HALOOO TEMAN-TEMAN, membawa kabar baik sebab gue sudah update chapter terbaru. Maaf menunggu lama dan selamat membaca!
Warning, panjang banget.
— ♡︎
Belakangan ini Taeyong harus memutar otak lebih keras dari biasanya. Meski begitu pemuda itu tampak biasa saja hari ini, terlihat tak begitu mempermasalahkan kejadian yang berhasil membuatnya hampir gila beberapa waktu lalu.Taeyong menghembuskan napas sembari menjatuhkan bokongnya pada sofa panjang di samping rak penuh buku.
"Berhentilah membuatku serangan jantung," ucapnya.
Gadis yang diajak bicara terpaksa menjeda fokusnya dari layar monitor, memilih menoleh pada Taeyong kemudian menyahut, "kurasa aku tidak melakukan apapun." selorohnya seraya mengulas senyum.
Taeyong tak membalas, pemuda itu mengangkat jemarinya mengelus pipi selembut kapas milik Jisoo, "berhentilah membuatku menggila," ucapnya dengan raut wajah serius.
Jisoo merengut seraya melipat tangannya di depan dada, ekspresinya berubah kesal, "Taeyong berhentilah menyalahkanku!" balasnya penuh penekanan.
Kali ini Taeyong yang mengulas senyum, jemari panjangnya beralih naik dan mengusap surai hitam itu penuh sayang.
"Kau tahu aku tak akan pernah bisa menyalahkanmu." pemuda itu mengakhiri perdebatan dengan kecupan singkat pada pelipis.
— ♡︎
"Membolos lagi?" Taeyong berjalan setengah berlari mendekati tubuh kecil yang kini duduk membelakanginya.
Gadis itu menyengir kemudian kembali mengulum lolipop miliknya, "bukankah sudah biasa?" Balasnya tenang.
Taeyong mendengus, pemuda itu menurunkan tas yang bertengger di pundaknya, membuka resleting dan mengeluarkan sebuah buku.
"Kau tak pernah membiarkan hidupku tenang, tadi dosen itu memarahiku sebab kau tak hadir. Mereka bahkan mengira aku sudah melakukan hal yang tidak-tidak padamu." Omel Taeyong namun tak urung menyerahkan buku catatan miliknya pada Jisoo.
Gadis bersurai hitam itu menerimanya dengan gembira, memasukkannya ke dalam tas kemudian menatap Taeyong sendu.
"Aku tak pernah menahanmu untuk pergi, carilah kehidupan tenang yang kau inginkan."
Taeyong menggeram pelan, dia sangat sangat tidak suka ketika bibir Jisoo mulai meracau hal seperti ini. Meninggalkan gadis itu? Yang benar saja.
Ia mengelus lembut punggung tangan Jisoo, mengecupnya singkat kemudian bertutur, "bahkan jika kampus ini terbakar yang aku lakukan pertama kali adalah mencari dirimu dalam kobaran api. Jadi bisakah kau berhenti menyakitiku dengan perkataanmu itu nona? Kau tahu pasti itu tak akan terwujud."
Jisoo tertegun, pemuda ini begitu baik, Taeyong sangat baik. Lantas mengapa pemuda ini selalu mengambil jalan yang menyusahkan diri sendiri. Memilih masuk ke dalam lika-liku rumit kehidupan seorang gadis yang bahkan tak ada hubungan darah dengannya. Itu merepotkan, dan Jisoo tahu Taeyong memiliki opsi lain.
Jisoo tak mengerti apapun, yang ia tahu hanya satu. Fakta bahwa Taeyong begitu mencintainya sudah cukup menjadi alasan penuh ragu atas perlakuan yang ia berikan selama ini.
— ♡︎
Derapan langkah kaki bersahutan memenuhi koridor lantai atas fakultas kedokteran tempat Taeyong belajar. Pemuda itu masih di kelasnya, mendengarkan dengan seksama penjelasan dosen di depan layar infokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑶𝐮𝐫 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 - 𝑻aeyong 𝓙isoo
FanficTaeyong and Jisoo in every alternative universe. On going. [Bahasa sedikit mulai membaik di setiap chapter] © start 2020