"Naja.. aku suka sama kamu."
---Suara pintu kelas terdengar, dan terlihat pintu kelas dibuka-menandakan bahwa guru sudah datang. Kelas yang tadinya berisik, kemudian hening seketika. Ketua kelas siap berdiri dan memimpin doa, namun niatnya dihentikan karena seorang lelaki cukup tinggi itu mengikuti langkah gurunya dibelakang.
"Nak." Guru itu memanggil ketua kelas menandakan untuk segera memimpin doa.
Ketua kelas menjawab dan berdiri yang diikuti murid lainnya. Matanya masih menatap lelaki itu. Agak risih dan malu yang dirasakan lelaki itu, canggung. Entah harus menatap balik atau tidak membalas tatapannya.
"Ael" Teriak guru kelas yang cukup membuat sadar ketua kelas yang biasa dipanggil Ael itu untuk memimpin doa kelas
"Ah iya bu Isna, maaf. Mari semua doa, dengan agama masing-masing yang dianut." Mark menundukan kepalanya yang diikuti semua murid kelas, namun ia sekali-sekali menengok ke arah lelaki manis itu.
"Berdoa selesai."
Semua murid mengangkat palanya, dan kembali duduk yang diikuti Ael dengan tergesa-gesa.
"Dia siswa baru disini. Walau ketinggalan beberapa hari pelajaran tidak apa-apa. Ayo sini nak, perkenalkan diri kamu ke kelas."
"Ah baik bu." Lelaki itu maju satu langkah kekiri.
"Selamat pagi teman-teman! Perkenalkan nama saya Naja, panggil saya Na-jangan Ja. Salam kenal ya semua." Kemudian lelaki manis bernama Naja itu tersenyum simpul, yang membuat lelaki berasal Canada dengan namanya yang identik brazil itu merasakan perasaan aneh.
"Baik naja, kamu bisa duduk disebelah bangku ketua kelas."
Naja kebingungan, siapa ketua kelas itu? Apakah lelaki tadi yang menatapnya terus menerus?
"Ah.. Maaf kamu nggak tau ya, ibu lupa kasih tau." Kemudian ibu itu menunjuk kearah ketua kelas, Raphael. Lelaki yang biasa dikenal berasal dari Canada namun namanya berasal dari Brazil.
"Oh iya bu, terimakasih." Naja sedikit menundukan kepalanya ke guru, kemudian ia berjalan ke bangku urut nomor 2 dari depan. Dia duduk, dan menaruh tasnya ditempat duduk.
"Hai!" Sapanya ke teman bangkunya sekaligus ketua kelas.
"H-hai!" Sangat canggung dan gugup yang dirasakan mereka berdua.
"Nggak usah canggung, santai aja ahahahaha" Naja tertawa santai ingin membuat suasana canggung sedikit cair."Baik anak-anak silahkan keluarkan buku tulis kalian. Hari ini kita ngeringkas ya."
---
Kring Kring
Suara bel sekolah berbunyi, menandakan jam istirahat untuk siswa-siswi dan guru.
Naja membereskan buku dan tempat pensilnya agar tidak berantakan dan hilang dicuri.
"Raphael ya?"
Naja memulai percakapan. Dia ingin akrab dengan teman sebangkunya."Ah iya, tapi panggil aku ael aja."
Raphael menjawab gugup dan sedikit menundukan kepalanya."Nggak usah ditundukin kepalanya-eh maaf, kamu memang biasa nunduk?"
Mendengar hal itu, tentu Raphael tau apa yang Naja maksud. Raphael langsung mendongakan kepalanya dan menatap wajah Naja.'Cantik' itu yang terlintas dipikiran Raphael, ketua kelas yang dikenal dari Canada namun namanya yang berasal dari Brazil.
Sudah 1 menit lebih Raphael menatap teman bangku kelasnya, sungguh canggung-maksudku mungkin hanya Naja yang terasa canggung karena Raphael terlihat sibuk menatap wajah Naja.
"Ael?" Raphael sontak bangun dari tatapannya. Kemudian dia lanjut membereskan buku dengan terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit
RomanceSulit untuk diungkapkan dan dijelaskan. Mohon jangan salah lapak ya, ini tempat lapak shipper bxb.