7

499 73 28
                                    

Sepertinya hari ini adalah hari yang paling menyebalkan.

Seusai menyelesaikan piket tadi, aku pulang dengan sopir baru. Ah.. Maksudnya aku pulang dengan si menyebalkan calon adik tiriku.

"Fe lo gamau ngomong apa gitu?" Masih di perjalanan, Rey menjemputku menggunakan pakaian serba hitam dan masker hitam. Betapa tololnya dia.

"Gue udah nurunin gengsi buat jemput lo di depan sekolah musuh gue," Dan masalahnya aku juga tidak meminta dia untuk menjemputku.

"Gila sih, punya calon saudara bisu kayak lo itu biki---"

"WOY LAMPU IJO MAS!" Teriakan dan beberapa klakson tadi membuat Rey dan aku terkejut, secara refleks Rey langsung tancap gas dengan kecepatan luar biasa. Aku dan dia berbincang saat lampu lalulintas beearna merah.

"Bisa pelan?" Aku mencubit perut ratanya, sembari berucap dengan gemas.

"Ad-duh iya! Pelan!"aku mendegus kesal,

"Bunda mau ketemu," Mungkin itu adalah alasan utama dia menjemputku.

"Ya," Balasku, memang setelah makan malam bersama kemarin. Bunda selalu menanyai kabarku.

Fe? Sudah makan?

Fe? Ada masalah?

Fe? Susunya jangan lupa dibawa,

Fe? Uang sakunya cukup nga? Mau bunda kasih lebih?

Hal yang lama tidak aku dapatkan, sekarang mulai ada dalam hidupku. Itu agak menganggu sesedikit, namun cukup asik.

Kami melanjutkan perjalanan menuju perumahan yang ditempati milik bunda. Rey tedengar mengerutu tidak jelas disepanjang perjalanan.

Motor yang kami tumpangi berhenti di salah satu rumah bercat biru, dengan berbagai tanaman di halaman depan.

Aku langsung turun dan berjalan lebih dulu di depan. Meninggalkan Rey yang selalu hiperaktif dengan setiap keadaan.

Melotot dengan mulut mengerutu

"Fe kurang ajar, dia? Calon kakak? Gue pingin adek cewek malah dapet kakak bisu," Aku hanya tersenyum miring mendengar grutuan itu.

"Assalamu'alaikum.. " Aku mengucap salam ketika pintu berwarna putih itu terbuka.

"Eh.. Lho.. Wah.. " Aku mengedipkan mata beberapa kali. Melihat bunda yang terlihat terkejut.

"AA ADA CALON ANAK! MasyaAllah Alhamdulillah!" Ini kenapa bunda terkejut gini.

Bunda langsung memelukku sembari membalas salam

"Waalaikumsalam..." Aku membalas pelukan bunda. Sembari mengulas senyum.

Dalam benakku aku sedang memikirkan beberapa hal yang terjadi. Calon adik tiri yang tiba-tiba menjemputku. Lalu bunda yang terkejut akan kedatanganku.

Bukannya implusif. Tapi rentenan kejadian itu adalah ide dari seseorang yang kini malah memainkan raut wajahnya layaknya orang idiot.

"Ajak masuk dulu bund, anak orang baru pulang sekolah. Tadi di jalan perut dia bunyi kenceng banget. Ngalahin klakson tronton." Crewet sekali bukan lelaki yang berbeda 7 bulan dari calon kakaknya ini.

"Astaghfirullah.. Ayo sayang.. Uluh-uluh anak gadis bunda pasti udah kelaparan ya? Njom masak sama bunda," Aku hanya tersenyum sembari menganggukan kepalanya. Membiarkan perkataan omong kosong si crewet tadi.

"Rey, temeni kakakmu. Aduh pinter banget deh ngajak calon anak gadis bunda. Bunda kalah langkah sama kamu, "

"Bunda siapin baju kamu dulu ya. Pasti muat lah. Bunda kan badanya sebelas kali dua jadi dua puluh dua,"

bukan FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang