Part 28

1K 61 0
                                    

Di kantor seperti biasanya, Ayas akan sibuk dengan lembaran-lembaran kertas yang sedang di kerjakan nya. Mencek kembali data-data yang sudah di kerjakan nya.

Hingga ketukan pintu terdengar dari luar, pertanda bahwa ada seorang yang datang.

"Masuk" teriak Ayas tanpa melihat ke arah pintu.

Seseorang itu masuk dan menghampiri Ayas lalu duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Ayas.

Tanpa melihat orang itu pun Ayas sudah hapal siapa yang datang.

"Ngapain lo?"

"Sinis amat lo"

"To the poin, banyak kerjaan ini" ucap Ayas tanpa memalingkan wajahnya.

"Tutup dulu laptop sama berkas-berkasnya"

Ayas pun menurut dan menatap malas orang itu.

"Nah, gitu kan enak"

"Cepet, nggak ada waktu gue" balas Ayas dengan ketus nya.

"Gue, minta kerjaan dong"

"Hmmphh... Gak salah lo minta kerjaan ke gue?" Ayas menahan tawa saat teman karib nya meminta pekerjaan pada dirinya.

"Emangnya salah?" tanya balik orang itu.

"Heh, bokap lo itu pengusaha sukses!, Ngapain minta kerjaan ke gue, udah kerja di sana aja, nanti kita collab" ucap Ayas menepuk pundak temannya.

"Nggak, nggak mau gue, dari pertama gue pergi sampe balik lagi. Tuh perusahaan tetep aja ke gitu. Gak ada berubahnya" ujar orang itu.

Orang itu adalah Arsya Arcelio, teman Ayas yang kemarin baru saja pulang ke Jakarta setelah tiga tahun lamanya menetap di Bali. Hari ini Arsya berkunjung ke kantor Ayas sekaligus ingin meminta pekerjaan, padahal orang tuanya juga pengusaha sukses dan memiliki perusahaan dengan dengan cabang dimana-mana, tapi Arsya malah meminta pekerjaan pada Ayas, aneh memang!.

"Aneh lo" umpat Ayas.

"Jadi ada nggak, kerjaan buat gue?" tanya Arsya.

"Kalo lo mau, manager keuangan lagi kosong. Manager yang lama baru mengundurkan diri. Tadinya gue mau ngasih posisi itu ke Syaki, tapi setelah gue pikir-pikir, gue masih butuh dia kalo lagi ada meeting di luar. Nah, kebetulan sekarang lo minta kerjaan ke gue, ya kaya nya di posisi itu. Itu juga kalo lo mau!" Jelas Ayas.

"Oke, gue mau!" balas Arsya dan mengulurkan tangannya.

"Apa?" tanya Ayas tak mengerti dengan uluran tangan Arsya.

"Salaman obos, gue kan udah jadi bawahan lo" ucap Arsya.

Ayas pun hanya menggelengkan kepala dan menerima salaman Arsya. Dan di lanjutkan dengan mengobrol perihal pekerjaan yang harus Arsya kerjakan nanti.

Saat sedang menikmati obrolan mereka, tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari ulur dan munculah seseorang yang ingin menyerahkan berkas yang baru selesai di kerjakan nya.

"Permisi pak, ini saya ing-"

Ucap Syaki berhenti ketika melihat orang yang jelas di kenal nya berada di sini. Arsya tersenyum menampilkan deretan gigi putih nya, sedangkan Syaki hanya menatapnya malas dan beralih menatap Ayas, Ayas hanya mengedipkan matanya setelah paham dengan yang Syaki maksud.

"Lo kemana aja, hah!" ucap Arsya membuyarkan semuanya.

"Ngapain lo di sini?" tanya Syaki.

"Wah, lo nggak tau si"

"Jelasin Yas, biar dia tau" lanjut Arsya menyuruh Ayas untuk menjelaskan. Bawahan macam apa dia yang menyuruh atasannya untuk menjelaskan, dasar!.

"Besok, Arsya udah mulai kerja, nanti yang bakal urus laporan keuangan kantor dia" ucap Ayas menjelaskan.

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang