap kekasihnya yang tidak biasa diperlakukan seperti itu.
"Udah sarapan belum?" tanya Jeno.

"Udah tadi, sama sereal," jawab Karina.

"Masih laper nggak?" tanya Jeno yang membuat Karina berpikir sejenak.

"Dikit, hehe," kata Karina.

"Mau beli sbux ga, mumpung nanti ngelewatin?" tanya Jeno.

"Mauuu," jawab Karina dengan suara imutnya.

"Tapi no ice ya, di luar dingin," lanjutnya.

"Iya Jenokuu," kata Karina. Lalu gadis itu tersadar sekaligus menyesal telah mengatakan itu di depan sang pujaan hati.

"Bilang apa barusan?"
"Ulangin coba ulangin!" pinta Jeno seraya mendekatkan telinganya ke Karina. Karina tidak tau harus menjawab apa itu hanya menutupi wajahnya dengan tangan mungilnya.

"Cieee salting ya," goda Jeno.

"Apaan sih, enggak," elak Karina yang masih merasa malu.

"Masa sih?"
"Kok pipinya merah?"
"Hayoo, hahahaha," katanya sambil tertawa keras. Karina yang sudah terlanjur malu itu hanya diam saja.

"Hehehe, gitu dong," kata Jeno yang membuatnya berakhir dipukul oleh sang kekasih.
"Maaf maaf," kata Jeno.

Mereka sudah sampai di tempat yang hendak dituju.

"Kamu mau pesen apa?" tanya Jeno.
"Inget ya, no ice," lanjutnya.

"Iya tauuu," balas Karina. Kini ia sedang berpikir apa yang akan ia pesan.

"Aku mau caffe latte aja ya, yang grande," kata Karina.

"Nggak mau snack?" tanya Jeno.

"Boleh?"

"Ya boleh dong, sayang," jawab Jeno. Karena itu Karina langsung menatap Jeno tajam, sedangkan Jeno hanya tersenyum hingga matanya menghilang.

"Yaudah kalo gitu, butter croissant aja," kata Karina.

"Okai, sayang," lagi lagi di akhir kalimat Jeno menambahkan panggilan 'sayang' yang membuat Karina bersiap untuk memukul kekasihnya itu, tetapi yang hendak di pukul sudah lari darinya.











••••••••••





Tak lama Jeno kembali dengan semua pesanan mereka masing masing. Saat Jeno memasuki mobil, aroma croissant yang ia pesan menusuk hidung membuat gadis itu ingin segera memakannya.

"Tolong pegangin ya," kata Jeno. Karina mengambil apa yang disodorkan oleh Jeno dan memangkunya. Ia membiarkan Jeno mengeluarkan mobilnya dari sana.

"Ini punyaku yang mana?" tanya Karina.

"Punya kamu yang ini," jawab Jeno sambil menunjuk dirinya. Karina hanya menatap Jeno datar.
"Benerkan?" tanya Jeno.

My Angel | Karina JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang