"Aowh!!!"
Teriakan Sabda, tiba-tiba membuat burung-burung terbang. Dia terbangun, karena merasa ada sebuah tangan lembut yang mengusap pundaknya. Tapi dia masih teringat tentang Hantu Kepala Buntung, jadi rasa terkejutnya meledak luar biasa.
Tetapi, di depannya kini hanya ada seorang gadis cantik yang memakai topi rimba dan membawa tas ransel besar, mirip mahasiswa pecinta alam yang sedang menjelajah hutan. "Aa sudah bangun? Aa tertidur di mobil ya?" kata gadis itu.
Sabda terpana. Mobil? Dan alangkah kagetnya dia, karena ternyata, dia memang sedang berada di atas mobil jeep miliknya. Ada senapannya yang tergeletak di sebelah bangkunya, lalu di bangku belakangnya, nampak Neo dan Jason sedang tertidur sambil memeluk senapan masing-masing. Suara dengkuran keduanya terdengar jelas. Bahkan mereka tidak bangun-bangun juga, meski Sabda keras memanggil. Meski demikian, Sabda merasa lega karena melihat keduanya, apalagi ketika menyadari bahwa tubuhnya ternyata normal sekarang. Tak ada lagi bulu hitam panjang tebal.
Lalu, apa yang dirasakannya sebelum ini? Apakah semua cuma mimpi?
"Ka-kamu siapa?" tanya Sabda, pada gadis yang masih berdiri di sebelah jeep-nya.
"Saya Nilam, pendaki gunung yang terpisah dengan kelompok saya. Sudah dua hari saya nyasar. Semalam, saya melihat kalian tertidur di atas mobil. Jadi saya ikutan bermalam tak jauh di sebelah mobil kalian. Tapi anehnya, sampai pagi kalian sulit bangun juga. Apa kalian sangat lelah?" jawab gadis itu dengan sopan.
Sabda menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia merasa masih bingung dengan keadaannya. Mana kisah yang nyata, dan mana yang mungkin cuma mimpi belaka. "Saya mungkin telah bermimpi buruk saat akan berburu di hutan ini. Bersyukur bisa terbangun, dan melihat kenyataan yang lebih membahagiakan."
Nilam tersenyum,"Aa namanya siapa?"
"Sabda! Dan kedua teman saya yang tertidur itu, namanya Neo dan Jason."
"Kalian pemburu?"
"Tadinya. Tapi sekarang rasanya lebih baik cepat pulang dan kembali ke Jakarta dengan tenang."
"Boleh saya ikut menumpang pulang ke Jakarta?"
Sabda menatap Nilam, lalu gadis itu kembali tersenyum. "Saya sudah terpisah dengan rombongan saya. Pasti mereka sudah kembali ke Jakarta."
"Mereka tidak lapor polisi karena kehilanganmu?"
"Sepertinya tidak. Karena saya telah menelpon mereka semalam. Saya katakan, bahwa saya baik-baik saja, mereka bisa terus balik ke Jakarta Jumat ini."
"Jum'at?"
"Begitulah."
"Di sini ada sinyal?"
"Ya!"
Sabda cepat merogoh laci mobilnya, meraih ponsel, dan melihat ada banyak pesan dan telpon tak terjawab. Terutama dari ibunya dan pihak rumah sakit tempatnya bekerja. Ternyata, dia tidak ada kabar sejak Senin, hari di mana semestinya dia kembali beraktivitas. Mestinya, saat pergi berburu pada hari Sabtu, Senin pagi dia sudah bekerja. Sebab Bogor-Jakarta dekat. Sebab itu mereka memutuskan berburu di jalur pendek hutan pinus untuk sekedar iseng melepas satu dua butir peluru. Tetapi justru tersesat, mengalami hal aneh, dan malah kembali berada di mobil jeep.
Siang itu, mereka sudah kembali ke Jakarta. Tetapi malah tidak sampai rumah, namun malah mengalami kecelakaan di tol Jagorawi. Jeep Mercy G Class tersebut mendadak terbalik di KM 28+200 tak jauh dari wilayah Sirkuit Sentul. Sabda dan Nilam mengalami luka-luka, namun Neo dan Jason kondisinya buruk, bahkan koma.
"Apa yang terjadi?" tanya Inge, Mama Sabda, saat melihat anaknya terbaring di ranjang rumah sakit.
"Entahlah, Ma. Bingung mau cerita dari mana, khawatir Mama juga akan sulit mempercayainya." sahut Sabda sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Jadi Lutung (Terbit SAGO/GONOVEL)
Ficción históricaSabda, adalah seorang Dokter muda yang sangat gemar berburu. Bersama dua sahabatnya, Neo seorang Hair Stylist terkenal dan Jason, seorang Chef macho, mereka kerap menyusuri hutan rimba untuk menembak hewan liar. Tetapi ketika mereka berburu ke hutan...