2| Perkenalan (2)

21 9 4
                                    

T h e  L u c e l e n c e' s

SEBAGAI putri pertama dan anak kedua, Adara Claritha senang dengan posisinya. Dia hanya perlu hormat pada Keith Adharva, yang memang lebih dari pantas untuk menjadi kakak, dan dia banyak mendapat manfaat dari posisinya.

Ya, Dara bisa dengan leluasa memperbudak adik-adiknya yang manis itu.

Bayangkan kalau yang menjadi kakak itu River yang terlalu hening atau malah adik keempatnya yang terlalu liar, hancur ( Iris pengecualian. Dia adik terbaik.)

Dara bisa memastikan kehancuran itu tanpa perlu kemampuan untuk melihat masa depan.

Adara tak punya kemampuan macam itu, karena yang Adara punya hanya...

"Nona Dara! Tolong ke dapur sebentar!" Nah, itu dia jawabannya. Sebentar, sebentar.

"Kenapa Mei?" Lu Mei mengedik ke arah kompor. Gas habis. Padahal sejam lagi waktu makan siang. Bagaimana dia bisa masak?

"Xia?"

"Lagi nelpon tukang gas."

"Baiklah." Dara menjentikkan jari. Secercah api menyala dari ujung telunjuknya. Dengan 'korek api pribadi', Dara menyalakan kompor.

"Luar biasa, Nona!" Lu Mei mengacungkan jempol. Dara mengibaskan rambut pirangnya, menerima pujian itu dengan senang.

"Hati-hati, Nona! Rambut Nona terbakar nanti!" peringat Lu Mei. Ups! Dara meniup telunjuknya. Api pun padam, meninggalkan asap.

"Aku ke kamar dulu, Mei!"

"Baik, Nona!"

Keluarga Lucelence tak seperti konglomerat lainnya dalam menghabiskan harta. Ini memang sedikit membingungkan, rumah mereka pun termasuk tipe rumah biasa. Terlihat sederhana tanpa polesan dari luar.

Lu Xia dan Lu Mei lebih suka memasak dengan kompor gas. kadang-kadang dengan tungku (jangan tanya kenapa karena mereka memang suka hal unik dan segala hal yang mengacu pada keestetikan jalur retro). Teriel hanya membayar listrik dan air dua bulan dalam setahun. Agar terlihat normal. Keluarga Lucelence tak butuh air conditioner, rumah mereka sudah cukup dingin tanpa itu.

Semua keanehan itu mengarah pada satu pertanyaan besar.

Kenapa begitu?

Tadi Dara sudah menunjukkannya kan?

Api. Elemen yang diperoleh Dara. Berkat kemampuannya itu, suhu tubuh Dara selalu hangat. Sedikit berbahaya, tapi ini Dara. Sejak kecil Dara berlatih mengendalikannya dan dia berhasil.

Kakak pertama, Keith, memperoleh atribut angin. Angin selalu berhembus bersamanya.

Adiknya yang mirip orang Jepang itu, River, mendapatkan kemampuan memanipulasi air di dekatnya.

Saudara keempat, si liar itu, bermain-main dengan alam setiap hari. Tanah, elemen miliknya. Dia memang bau tanah. Jangan tanya kenapa Dara sangat anti masuk ke kamarnya, dan kamar grandma.

Akar keturunan mereka, Eira Calantha Lucelence sendiri mampu membekukan apa pun yang disentuhnya. Es. Bahkan Dara pernah mendengar grandma lahir saat salju turun dengan lebat.

Lalu itu menurun ke Papa Teriel. Elemen Papa, electro. Listrik.

Seistimewa itu keluarga Lucelence.

Adara sangat bangga menjadi salah satu anggotanya.

***

Hari pertama sekolah, Adara terlambat. Bukan karena terlambat bangun. Dia lama berkutat dengan seragam. Sedikit berdandan. Lebih lama lagi melihat pantulan dirinya di cermin.

Lets Meet The Lucelence'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang