Fergio kini tengah berada di ruang gym belum puas ia memukuli adiknya kini pria itu menatap samsak yang tergantung di hadapannya dengan tatapan kosong dan dingin.
Pria itu teringat ketika Kylie, istrinya keluar dari kamar Mark, dengan mengenakan baju tidur transparan yang bahkan ia sendiri belum pernah melihatnya mengenakan baju itu.
Ia membayangkan permainan panas yang dilakukan mereka berdua selama Fergio tidak ada.
"Shit!"
Ia tidak bisa menerima semua ini. Baru sekali dalam hidupnya pria itu menerima sebuah pengkhianatan, dan itu dilakukan oleh Mark, orang terdekat yang notabenenya adalah adik dia sendiri.
Rahang Fergio mengeras, menampilkan urat-urat yang menegang di lehernya. Pria itu menggulung lengan bajunya dan dalam sekali entakan pria itu meninju samsak di depannya.
Emosinya saat ini bercampur aduk, kesal, marah, dan perasaan lain yang tidak ia mengerti. Pria itu terus memukuli samsak yang bergerak kesana kemari. Sesekali Fergio menggeram.
"PENGKHIANAT!" raung Fergio.
Jika saja pria itu bukan adiknya. Mungkin saat ini ia telah menyeretnya ke ruang penyiksaan. Mengulitinya dan membunuhnya, seperti yang biasa ia lakukan pada musuhnya.
Peluh mulai bercucuran di dahinya. Namun, pria itu tidak mau menghentikan aksinya saat ini. Ia tidak akan berhenti sampai hatinya merasa puas. Namun sayang, pria itu tidak pernah memiliki kepuasan.
Mungkin ia akan berhenti ketika tenaganya telah habis terkuras.
🍁🍁🍁
Kylie's POV In
Di tengah isakanku, terdengar suara langkah kaki mendekat ke kamar ini, siapa kiranya orang yang datang kemari? Aku harus berusaha menahan tangisanku. Aku tidak mau orang itu mendengarnya. Dia pasti akan semakin menginjak-injak harga diriku.
Langkahnya semakin dekat, hingga kemudian langkah itu terhenti. Tak lama kemudian pintu diketuk, sesekali orang itu berusaha membuka pintu kamarku. Syukurlah aku menyempatkan diri untuk menguncinya tadi, sehingga orang itu tidak dapat masuk.
"Kylie," dia memanggilku, tapi suara itu terdengar samar, membuatku tidak bisa mengetahui siapa pemilik suara itu.
"Kylie, maafkan aku! Aku tidak bermaksud melukaimu, kemarin aku benar-benar tidak sadar! Gadis itu menjebakku!" kali ini kudengar suaranya lebih jelas, itu adalah Mark.
"Kemarin dia mengajakku makan siang, tapi ... arghhhh."
Makan siang dan berakhir di atas ranjang? Hah, tapi ada apa dengannya? Mengapa dia mengerang seperti itu, apakah dia sedang kesakitan? Apakah Tuan Osvaldo menyakitinya?
Tolong hentikan perasaan ini, dia bahkan tidak peduli terhadap perasaanku. Lalu untuk apa aku harus memedulikannya.?
"Kylie kumohon bukakan pintu!" pria itu memohon, bahkan setelah dia mengecewakanku.
"Kumohon izinkan aku bertemu denganmu untuk yang terakhir kali!" Terakhir kali? Apakah dia akan pergi? Ke mana pria itu akan pergi?
"Kau boleh marah kepadaku tapi kumohon temui aku kali ini saja!" jantungku berdetak tidak karuan, dia terus saja memohon untuk menemuiku, apakah ini pertemuan terakhir kami? Tapi aku tidak peduli, pergilah jika kau ingin pergi.
"Aku akan pergi ke Netherlands dan tidak bisa bertemu denganmu lagi, apakah kau tidak ingin bertemu denganku untuk yang terakhir kalinya?" tanya Mark, suaranya terdengar parau.
Aku tersenyum perih, lihatlah dia, setelah melakukan ini padaku lantas dia akan pergi meninggalkanku dan membiarkanku tinggal bersama kakaknya yang kejam. Di mana janjinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
Romance[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...