Semua telah tiba di rumah sakit. Bahkan keluarga Malik pun telah hadir di sana. Keluarga Malik sedang berada di dalam ruangan yang sudah pasti sedang menangis. Ibu Langit pun ikut menangis. Meskipun Malik bukan anak kandungnya, tetapi ia telah menyayangi dan menganggapnya sama seperti anak kandungnya sendiri.
Sementara, semua anggota Vandero menunggu di luar ruangan, kecuali Langit. Mereka tertunduk lesu. Mereka semua merasa sangat kehilangan. Karena temannya yang sangat ceria, kini telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya.
Clarissa telah memberi pesan kepada Langit. Namun, sampai sekarang anak itu masih belum kelihatan.
Melihat kondisi Clarissa yang jauh dari kata baik, Gavin pun mengeluarkan benda yang Clarissa pesan.
"Cla, nih permen gulali yang lo pesen." Gavin memberikannya kepada Clarissa. Berharap hal itu akan memperbaiki suana hati Clarissa, meskipun kemungkinannya sangat kecil.
Clarissa pun menerimanya. Lalu ia menatap permen tersebut dengan tatapan sendu. "Vin ...."
"Hm?"
"T-tahun-tahun selanjutnya gue bakal dapet 2 permen kayak gini. Si Malik juga suka permen kaya gini." Clarissa kembali meneteskan air matanya.
"Iya, nanti kita beli dua!"
"Tapi gue gak mau, Vin. Satu aja cukup. Bahkan kalo bisa gue pengen kasih permen ini ke si Malik hiks."
"Ikhlasin ya!" Gavin menarik Clarissa ke dalam pelukannya.
***
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Langit datang juga dengan raut wajah sedihnya. Tentu saja itu hanyalah pura-pura. Karena yang sesungguhnya Langit merasa sangat bahagia.
Semua yang ada di sana langsung berdiri dan menatap Langit dengan tatapan benci.
Regan langsung mencengkram tangan Langit dan membawanya ke luar rumah sakit. Clarissa dan yang lain pun langsung mengikuti Regan.
Ketika dirasa sudah berada di tempat yang aman, Regan langsung melepaskan cengkeramannya dengan kasar hingga membuat langit terlempar dan terjatuh.
Dengan emosi yang sangat membara, Regan mendekat ke arah Langit yang masih terduduk. Ia pun berjongkok.
BUGH
BUGH
BUGH
BUGH
Regan memukuli Langit sesuka hatinya. Hari ini ia tidak peduli lagi jika ia harus menjadi seorang pembunuh. Pikirannya terus memutar kenangan-kenangannya bersama Malik, entah kenangan suka ataupun kenangan duka. Ia terus memutarnya dan itu membuat emosi Regan semakin memuncak.
Semua yang ada di sana tidak ada yang berani menahannya. Karena mereka tahu jika mereka menghentikannya, maka mereka lah yang akan kena dan menjadi sasaran Regan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Clarissa
FantasyIni akan menceritakan tentang seorang gadis yang sedikit tomboy bertransmigrasi ke dalam raga seorang gadis feminim dan dikenal sebagai seorang pembully oleh teman-temannya. Enggak pinter bikin deskripsi kayak gini:( Saya malas revisi ya gaess ya WA...