dua tujuh (rafka)

326 60 19
                                    

yaa, rencana rafka untuk putus dengan kalea tak berjalan lancar. pagi hari ketika dia akan mengutarakan keinginannya, kalea mendadak sakit. ntah karena kelelahan atau apa, yg jelas rafka harus mengantarkan dia pulang lebih cepat dibanding jam pulang sekolah.

semenjak itu, hubungan mereka seperti abu-abu. berkabar hanya jika ingat, dan bertemu hanya jika rafka ada niat.

selebihnya, mereka akan bertengkar ntah karena masalah kecil atau masalah yg terus saja diungkit oleh kalea.

"bear! aku mau ngomong!" ucap kalea, menghampiri rafka yg tengah duduk didalam mobil dengan tas olahraga dipangkuannya.

"kenapa?"

"kamu kenapa sih?"

"kenapa, kenapa?"

"kamu berubah! kamu ga kayak dulu!"

"people change bee,"

"yaa, orang berubah. tapi kalo berubah ke arah yg lebih baik tuh gapapa!"

"ohhh berarti aku sebaliknya?"

"pikir aja sendiri!"

"kenapa?"

"tanya kenapa?"

"yaa aku tanya, aku salah apa?" tanya rafka berusaha menahan emosinya.

"kamu ga sadar kamu salah apa? kamu ga ngerasa udah nyakitin aku?"

rafka meletakkan kaos ganti kedalam tas, keluar dari mobil kemudian berdiri didepan kalea.

untung mobil rafka berada tepat dibawah pohon, jadi mereka terlindung dari terik sinar matahari jam 12 siang.

"okee aku sekarang lebih banyak diam. aku ga seintens dulu kasih kabar ke kamu. itu semua karena aku capek ribut sama kamu!!"

"ribut? siapa yg buat ribut?"

"kalo aku bilang kamu, pasti kamu ga terima!"

"yaa emang bukan aku!!"

"gini, sebelum kamu nyuruh aku buat mikir tentang aku yg berubah, kamu harusnya ngaca, kamu berubah ga,"

"aku cuma mau yg terbaik buat kamu!"

"buat aku? yg terbaik? emang kamu tau?"

kalea diam.

"kamu udah ga sayang sama aku?" ucap kalea akhirnya. setelah keduanya terdiam cukup lama.

tanpa disadari, air mata mulai keluar dari sudut matanya.

"bukan aku ga sayang sama kamu, tapi aku capek,"

"kamu capek sama aku?"

rafka mengangguk. toh jika hubungan ini diteruskan, hanya akan menyakiti keduanya.

"kamu masih suka sama peony?"

mendengar nama peony disebut, kemarahan rafka yg sedari awal dia tahan, kini hampir meluap.

"jangan pernah bawa-bawa dia! dia gada hubungannya sama kita!"

"gaada kamu bilang?! kamu ga sadar, kamu sering banget ketemu dia, nongkrong, bahkan pergi sama dia! terus kamu pikir, aku bisa gitu diem aja, ga marah atau kepikiran, cowo aku jalan sama cewe lain?!!"

"udah berapa kali aku bilang, dia cuma sahabat! ga lebihhh!!!"

"gaada namanya sahabat cowo cewe!"

"terus apa? mau nyalahin peony? mau ngata-ngatain dia? itu buat kamu puas?!"

"aku mau kamu jauhin dia?!"

"nope! itu ga bakal terjadi!! dia temen aku!"

"yaudah, aku kasih kamu pilihan, kamu pilih jauhin peony, atau kita putus?"

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang