Hai, semua. Sedih banget rasanya baru kembali lagi setelah hilang lama. Cerita ini aku tulis saat baru masuk SMA dan sekarang udh kerja hehe, belum tamat juga. Gatau apakah masih ada yang baca PBTS, intinya aku ingin sekali melanjutkan cerita ini sampai end, meskipun sangat lama untuk up.
"Jikalaupun rasa itu tidak dapat tumbuh tak bisakah ia tetap merawat rasa itu agar tak terkubur dalam hati yang tandus?"
Kejadian itu, lagi dan lagi membuat Reyhan masuk ke ruangan Neraka bagi para murid nakal. Ya, jika saja Farhan tak membuat emosinya naik ta'kan Reyhan melakukannya. Siapa yang tidak marah ketika orang yang disayangnya diperlakukan kasar oleh pria brengsek yang tidak tahu cara menghargai perempuan.
Ajat dan Lasmi berjalan beriringan setelah baru saja mereka keluar dari ruangan BK. Lasmi berjalan santai, tapi tidak dengan raut wajahnya yang terlihat gelisah.
"Udah gausah khawatir, Reyhan udah biasa masuk BK," kata Ajat, sendari tadi remaja ini terus memperhatikan raut wajah Lasmi yang tak tenang.
"Gue khawatir sama Farhannya bukan Reyhan," jawabnya dengan rasa penuh kekesalan.
"Lo bilang tadi khawatir sama Reyhan, lo pikun?" Ajat tersenyum meledek. "Udahlah Las, gue tau lo khawatir 'kan sama Reyhan? Gue tau lo sayang banget sama dia, mau semarah apapun lo ke dia, lo tetep sayang sama dia." Ajat tau, bahkan sangat tau bagaimana seorang Lasmi menyayangi Reyhan.
"Lo bisa diem ga?!" Perintah Lasmi. Yang langsung diangguki Ajat.
"Bisa," jawab Ajat dengan senyuman kecil yang menghiasi bibirnya.
Seusai berdebatan kecil itu keduanya kembali ke kelas tanpa adanya perbincangan.
****
Hampir saja bakso yang baru Lasmi masukan ke dalam mulut terjatuh kembali ke mangkok nya ketika Linda mengkagetkan dengan menepuk bahu.
"Astaga Linda, lo apaan sih?" tanya Lasmi sembari mengelus dada.
"Las Las, bener tadi Reyhan sama Farhan berantem gara-gara rebutin lo?" Heboh Linda penasaran. Buru-buru dia duduk untuk mengetahui kebenaran.
"Pala lo rebutin."
"Lah terus? Tadi gue denger di koridor ada yang bilang gitu, emang cerita aslinya gimana?"
Lasmi menggeser mangkuk baksonya, lalu meletakan tangan diatas meja. "Lin lo tuh gausah percaya sama omongan yang lo denger, kalo lo ga liat kejadiannya." Jelas Lasmi membuat Linda mengkernyit.
"Ya makanya gue tanya ke lo, yang sebenernya kek gimana? Gue kepo nih, kan tadi gue gada ditempat karena rapat osis."
"Lagian udah kelas 12 masih aja ikut rapat," balas Lasmi heran.
"Gimanapun gue mantan wakil ketua osis jadi tadi gue diajak ikut serta."
"Masa jabatan lo udah habis, harusnya udah gada urusan lagi. Emang anak osis pada gajelas ya Lin, dasar babu sekolah!" ejeknya.
"Daripada lo beban sekolah."
Tak lama setelah itu Linda memesan bakso, ia cukup tergiurkan oleh bakso kuah merah yang Lasmi santap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Bobrok Tanpa Status
Teen FictionKarna emang mereka itu deket banget cuma ya ... tanpa ada ikatan status gitu. Aku nulis cerita ini berdasarkan kisah nyata sepupu ku, gak semua si cuma sebagian yang aku ambil, dan sebagian lainnya aku tambahin biar lebih uwwu.