C h a p t h e r [8] -- Tawuran

911 180 16
                                    

Ada yg nungguin?





















Kejadian Baji yang mengantarkan (y/n) sudah berlalu. Gadis itu menceritakan dengan detail saat bertemu Baji, dan tak lupa (y/n) menceritakan kalau dia mendapat pekerjaan dari Matsuno Chifuyu yang tak lain adalah teman sepergeng-an Mitsuya.

“Dunia ini benar-benar sempit.” Monolog (y/n), gadis itu masih belum berangkat kerja padahal jam kerjanya sebentar lagi.

Hari ini Mitsuya keluar rumah memakai baju geng berwarna hitam dan kain putih yang dililitkan. (y/n) tidak menyangkal kalau Mitsuya terlihat lebih keren memakai baju gengnya.

Laki-laki itu hanya pamit untuk bertemu gengnya dan anehnya Mitsuya menyuruh (y/n) untuk mendoakan keselamatannya.
(y/n) memilih untuk tidak memikirkan itu semua dan beranjak bekerja.

Dia sampai di restoran dan mulai mengerjakan tugasnya. Menurut karyawan lainnya pangkatnya sedikit naik dari pencuci piring ke pelayan pengantar makanan. Tapi (y/n) masih tetap mengerjakan tugas cuci piringnya.

“Nakamura-san, apa kau mau membantuku? Sebentar saja.” Ucap Nara Senpai, pelayan yang sering mengobrol dengan (y/n).

“Tolong belikan persediaan ini. Aku tidak bisa karena banyak pelanggan yang datang. Nanti aku akan membantumu mencuci piring. Kumohon yaa.” Nara Senpai meletakkan list nota barang pada (y/n).

Dia menghela napas lalu melepas sarung tangan karetnya, gadis itu beranjak menuju pasar terdekat. Karena tempatnya sedikit jauh dia memutuskan untuk naik sepeda milik Tanaka senpai.

Beberapa hari lalu karena (y/n) sering tersesat, Nara Senpai dan Tanaka Senpai dengan senang hati menunjukkan jalan terdekat menuju restoran, jalan tercepat menuju pasar dan jalan alternative lainnya.

Gadis itu sangat berterimakasih karena Nara senpai dan Tanaka Senpai sangat baik kepadanya meskipun Tanaka senpai sering menuntut (y/n) agar segera menyelesaikan cucian piring.

Mereka bertiga juga sering makan bersama di atap restoran dan berbagi bekal.

Kembali ke (y/n)! gadis itu sudah membeli barang-barang yang ada di list, keranjang sepeda milik Tanaka senpai penuh. Boncengan di belakangnya ada dua tumpuk kardus dan stang sepedanya tergantung beberapa tas  belanja berisi bahan masakan.

“Lewat jalan pintas saja.” Dia membelokkan sepedanya menuju jalan terdekat yang sudah diberitahu Nara senpai.

Dan sampai akhirnya (y/n) mendengar suara orang yang berteriak, itu bukan satu dua saja melainkan banyak suara. Gadis itu memberhentikan sepedanya di samping tugu menuju lapangan.
Dia mengintip dan terkejut melihat tawuran, da nada beberapa orang yang menonton tawuran itu.

“Kenapa mereka tidak menghentikannya.” Gumam (y/n) yang meringis kecil karena meihat mereka saling tonjok.

Mata tajamnya melihat seseorang yang dia kenali, (y/n) mengetahui kalau disana ada MItsuya, Chifuyu dan Baji. Gadis itu terkejut saat orang yang mengantarnya pulang kemarin ternyata musuh MItsuya dan Chifuyu.

“Pantas saja Mitsuya terlihat muram.” (y/n) masih mengamati acara tawuran itu.

“Apa aku menelefon polisi yaa? Berhubung ada telefon umum disana.” Gadis itu beranjak dari tempat persembunyiannya dan melangkah pergi menuju telefon umum.

Baru saja memasukkan koin, tangan (y/n) dicekal oleh seseorang. Gadis itu terkejut pasalnya dia tidak melihat atau mendengar pergerakan dari orang yang ada dibelakangnya.

“Nona, ku harap kau tidak menelfon polisi. Kita masih ingin melihat acara ini.” Suara orang ini terdengar mengancam, tubuh (y/n) membeku dan menoleh patah-patah.

“Geng hitam akan mati kalau seperti ini. Anggota geng putih lebih banyak.” Ucap (y/n) lantang, dalam hati dia merutuki ucapannya. Seharusnya dia mengangguk dan pergi dari tempat ini.

“Menarik”

Laki-laki berkepang dua itu menerik tangan (y/n).

“Kau mau membawaku kemana!” teriak (y/n) karena laki-laki itu tidak mau melepas tangannya.

“Kita akan menonton bersama.”
Mata gadis itu melebar, dengan refleks dia memutar tangan laki-laki itu dan langsung menguncinya dari belakang.

Kaki (y/n) menendang keras kepala belakang laki-laki itu. Merasa dia sedikit kewalahan, (y/n) memutuskan untuk kabur.

Gadis itu menganga saat melihat laki-laki itu tidak pingsan, padahal (y/n) memukul kepalanya dengan keras.

(y/n) melajukan sepedanya sambil mengamati situasi di belakangnya. Dia melihat samar kalau laki-laki itu tersenyum misterius padanya.


























Lama gak update /digebuk readers/

Ara ara gomen. Maapin aingg.. Sumpah dehh!!

Habis UAS otak ngelag, mikirin dunia nyata aja ribedd.. Apalagi mikirin jalan hidup upss jalan cerita mksd nya.

Dan endingnya aku malah bikin book lain, kan anjirr bangett.. Lagian ide-ide bermunculan. Tapi pas mikir mau ngetik ff ini malah amburadul

Sekinn.. Maapin aing.. Ehee

Back To The Past • Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang