Hampir 8 tahun ibuku meninggal dunia, akupun sudah terbiasa tanpa kehadiran sesosok ibu dalam hidupku, Tapi tidak bagi ayahku, dia merasa sangat kesepian, ayah selalu saja meminta izin padaku untuk menikah lagi dan dengan terpaksa aku mengiyakan permintaan dari ayahku. Karena aku juga kasian pada ayah bagaimana perasaan batinnya tanpa kehadiaran seorang istri sebagai pelengkap hidupnya. Selang beberapa bulan setelah mendapat izin dariku untuk menikah lagi, akhirnya ayah memberanikan diri mengajak calon ibu tiriku ke rumah, Sebut saja namanya Anisa.
Umurnya sekitar 40 tahun lebih muda dari ayahku 7 tahun. Tubuhnya agak berisi dan wajahnya terlihat masih muda. Dia bekerja sebagai staff di kantor ayahku. Aku memanggilnya dengan sebutan tante Anisa. Saat tante Anisa main ke rumah, aku sering melihat ayah dan tante Anisa berpelukan saat sedang menonton tv, terkadang tangan ayah dengan nakalnya mengelus Gunung kembar tante Anisa dengan penuh gairah.
Bagaimana tidak bergairah, tubuh tante Anisa sangat semok dan mempunyai gunung kembar yang besar. Semenjak ayah sering membawa tante Anisa ke rumah, aku menjadi hobi Senam 5 Jari dengan membayangkan tante Anisa. Pada hari minggu pagi aku bangun karena kaget mendengar suara gelas pecah di dapur, saat kulihat ada tante Anisa sedang membersihkan serpihan kaca. Awas jangan mendekat ada banyak pecahan kaca, tadi tak sengaja aku menjatuhkan gelas dan pecah…” katanya sambil jongkok mengambil serpihan kaca.
Aku yang masih sedikit mengantuk dengan sekita mataku jadi terbuka lebar karena melihat pemandangan bokong yang besar tante Anisa yang saat itu memakai daster tipis. “Kak, tolong deh tante diambilkan sapu…” ujarnya memerintahku. “Baik tante akan aku ambilkan, tunggu sebentar…” kataku lantas berjalan mencari sapu yang ada di halaman depan. Sembari berjalan aku membayangkan bulatan empuk yang kulihat tadi, pisangku pun langsung mengeras dibalik celana traning yang kupakai. Saat sudah mendapatkan sapu dan berjalan kembali ke dapur, tanganku mengelus-elus Pisangky dari luar celana.
“Ini tan sapunya…oya ayah mana tan?” tanyaku. “Ayahmu sudah berangkat kerja dari subuh tadi, dia dapet tugas mendadak dan harus ke kantor pusat, tante disuruh diem disini nemenin kamu dan disuruh memasak juga…oya kamu mau dimasakin apa biar nanti tante masakin…” katanya sambil menyapu serpihan kaca. “Aku mau nasi goreng aja tan…” kataku dan lalu aku berjalan menuju kamar mandi. Aku semakin bergairah ketika kulihat lagi bokongnya yang bergoyang ketika sedang menyapu, ditambah gunung kembarnya yang ikut bergoyang mengimpangi bokongnya.
Di kamar mandi aku langsung saja senam 5jari seperti biasa tanpa sabun dan saat sudah mencapai punjak aku langsung mandi. Usai mandi dengan hanya melilitkan handuk seperti rpok wanita aku menuju dapur bermaksud menanyakan apakah nasi goreng pesananku sudah jadi apa belum. tapi ketika sampai di dapur aku malah melihat pemandangan lain yang lebih indah, kulihat bongkahan bokong tante Anisa yang terlihat menggairahkan ketika sedang masak. Entah kemasukan setan dari mana, aku memberanikan diri memeluk tante Anisa dari belakang.
Kuelus bokongnya dan kuciumi lehernya dari belakang. Tante Anisa mencoba berontak, tapi aku semakin brutal. “Iiihhh…kakak ngapain sih…jangan giniin tante donk…aku ini calan ibu tirimu…” katanya.
“Udah diam aja tante… kamu gak cocok jadi ibuku… kamu cocoknya jadi mainan ayah…” kataku geram.
“Kamu ngomong apa sih kak… aku mohon hentikan kak…” katanya semakin pelan sepertinya dia sudah terbawa juga karana lehernya terus kuciumi. “Tante diam aja ya… nurut sama aku. lagian di rumah cuma ada kita berdua ja kog.oya aku juga tau kalau tadi malem tante habis kuda kudaan sama ayah kan… aku dengar jeritan ayah tapi aku sama sekali tak mendengar jeritan tante, pasti tante gak terpuaskan oleh ayah ya?” bisikku pelan di telinganya sambil terus kuelus bokong dan gunung kembarnya dari belakang. Aku mohon kak, lepasin tante…” pintanya memohon sambil menjerit kecil dan menolak elusanku. Tak kupedulikan omongan tante. aku terus saja mencumbu tante Anisa. Aku tahu kalau tante Anisa sangat liar kalau wik wik hanya saja saat ini dia belum begitu terbawa.
hanya butuh waktu sebentar saja untuk membangkitkannya, Secara naluri aku segera membuka dasternya dengan cara merobeknya dari belakang. Dan terlihatlah seluruh tubunya yg mulus, Tak berlama-lama, kupaksa dia untuk menungging, dia terus saja meronta memberikan perlawanan. Tapi aku tak memperdulikannya dan malah membuatku semakin liar. Kumulai memasukkan pisingku dari belakang. “Hentikan kak…aku calon ibumu…” jaritnya lagi.
“Sudah diam saja tante… kamu belum jadi ibuku…” kataku sambil menyodokan pisangku dan kupegang punggungnya agar pisangku bisa masuk lebih dalam. “Aku menyerah kak, kalau niatmu ingin menikmati tubuhku dan memuaskan aku, aku persilakan tapi tolong jaga rahasia ini ya… jangan sampai ayahmu tahu… aku sayang ayahmu… aku tak mau pernikahan kita batal, aku mau tetap mau jadi ibu tirimu…tapi aku minta ini hanya sekali ini saja ya… aku tak mau mengkhianati ayahmu…” keluhnya. Kemudian tante Anisa membalikan badan dan aku berdiri dihadapannya sambil kutatap tajam matanya.
Tak kusangka dia tiba-tiba menciumi bibirku dengan liarnya seolah tak ada hari esok lagi. AKupun lantas membalas ciumanya. Tak lama setelah itu langsung saja menganngkat tubuhnya kududukkan diatas meja makan, dan berlanjutlah permainan kami, sampai kami sama sama sampai puncak. Singkat cerita diapun akhirnya menikah dengan ayahku juga. Aku sangat senang sekali karena hampir sebulan sekali aku selalu meminta jatah diapun mau karena menurutnya aku yang bisa memuaskannya. Katanya pisang ayahku tak sekeras pisangku.