38 (END)

3.1K 144 6
                                    

Mobil Reyga melesat dengan kecepatan cukup tinggi menelusuri jalan menuju rumah Sheilla dan Varo.
Jarak antar cafe dan tujuan mereka lumayan jauh, butuh waktu 1 jam. Dan itu berarti mereka berdua akan sampai saat matahari mulai tenggelam.

Keduanya sama-sama terdiam dengan wajah cemasnya. Bahkan isakan kecil masih terdengar dari mulut Sheilla yang pandangan matanya menatap kosong ke arah jalanan.

Sesampainya di depan rumah, Sheilla akan segera turun, namun tanganna di tahan oleh Reyga.

"Gue mau turun" kata Sheilla penuh penekanan.

"Sstt lo liat tuh di depan sepi, jangan lewat pintu depan" ucap Reyga menunjuk gerbang depan.

"T-tapi Va-ro" lirih Sheilla

"Ck, lo juga harus mentingin keselamatan diri lo sendiri, kita lewat pintu belakang, tadi Rafael bilang dia udah bisa masuk" jelas Reyga

"Terus lo sendiri?" tanya Sheilla sembari memikirkan jalan masuk.

"Gue lewat pintu samping, kita ketemu di tangga belakang, kalo lo ngga ketemy gue disana, langsung ke rooftop aja apapun yang terjadi" jelas Reyga lalu segera turun dari mobil.

Sheilla juga turun dari mobil, langkah kecilnya berjalan menuju pintu belakang seperti yang Reyga katakan. Perlahan Sheilla membuka pintu belakang yang terkunci menggunakan sandi yang hanya diketahui Varo dan Sheilla.

Mata Sheilla membulat ketika melihat para banyak bodyguard penjaga mansion sudah tidak sadarkan diri dan terikat. Segera Sheilla menutup mulutnya menahan suara yang hampir saja keluar dari mulutnya.

Tinggal beberapa langkah lagi Sheilla sampai di tangga belakang. Namun tiba-tiba seseorang bertubuh tinggi dan besar menahan tubuh Sheilla.

"ARGH LEPASIN!" pekik Sheilla dengan isak tangis.

Lelaki itu tetap mengeratkan tangannya untuk menahan Sheilla. Dan tepat saat Sheilla melihat ke arah wajah lelaki itu, seringai tajam keluar dari bibir lelaki itu.

"Plis tolong Sheilla, aku belum ketemu Min Yoongi hiks" batin Sheilla.

BUGH! reyga datang dan memukuk wajah pria itu dengan brutal. Tepat setelah itu beberapa pria lain datang dan Reyga dan beberapa pria itu berkelahi dengan membabi buta.

"NAIK SYA! CEPET KESANA!" teriak Reyga terus menghalau serangan dari beberapa pria itu.

"T-tapi lo gimana?" bingung Sheilla yang masib mematung di tempat.

"APAPAUN YANG TERJADI JANGAN HADAP BELAKANG, TERUS JALAN KE TEMPAT ITU!" pekik Reyga dengan lantang.

Sheilla menaiki tangga dengan tergesa-gesa.

"ARGH!" jerit Reyga, Sheilla yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya, namun sedetik kemudian teringt dengan perintah Reyga untuk tidak menengok kebelakang.

Tidak ada lagi suara jeritan atau pukulan dari perkelahian Reyga dan beberapa pria itu, hal itu tentu saja membuat Sheilla menjadi lebih cemas.

Dengan sisa keberaniannya, Sheilla membuka pintu rooftop. Hal pertama yang Sheilla lihat adalah gelap. Tidak ada cahaya sama sekali, lampu di rooftop padam.

"Varo!" panggil Sheilla.

Tidak ada jawaban, tapi Sheilla kembali memanggil nama Varo untuk yang kedua kalinya.

"VARO! HIKS" teriak Sheilla di akhiri isak tangis yang sudah tidak bisa ditahan. Bahu Sheilla bergetar, setelah itu terduduk di lantai rooftop dengan perasaan yang cemas dan khawatir.

"Hiks.... " tangis Sheilla.

Tiba-tiba lampu rooftop menyala, terlihat banyak hiasan yang sudah terpasang dengan indah di rooftop.

TRANSMIGRASI!  OVER PROTECTIVE?! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang