01

7 1 0
                                    

Nov, 2018

Di ruangan yang bisa dibilang daerah kekuasaannya, dengan tubuh itu ia terduduk lemas di sofa, masih memakai almet OSIS kebanggannya.

Ajel tersenyum sedih dan menghampiri Mark. Ditangkupnya wajah Mark dengan kedua tangannya.

"Darah rendah nya. Kambuh lagi?"

Mark hanya diam, tak bertenaga hanya sekadar menjawab pertanyaan Ajel.

"Aku udah nyamperin Eric buat minta waktu istirahat kamu. Kamu udah dibolehin lepas tangan untuk hari ini,"

Mark masih tenang. Raut wajahnya mulai bergerak seiring menikmati elusan pelan di pelipisnya.

"Mark. Berhenti dulu ya?"

Mark mengangguk. Ajel senyum. Syukurlah kali ini Mark menurut.

"Mau ke UKS aja? Pasti nanti bakal banyak yang keluar masuk, takutnya kamu-"

"Ayo pulang aja" Mark tiba tiba membuka matanya. Ia berdiri dan mengambil kunci mobilnya diatas meja ketua OSIS miliknya.

"Istirahat sebentar-"

"Pusing dikit doang. Ayo kerumah aja biar bisa dipeluk" ucap Mark menggenggam tangan Ajel lalu tersenyum.

Ajel menatap Mark sinis. Dan secepat kilat mengambil kunci mobil di tangan Mark. "Tapi tetap aku yang nyetir. Yang ada kita udah dikuburan kalau kamu yang nyetir"

...

Mereka berdua sudah ada di depan pintu rumah Mark. Ajel menatap pintunya. Terselip sebuah surat undangan pernikahan disana. Ajel melirik Mark yang berada di sampingnya.

"Ada yang nikah, Mark" ucap Ajel mengambil undangannya.

"Moren & Resi. Kamu kenal?" tanya Ajel melihat lihat isi undangannya.

"Oh udah nikah aja" ucap Mark. Pria itu menyandarkan kepalanya di dinding sambil menutup mata.

"Siapa kamu?"

"Papa"

Ajel reflek melotot sambil menatap Mark kaget. Bahkan ia terpekik pelan sambil melempar undangannya.

Mark membuka matanya lalu terkekeh gemas. Ia menepuk kepala Ajel.

"Buka pintunya dong cantik. Kuncinya di tas"

Ajel mengangguk cepat dan mengambil kunci rumah Mark yang berada di tas yang ia sandang.

Dengan cepat Ajel membuka pintunya lalu menggenggam tangan Mark untuk masuk. Bahkan sekarang tangan Mark hangat.

Buru buru Ajel menutup pintu rumah Mark dan mengikuti Mark menaiki tangga menuju kamarnya. Ajel melihat isi rumah Mark. Tante Mark belum pulang. Mungkin pulang malam seperti biasanya.

Dikamar, Mark melonggarkan dasinya dan langsung merebahkan badannya pelan diatas kasur. Kepalanya rasanya mau pecah. Pusing bukan main.

Ajel melihat Mark risau. Ia penasaran sama yang Mark pikirkan sekarang. Pria itu sudah pusing dengan acara Classmeet di sekolah, sekarang beban pikirannya ditambah karna papanya.

Ia duduk di tepi ranjang. Meraih dasi Mark dan membuka pelan. Ia juga membuka kancing baju seragam Mark.

"Buka dulu Mark biar enakan"

Mark menurut dan memindahkan posisinya untuk memudahkan Ajel membuka seragamnya.

Ajel menyentuh kening Mark. Panas.

"Sini usapin aku aja" ucap Mark bergeser sedikit ke tengah agar Ajel bisa duduk disana.

Ajel menurut. Tangannya yang satu mulai mengusap kepala Mark. Yang satunya sudah diambil alih oleh Mark.

shivvinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang