1

3 1 0
                                    


Tok tok tok...

"Bangun nak, mama berangkat ke kantor dulu ya, kamu sekolah baik baik, sarapan udah ada di meja makan" Pamit ibu Ayana di depan pintu putrinya

"Papa uda berangkat ma?" Jawab Ayana  berteriak

"Papa berangkat setengah jam lalu, kamu makannya abis subuhan jangan tidur terus ga baik, yaudah mama berangkat ya" pamit ibu Ayana sekali lagi

"Bentar maa" Ayana tergesa ke depan kamar

"Apalagi? Mama buru buru ini" ibu Ayana berhenti dan menoleh kebelakang

"Oalah anak solehot mama mau salim" Ibu Ayana memberikan tangannya untuk anaknya, Ayana pun menerimanya

"Ma, uang jajan aku mana?" Ayana Menunjukan cengirannya

"Anjir anak siapa ini, di bawah piring makan, kamu kira mama lupa ngasih saku? Dasar anak jaman sekarang" Ibu Ayana pergi tanpa memperdulikan ucapan Ayana lagi

"Yee gitu aja baper nyonyah, eeeee ga bole ngomong kasar gitu ah ga baik buat ibu ibu" ledek ayana pada ibunya, meski  tak dihiraukan ia tetap berteriak kencang

"Widii tumben masak enak, ga sia sia gue punya mama, untung ga piatu. Eh gabole gt dosa" Ayana berceloteh sendiri, kemudian melahap sarapannya

"Ini mamih gue lumayan pelit ya ngasi duit jajannya, untung uda minta papsky semalem" Ayana mengambil uang sepuluh ribuan dan duapuluh ribuan di bawah piring lauk.

Kemudian Ayana bersiap siap berangkat sekolah, mulai dari mandi memakai seragam, dan menata buku pelajaran, Ayana terbiasa melihat dan menata buku pelajaran di pagi hari, katanya biar ada degdegannya gitu.

Ayana angelica sbastian, anak tunggal dari pasangan Maya angelica dan Tio sbastian, keluarga mereka harmonis,anak mereka cukup berprestasi, berbakat, dan ceria namun dibalik keceriaan Ayana ia menyimpan luka yang ia pendam sendiri. Nobody knows

"Eveythink will be oke na, gapapa lo ga pernah salah, semuanya kecelakaan" ucap Ayana pada diri sendiri,kemudian menaiki motor kesayangannya.
.
.
.
.
.
Ayana memarkirkan sepeda motornya, kemudian berjalan menuju kelasnya, kelas XI IPA 3.

"Oh ini yang kemarin dorong kak alya sampe masuk rs"

"Mukanya polos si, tapi ko jahat ya"

"Gue kira dia anaknya baik loh"

"Iya waktu itu juga katanya pernah nampar alya nyampe sakit"

"Gara gara ditolak kak Gama nyampe segitunya bully kak Alya"

"Iya, bulan kmaren abis nyolong dia, pantes jaketnya baru"

"Lagian dia ga cantik cantik amat si kalo diliat liat, fashionnya juga b aja"

Ayana mengabaikan semua ucapan siswa lain di koridor sekolah,
Ayana dulu memang pernah menyukai kaka kelasnya yang bernama Gama, Ayana pernah menyatakan perasaanya,namun ia tak beruntung, Gama menolak Ayana dengan keras, bahkan mempermalukan Ayana di depan umum, sebenarnya Ayana tidak mempermasalahkan itu, yang ia masalahkan adalah gosip yang beredar, sudah setahun dari kejadian Ayana menyatakan perasaan, namun masalah yang ditimbulkan tak kunjung usai. Dari isu dia membully semua perempuan yang dekat dengan Gama, dia perempuan murahan, kasus pencurian, hingga kecelakaan di kolam renang karena ayana tak sengaja mendorong salah satu siswi, dan masih banyak lagi kesialan yang terjadi setahun belakangan ini di sekolah, Ayana sudah menganggap bahwa sekolah adalah neraka nya. Semua itu gara gara Gama.

"Anjing, anjing, bangsat" gerutu Ayana, tak keras, hanya dirinya dan dua sahabatnya yang mendengar

"Nape lagi ni bocah pagi pagi" Tia menoleh pada Ana yang sedang menyenderkan badannya pada kursi

"Ga tai, paling di tuduh lagi ni orang" Ana menjawab

"Gue gatau apa apa, gue ga sengaja,emang bangsat ni orang orang pengin gue cabik cabik mulutnya" Ayana masih dengan mode marah

"Gapapa, kalo lo di dzolimin terus kan doanya mustajab tuh, gue nitip ya" ucap seorang yang baru datang, dia andin sahabat Ayana

"Anjir bener juga, gue nitip juga dong" Tia antusias

"Nah gue juga dong, kebetulan lagi pengin ketemu jaemin, cepetan lo doa!!" Ana memerintah sambil tertawa

"Asu lo pada" balas Ayana tak mood

"Aelah, anak setan bisa baper jg lo" keempatnya tertawa.

"Ketawa mulu pada, noh si botak dateng" ucap Andin mereka kempali ke tempat duduk masing masing, masih tertawa dan mengarahkan jari tengah ke andin

"Selamat pagi anak anak, karena pertenuan kemarin kita sudah ada kuis, maka pertemuan hari ini kita akan membahas materi, materi untuk hari ini adalah limit fungsi trigononetri"
Kemudian pak Ghani mulai menjelaskan materi

"Ko ada ya,orang ga ngantuk pas pelajara  mtk" Tia yang masih setia meletakan kepalanya di meja dengan menatap Ayana yang tengah serius mendengarkan dan memahami materi

"Bacot lo,pantes bego mulu" sarkas Ayana dengan mata masih lurus kedepan

Teeettt treeett teetttt

Brak

"Alhamdulillah otak gue masih aman, ayo ke kantin" ucap Ana setelah menggebrak meja

"Udah gila" tanggapan teman temannya

"Gue jaga meja deh,lo pesen makan ndil" Ayana duduk di salah satu kursi di kantin

"Yaudah, lo ikut gue,makannya biasa kan su?" Andin menunjuk Tia

"Yoi" jawab Ana dan Ayana

"Heh Ayana, lo apain alya lagi? Nyampe dia nangis kaya gini?" Ucap Gama tajam menujuk Ayana

"Lo ga liat gue duduk manis disini mau makan? Buta?" Ayana geram, tak suka di tuduh

"Lo tau kan, dengan ancam alya ga bikin gue suka sama lo, adanya gue jijik" bentak Gama

"Udah gue bilang, bukan gue, dan gue juga jijik sendiri inget gue pernah suka ama bongkahan tai kaya lo, dan plis buat lo alya, gue ga pernah nyentuh lo, najis si kata gue" Ayana menujuk alya dengan marah

Plak

"Kurang ajar lo, udah salah ngatain orang lagi" dengan mata memerah Gama menampar Ayana

Ayana menoleh ke kiri karena tamparan tadi, ujung bibir Ayana pun luka

"Udah gam, dia cewe" Adit,teman Gama menenangkan gama

Plak

"Kurang ajar lo, udah fitnah nampar orang lagi, masih waras ga?" Ayana dengan berani menampar Gama

"Lo tanya sama temen sekelas gue, dari tadi gue dimana, gue baru keluar kelas bangsat, mana ada kue ketemu pacar lo. Punya otak ga lo? Ini lagi temennya juga sama sama bego gada otak lo!"
Ayana meninggalkan kantin
.
.
.
.
.
Ini cerita kedua gw, thx🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ayana dan lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang