Chapter XIX

108 4 0
                                    

Always

Orific by Aomine Sakura

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Kesamaan nama, tempat, latar dll hanyalah kebetulan. Tidak berniat menyinggung siapapun ataupun unsur sara.

DILARANG COPAS DAN PLAGIAT DALAM BENTUK DAN ALASAN APAPUN!

Warning content 21+

Selamat membaca!

"Untuk apa Pandu menemuimu?" tanya Arjuna dengan pandangan yang sulit di artikan.

Dadanya terasa sesak seketika ketika mendengar Pandu mengunjungi adiknya. Tanpa di beritahu sekalipun, Arjuna tahu apa yang di bicarakan Pandu dan adiknya.

Tentu saja, Riva. Arjuna sebenarnya tidak perlu bertanya karena ia telah mengetahui jawaban yang akan di lontarkan oleh adiknya.

"Sepertinya aku tidak perlu menjawabnya." Levi memandang kakaknya dengan pandangan iba. "Aku mau ke cafetaria."

...

"Terima kasih."

Levi memandang semangkuk mie rebus di hadapannya. Mengaduk-aduk mie di mangkuk miliknya, Levi tidak ada niatan untuk memakannya. Moodnya tiba-tiba memburuk.

"Levi? Kenapa kamu ada di sini?"

Mengangkat kepalanya, Levi memandang Riva yang terkejut melihatnya. Di lihat dari seragam yang di kenakan Riva, sepertinya shift milik Riva baru saja berakhir.

"Kenapa hanya makan mie?" Riva duduk di hadapan Levi.

"Aku sedang tidak ingin makan."

"Bagaimana kondisi kakakmu?"

Levi memandang wajah Riva yang tampak tulus mengkhawatirkan kakaknya. Levi merutuki kebodohan kakaknya yang jatuh cinta kepada Riva, tetapi tidak memiliki keberanian untuk mendekati wanita itu dan Riva kini telah menjadi kekasih sahabatnya.

Sepertinya, seseorang yang memberikan julukan casanova untuk kakaknya adalah orang yang bodoh. Kakaknya memang cepat akrab dengan banyak orang, terutama wanita, tetapi bukan berarti wanita-wanita yang dekat dengan kakaknya adalah kekasihnya.

Bahkan, kakaknya tidak menyadari jika wanita-wanita itu memiliki rasa untuk kakaknya dan siap melakukan apapun untuk kakaknya. Kakaknya hanya menikmati kencan dengan para wanita itu.

Levi merasa kasihan dengan kakaknya yang mencintai Riva. Tetapi, hanya bisa mencintai dalam diam tanpa bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam lubuk hatinya tentang perasaannya kepada Riva.

"Bukankah kak Juna terlihat menyedihkan?"

Riva menatap Levi dengan pandangan bingung. Dia tidak mengerti mengapa Levi menanyakan hal seperti itu.

"Mengapa Arjuna harus terlihat menyedihkan?"

"Dia mencintai kakak. Terus mencintai kakak meski dia tahu, kakak hanya mencintai kak Pandu dan kalian saling mencintai." Levi menopangkan dagunya. "Bodoh sekali orang-orang yang mengatakan kak Juna seorang casanova."

Sejujurnya, Riva berpikir jika Arjuna adalah seorang casanova yang suka sekali memainkan hati wanita. Setelah pertengkarannya dengan Pandu, Riva menyadari jika label yang di berikan orang-orang kepada Arjuna tidaklah sesuai dengan kenyataannya.

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang