32. Yearning Heart

90 14 7
                                    



Aku menggelengkan kepalaku mengusir segala bentuk bayangan kejadian semalam. Aku mengipas-ngipas diriku. Tiba-tiba wajahku terasa panas sekali.

Jeno sedang melakukan pemotretan untuk keperluan album didepan sana. Aku duduk dibelakang menunggunya selesai. Tetapi, aku malah kesibukan sendiri dengan pemikiranku. Aku tidak bisa berhenti memikirkan pengalaman indahku semalam.


AAAAA... Na Yoora!!! Kamu harus lupain itu dulu. Ayo fokus kerja woi!!


Satu jam kemudian. Jeno selesai dengan pemotretan pertama. Dia menghampiriku meminta minum. Aku dengan segera memberikannya air.

"Makasih.."- kata Jeno menerima air mineral dariku dan langsung meneguknya.

Sialan! Otakku mulai lagi. Melihat bibir Jeno menyentuh permukaan botol mengingatkan akan kejadian semalam. Aku segera membuang pandanganku dari Jeno sembari mengutuk diriku sendiri dalam hati.

Ah Yoora, beneran gila! Aish! Gila! Gila! Gila!

Jeno mengembalikan minum itu padaku. Kemudian aku membantunya membuka jaket lalu sama-sama pergi ke ruang ganti.

Aku memberikan Jeno baju yang tadi kak Junkyung berikan sebagai outfit kedua untuk pemotretan. Jeno masuk ke dalam box ganti. Lalu keluar lagi memberiku baju yang tadi ia pakai. Aku menyuruhnya untuk bergegas pergi kembali ke ruang pemotretran karena yang lain sudah duluan pergi karena Jeno lumayan lama mengganti outfitnya.

Aku harus merapikan pakaian yang tadi Jeno kenakan sebelum kembali ke ruang pemotretan. Namun, ternyata Jeno berbalik menghampiriku. Dia tiba-tiba mencium keningku sebentar.

"Semangat kerjanya, sayang!"- kata Jeno tersenyum sebelum akhirnya pergi berlari menuju ruang pemotretan.

Aku mengulum bibirku kedalam sambil mengusap wajahku—malu. Ah, Jeno bisa aja bikin orang melting nggak jelas. Aku tidak bisa menyembunyikan senyumku. Bisa-bisa Jeno menciumku lagi dalam kondisi seperti ini.

Tanpa sadar, aku malah jingkrak-jingkrak tidak jelas disana. Untung aja aku Cuma sendirian disini. Kalau tidak...hmm, pasti aku di kira gila.

Aku buru-buru membereskan pakaian Jeno tadi dan kembali ke ruang pemotretan agar bisa melihat Jeno.

Luar biasa, indahnya pacaran sambil kerja!


***


"Makasih."- ucapku pada pelayan cafee sambil menerima pesananku. Aku segera bergegas keluar dari cafee menenteng dua plastik berisi minuman para member Dream menuju ke salon di seberang.

Anak-anak dream sedang di salon untuk mewarnai rambut mereka. Tentunya untuk keperluan comeback. Serius, aku sama sekali nggak punya waktu untuk mengurus diriku. Semua orang sibuk untuk menyukseskan comeback dream kali ini. Walaupun, ada sedikit kesedihan didalamnya karena Mark tidak ikut.

Ah, tiba-tiba aku jadi kangen Mark. Selama Mark tidak ada, aku jadi tidak bisa lagi mendengarkan suara tawanya yang menggelegar bersahut-sahutan dengan suara tawa Chenle. Kira-kira Mark lagi apa ya? Apa dia baik-baik aja di kampung halamannya?

Aku membungkuk saat tak sengaja berpapasan dengan Manager Yoon yang keluar dari ruangan salon dengan ponsel menempel di telinganya. Dia hanya tersenyum padaku dan aku langsung masuk ke dalam.

"Jeno mana?"- tanyaku pada Jaemin saat tak melihat keberadaan Jeno di dalam ruangan. Aku memberikannya minuman yang ia pesan padaku.

"Gatau. Mungkin ke toilet. Makasih!!"- Jaemin mengambil minumannya dengan kondisi rambut yang di balut dengan kertas kilat.

Forbidden Rencard | Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang