On Christmas Day 2

2.2K 175 34
                                    

Pair: SakuKage, UshiKage, TsukiKage
Warn: oc, timeskip, Christmas edition, drabble.

.
.
.

SakuKage

"MERRY CHRISTMAS!!!!!!"

"Aa mereka berdua masih tidur.."

"HEY HEY HEY!! MERRY CHRISTMAS!!"

Hinata, Bokuto, dan Atsumu saling tatap, mereka naik ke kasur lalu sedikit melonjak diatas sana membuat kedua orang yang sebelumnya terlelap jadi bangun.

Sakusa melepas pelukannya. "Berisik sekali!" Bangun-bangun sudah ingin langsung menjotos orang rasanya.

"Selamat hari natal Omi-kun! Tobio-kun!" Atsumu tersenyum lebar. Matanya melirik pada dada dan perut kotak-kotak si setter muda yang tidak sengaja terlihat saat selimut melorot.

"Lihat apa kau!" Sakusa menarik selimut untuk menutupi Kageyama lagi.

"Selamat natal bakayama!"

Kageyama yang terbangun masih diam. Ia melihat ketiga orang lain selain Sakusa. Perasaan sebelumnya hanya ada dia dan kekasihnya, saling memeluk, dan tidur dengan damai.

"Bagaimana kalian bisa masuk ke apartemen ku?" Si rambut ikal menatap jengah ketiga orang itu.

"Mudah saja. Bakayama tidak pernah menggunakan angka rumit untuk sandi. Jadi sudah dapat dipastikan 1234 adalah andalannya."

Sakusa menghela napas. Ia pun terduduk. Menampilkan postur tubuh berotot dengan beberapa bekas cakaran di punggungnya.

"Aa Omi omi sudah mendapat hadiah malam natal ya!" Mata Bokuto melebar.

"Woah, bakayama kau masih bisa jalan kan??"

Wajah Kageyama memerah. Ia menarik bantal dibawah kepala lalu melemparkannya tepat ke muka Hinata. "URUSAI BOKE!!"

"AKU KAN CUMA TANYA!!"

"Kami bawa minuman dan makanan!" Ujar Atsumu.

Bokuto mengangguk. "Akaashi, Kuroo, dan Kenma akan kesini."

"Sou, Yachi, Yamaguchi, dan Tsukishima juga."

"Sudah gila kalian, untuk apa semua orang datang ke rumahku!" Tampak siku-siku imajiner di kening Sakusa.

"UNTUK MERAYAKAN NATAL!!" Jawab ketiganya bersama-sama dengan riang dan ceria.

"Kami keluar dulu, kalian cepat bersiaplah!"

Setelah pintu tertutup, Kiyoomi menghela napas. Ia melirik kekasihnya yang kini juga menatapnya. Dilihatnya pipi si raven masih sedikit kemerahan, setengah wajahnya bersembunyi di balik selimut.

"Selamat natal." Yang lebih tua mendekatkan wajahnya, menangkup pipi Kageyama kemudian mencium bibirnya. Kageyama memejamkan mata dan membalas lumatan.

Ceklek

Sakusa dan Kageyama buru-buru mundur dari satu sama lain.

"Hey hey hp ku ketinggalan, lanjutkan saja, aku hanya angin." Bokuto tersenyum canggung lalu segera keluar saat mendapat ponselnya.

"Mereka berciuman!!" "Woahhh" Teriakan mereka kedengaran sampai dalam kamar. Sakusa menghela napas dan menggelengkan kepala, sedang Kageyama menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuh dan wajahnya, sangat malu.

.
.
.

UshiKage

"Golllll!!!"

Disaat orang-orang berteriak lantang saat tim yang mereka dukung berhasil memasukkan bola ke gawang, maka Kageyama dan Ushijima hanya akan mengepalkan tangan.

Mereka berdua menonton pertandingan hoki es berdua. Saling bertaruh untuk tim mana yang akan menang tanpa mengucap kata. Menonton pertandingan lain selain voli adalah aktivitas yang cukup menyenangkan untuk dilakukan daripada nonton bioskop, bagi mereka.

Setelah menonton pertandingan keduanya saling menatap lalu bangkit berdiri. Ushijima jalan di depan sedang Kageyama memegang jaketnya dari belakang sambil satu tangannya mem-browsing internet.

Keduanya terlalu malu untuk bergandeng tangan namun juga tidak mau kalau sampai terpisah.

Kageyama menarik jaket Ushijima saat menemukan sesuatu yang menarik. Yang lebih tua berhenti melangkah dan berbalik. Ia menatap ke layar ponsel si raven lalu menatap empunya.

"..."

"..."

Lalu memgangguk bersamaan.

Keduanya masuk ke supermarket. Isi postingan tadi adalah sebuah masakan western, Kageyama mau mencoba memasaknya untuk Christmas dinner.

Wakatoshi mendorong troli sedang Kageyama yang memilah resep. Dirasa semua telah komplit, mereka pulang ke rumah.

"Bagaimana memasaknya?" Yang lebih tua berdiri di samping sang kekasih. Mereka berdua sudah siap di dapur dengan apron.

"Lihat di youtube." Kageyama membuka youtube dengan antusias. Beberapa detik kemudian bibirnya mengerucut lalu kepalanya mendongak pada yang lebih tua. "Bahasa Inggris semua.."

Keduanya saling tatap dalam diam dan berakhir memesan makanan siap saji sebagai hidangan malam natal. Keduanya makan di depan televisi, menonton home alone.

.
.
.

TsukiKage

"Sinterklas itu tidak nyata." Ujar Tsukishima pada seorang anak yang ia temui di supermarket. Anak kecil tersebut sedang menatap kearah pohon natal.

Dug

"Kau itu berhentilah bersikap menyebalkan!" Kening Kageyama mengerut.

"Kenapa king? Kau juga percaya pada sinterklas huh?" Yang lebih tinggi tersenyum miring membuat kerutan kening Kageyama bertambah.

Keduanya pun berjalan menuju kasir. Tsukishima dengan sengaja mengambil sebatang coklat, membayar, lalu memakannya di depan mata anak kecil yang sedaritadi melihat kearah coklat tersebut. Yang lebih dewasa tersenyum jahat, entah kenapa dia sangat iseng pada anak orang.

Di rumah, Kageyama menyiapkan apa-apa saja yang telah ia beli untuk makan malam, alumni tim voli Karasuno akan datang nanti. Mereka hendak barbeque-an di halaman belakang.

Selagi menanti yang lain datang, Kageyama duduk di samping Tsuki diatas sofa. Lelaki raven itu memasangkan si pirang sebuah topi santa, seperti yang tengah ia pakai.

"Konyol, aku tidak mau pakai ini." Ujar Tsuki seraya melepas topi santanya.

Kening Kageyama mengerut, ia tidak mengucap apa-apa, hanya menahan sebal dengan pipi sedikit menggembung bak marmut.

"Apa? Aku tetap tidak akan memakainya." Tsuki menatap kekasihnya.

Kedua tangan Kageyama mengepal, dan alisnya semakin menukik. Melihat Kageyama kesal adalah kesukaan Tsukishima sejak lama. Ia tersenyum miring lalu mendekatkan wajahnya, menempelkan bibirnya pada bibir si blueberry.

Telinga Kageyama memerah seketika, hanya sebuah kecupan tapi yang namanya tiba-tiba tetap membuat dag dig dug. Si pirang pun memakai topi santanya. "Puas king?"

Kageyama hanya melengos.

"Oi aku sudah memakainya, apresiasi sedikit." Tsuki mendekatkan wajahnya namun Kageyama semakin melengos.

"Tampan.." Gumam si raven pelan, bibirnya mengerucut, dan alisnya masih menukik.

"Ha? Tidak dengar." Tsukishima mendekatkan wajahnya seraya tersenyum.

"Tampan.."

"Kau itu bilang apa? Yang kencang."

Kageyama berbalik laku menjewer telinga Tsukishima. "JELEK!! KAU ITU JELEK!!" Setelahnya, Kageyama bangkit berdiri kembali ke dapur.

"Ahh begitu" Tsukishima terkekeh.

.
.
.

Sisanya besok(☞ ᐛ )☞

Kageyama Harem Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang