Malam ini, Ayas mengajak Aira untuk makan malam di luar. Karena Ayas yang selalu sibuk dengan pekerjaannya ia jarang sekali membawa Aira jalan-jalan atau hanya sekedar makan di luar. Dan sekarang Ayas tidak terlalu sibuk dan akan membawa Aira berjalan-jalan menikmati malam dan jalanan kota yang indah dengan cahaya lampu di sepanjang jalan.
Ayas membawa Aira ke restoran yang cukup terkenal di kota ini. Dan mereka mencari meja kosong lalu duduk di sana. Malam ini banyak sekali para pengunjung yang datang padahal ini bukan malam minggu.
Saat masuk Ayas dan Aira di sambut hangat oleh pemilik restoran ini.
"Ah, mas Ayas. Apa kabar? Lama tidak mengunjungi restoran kami" sapa pemilik restoran ini.
"Saya baik. Iyah lama saya tidak ke sini, karena pekerjaan kantor" balas Ayas lalu tersenyum tipis.
"Oh, begitu rupanya, silahkan. Saya panggil pelayan dulu" ucap mba pemilik mempersilahkan.
Ayas cukup akrab dengan pelayan di sini, karena dulu ayah dan bunda nya sering membawa Ayas untuk makan di sini, jadi ia cukup akrab dengan pemiliknya.
Ayas dan Aira duduk lalu ada pelayan datang dan memberikan menu makanannya.
"Mau makan apa?" tanya Ayas pada Aira.
"Samain aja" balas Aira.
Ayas pun mengangguk dan menyebutkan makanan yang di pesannya, Ayas memesan sama-sama dua porsi dalam setiap makanan yang berbeda.
"Silahkan di tunggu" ucap mba pelayan lalu pergi meninggalkan mereka.
Hening tidak ada yang berbicara, hingga Aira mengawalinya.
"Tadi ko bisa akrab banget sama mba yang tadi?" tanya Aira.
"Kenapa?" bukan menjawab tapi Ayas malah bertanya balik.
"Nggak kenapa-napa sih, kan cuma tanya" balas Aira.
"Iyah, yang tadi itu mba Ririn dia pemilik restoran ini, dulu ayah sama bunda sering banget ngajak makan di sini, karena ke seringan sampe kenal sama pemiliknya" jelas Ayas.
"Oh gitu"
"Hmm"
Tak lama kemudian makanan yang di pesan pun datang.
"Selamat menikmati" ucap mba pelayan.
"Terimakasih" balas Aira lalu tersenyum.
Mba pelayan pergi setelah menata makanannya di meja.
"Ayo makan" ucap Ayas hendak menyendok makanannya.
"Berdo'a dulu" cegah Aira.
"Oh iya lupa"
Mereka menengadahkan tangannya dan berdo'a masing-masing. Setelahnya mereka menikmati makanannya.
Di sela makan Aira mengeluarkan ponselnya, dan berniat ingin memotret makanannya, tapi melihat Ayas yang sibuk dengan makannya, Aira mengarahkan ponselnya untuk memotret Ayas dan cekrek!. Aira memotretnya.
"Kamu foto aku ya?" tanya Ayas yang merasa di potret.
"Nggak ih" elak Aira.
"Coba sini handphone nya liat" ucap Ayas ingin mengambil ponsel Aira.
"Nggak ada ih" balas Aira dengan tangan yang memegang ponselnya agar tidak di ambil suaminya.
"Kalo nggak ada, kenapa gak boleh liat?"
"Udah sini" Ayas merebut ponsel Aira dan melihat layar yang menampilkan foto nya yang di ambil Aira barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Ustadzah
Teen FictionBanyak cerita yang awalnya tidak suka tapi setelah lama selalu bersama rasa suka dan cinta pun mulai tumbuh. Apakah cerita itu juga akan terjadi pada seorang pemuda yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nya dengan seorang wanita anak dari salah s...