bagian : 3

6K 750 32
                                    

//

Sinar matahari mengintip di sela-sela jendela, suara kicauan burung terdengar di pagi hari, waktu menunjukan pukul tujuh, gorden terbuka otomatis dan membuat matahari semakin masuk ke dalam kamar.

Pria itu terusik sebap merasakan pergerakan di samping nya, sedikit terkejut namun kembali mengubah ekspresi nya saat mengingat kejadian semalam, pemuda di sampingnya menggeliat sebap sinar matahari menyinari wajahnya karena ranjang sangat dekat dengan jendela, pemuda mungil itu mendekatkan tubuhnya ke arah Jeno kemudian memeluk nya dan menyembunyikan wajahnya di leher Jeno, dan Jeno kembali merasakan dengkuran halus dari pemuda manis itu.

tapi Jeno tetaplah Jeno orang yang tak berperasaan, Jeno bangkit tanpa memperdulikan pemuda yang sangat terusik dengan gerakan cepatnya.

Jeno segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya, setelah selesai mandi ia keluar dan masih melihat pemuda yang tertidur pulas, tapi tangan yang satunya terlihat sedang memijit-mijit bahunya yang terluka, mungkin dia merasakan ngilu di sana.

"Bangun." Titah Jeno sedikit menggoyangkan tubuh mungil tersebut, jika tengkurap seperti itu anak tersebut seperti baru berumur sepuluh tahun sebab tubuhnya yang kecil.

"Bangun!" Kali ini Jeno menekan suaranya dan berhasil membuat pemuda itu bangun.

"Eughh, p-paman?" Renjun memicingkan matanya kemudian mengerjapkan matanya agar dapat melihat dengan jelas sosok di hadapannya.

'sangat lucu'

"Jika tidur di rumah orang harus tau diri, lihat jam berapa sekarang." Dengan wajah datarnya Jeno menatap Renjun dengan tajam

"Ma-maaf tapi bukankah semalam Injun sudah pergi dari sini? Tapi kenapa kembali lagi?" Tanya renjun heran

"Berterimakasih lah padaku karena masih berbaik hati padamu walaupun hanya lima persen saja."

"Tapi menurut injun paman seratus persen baik, kan paman menyelamatkan Injun dari orang jahat itu." renjun tersenyum manis.

"Dimana tempat tinggal mu?"

"Rumah? Rumah injun sudah di bakar, kemarin sepulang sekolah saat mengambil raport saat sampai ternyata rumah nya sudah terbakar." Renjun menunduk.

"Orang tuamu?"

"Sudah tidak ada, sudah lama, injun tinggal sendiri di rumah itu." Butiran bening berhasil lolos dari mata pemuda mungil itu

"Siapa nama mu, aku lupa." Tanya Jeno, sebenarnya Jeno hanya berbasa-basi, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran nya saat mengingat Wajah seseorang saat melihat wajah anak itu pada kemarin malam.

"Huang Renjun." Jawab Renjun tanpa mendongak.

'huang? Seperti pernah mendengar keluar— oh sial'

"Jadi, kau akan tinggal dimana?"

"Tidak tahu, tapi tolong antar aku ke kota, setidaknya aku akan tinggal dengan sahabatku." Renjun memohon dengan wajah memelas.

"Jika aku menawari mu untuk tinggal disin—" belum sempat melanjutkan kata-katanya Renjun sudah lebih dulu menyela.

"Mau!! Injun mau." j
Jawabnya antusias.

[✓] HITMAN | NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang