Sifat malu tidaklah mengiringi seseorang melainkan menambah keindahan akhlak orang tersebut. Malu merupakan akhlaknya seorang muslim.
Tanpa rasa malu, bahkan seseorang akan terus menerjang walaupun ia tahu itu perbuatan salah.
Malu bisa mengantarkan pada surga Allah. Ketika kita malu kepada Allah yang telah memberikan kita banyak keluasan rezeki namun kita justru masih berlumuran dosa.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي آيَاتِنَا لَا يَخْفَوْنَ عَلَيْنَا ۗ أَفَمَنْ يُلْقَىٰ فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمْ مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Fussilat [41]: 40)