22 September...
Satoru dan Utahime berdiri di depan pendeta yang tengah mengucapkan janji suci untuk mereka, dengan balasan yakin dari Satoru dan Utahime. Pendeta menutup kitabnya lekas menyuruh mereka memasang cincin, dan mengatakan "Kalian bisa memberi ciuman sekarang".
Utahime menegang melihat Satoru mendekat padanya, mengecup sekilas di kening gadis raven itu. Dia membuka matanya kembali terkejut, karena Satoru tidak menciumnya di bibir.
"Shall we, Uta" Satoru memberikan lengannya dan dengan senang hati Utahime menerimanya, mereka berjalan keluar dari altar menuju luar gereja.
Semua berkumpul menghadap kamera dengan senyuman manis tertuju depan, tapi Utahime tidak tahu pernikahan ini akan menjadi awal atau akhir hidupnya.
~◇♡◇♡~
2 tahun kemudian...
Utahime tengah menyiapkan sarapan untuk suaminya, dua pancake dengan sirup maple dan buah berry menjadi topingnya. Dia membuka celemek yang mengikat di pinggang rampingnya menunggu suami tercinta yang masih bersiap-siap pergi ke kantor.
Dia turun tergesa-gesa memakai satu set rapi yang sudah Utahime siapkan sedari tadi sebelum suaminya bangun, dia melirik jam tangan tidak melihat wajah istrinya yang dengan setia menunggu di kursi makan.
"Satoru... aku sudah masakan sarapan kesukaanmu pancake, dan milkshake buah yang kamu suka" kata Utahime mendekat suaminya.
Dia tidak menjawab, malah memilih memakai sepatunya. Tidak melirik ke arah belakang sebelum dia mengucapkan sebuah kata sampai Utahime terdiam menatap punggung Satoru yang sudah menjauh.
Dia tersenyum menguatkan diri, selama 2 tahun berumah tangga dengan Satoru benar-benar menyiksa perasaan dan batinnya, tapi dia harus kuat menghadapi semua ini sampai Utahime bisa mengambil hati Satoru.
"Tidak apa, aku tahu kamu membenciku. Tidak apa-apa aku baik-baik saja" kata Utahime tersenyum dan tidak sadar air mata merembes membasahi pipi tirusnya.
"Aku...aku kuat...demi rumah tangga kita" kata Utahime yang akhirnya menangis tertahan takut dirinya semakin down lagi.
Siang hari Satoru selalu makan siang di suatu tempat dekat kantornya, dia tengah menyeruput milkshake buah favoritnya sambil menunggu seseorang yang begitu berarti di hidupnya.
"Satoru" pria bersurai salju itu menoleh ke arah belakang mendapati seorang wanita yang amat dia rindukan.
"Lama banget sih sayang, apa ada jadwal operasi?" Tanya Satoru menggengam jemari kekasihnya yang sudah duduk di seberang Satoru.
"Iya, maaf ya. Jadwal operasi tiba-tiba sibuk, tapi aku masih bisa tepat waktu bukan sayang?" Tanya wanita bersurai hitam tinta dengan tahi lalat di bawah matanya.
Satoru menekan tubuhnya untuk menyentuh wajah kekasihnya, dia membelai kantung mata lelah itu.
"Kamu kurang tidur lagi ya, sudah aku bilang... tidur yang cukup, aku ngga mau aura cantikmu hilang" gombal Satoru padanya"Diam Satoru, lebih baik kita makan sekarang. Mau apa?" Tanya kekasihnya yang tengah membolak-balik menu hidangan kafe itu.
"Aku maunya sih pancake cream dengan blueberry, mau yang ringan aja. Kamu apa sayang" tanya Satoru sembari memanggil pelayannya.
"Hmm, nasi goreng boleh. Sama kopi hitam, sekarang masih ada jadwal operasi. Aku ngga boleh kecapean" katanya.
"Nah itu tahu"
Sementara seseorang tengah mempergoki Satoru dengan wanita itu, dia memotretnya di luar kafe lekas pergi menjauh takut mereka menangkapnya.
Dia begitu tergesa-gesa mencegat taxi dan memerintah supirnya menuju alamat rumah Utahime.
Dia gadis bersurai biru adik senior Utahime waktu di kampus, namanya Miwa Kasumi, dia begitu menyayangi Utahime layaknya kakak perempuan sendiri. Dia kecewa melihat suami seniornya tengah selingkuh dengan seorang wanita lain.
~♧◇♧◇~
"Miwa?" Kejut Utahime yang sudah membuka pintunya, dia terlihat ngos-ngosan.
"A-ano, boleh saya bicara sesuatu. Utahime-senpai" kata Miwa
"Tentu, silahkan masuk" kata Utahime, mempersilahkan Miwa masuk ke rumah dia dan suaminya.
Utahime menyimpan teh dan satu toples kue di atas meja ruang tamu, Miwa tidak bisa berlama-lama dia langsung memberitahu kronologi yang apa dia lihat, tapi dia terkejut melihat reaksi Utahime yang hanya membalas senyuman tanpa arti.
"Aku tahu, Miwa... aku tahu Suamiku selingkuh"
"Ke-kenapa Senpai tidak bertindak! Kenapa senpai diam saja, labrak wanita jalang itu. Dia sudah merusak rumah tangga senpai"
Utahime tersenyum lemas menguatkan dirinya bahkan dia baik-baik saja.
"Aku... tidak bisa""Kenapa tidak bisa" bingung Miwa.
"Dia sahabatku, yang kamu lihat tadi. Benar Satoru selingkuh dengan sahabatku, Shoko. Aku tidak bisa melukainya" kata Utahime terdiam.
"Tapi... senpai, jika kamu diam saja-"
"Miwa, aku baik-baik saja... ok, kamu ngga usah khawatir, khawatir kan IPK kamu. Bentar lagi sidang bukan? Kenapa kamu tidak memikirkan masalah kuliahmu dulu"
~♤♡♤♡~
Utahime terdiam, lagi-lagi Satoru telat pulang. Meski ini sudah tidak aneh bagi Utahime, hanya saja dia khawatir dengan suaminya, dia khawatir terjadi sesuatu atau apa.
Jam dinding menunjukkan pukul 02:00 pagi, tapi dia tidak kembali. Utahime tidak bisa tidur, dia sangat setia untuk menunggu suaminya sampai telinga Utahime mendengar deru mobil masuk ke perkarangan rumah mereka, dia mengintip di jendela melihat suaminya sudah naik.
"Sudah aku bilang, jangan menungguku" kata Satoru bernada datar acuh-tak-acuh melenggang pergi ke kamar mandi.
Utahime menunduk takut melihatnya marah, memilih tidur duluan dan hatinya mulai lega mengetahui suaminya sudah pulang dengan selamat sampai rumah.
"Tidak apa Satoru acuh, aku masih sanggup kok" kata Utahime memilih tidur duluan.
-BERSAMBUNG-
27-12-21
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at me (HIATUS)
Romanceseorang wanita yang berhati lembut dan tegar ini hanya bisa tersenyum lemah melihat rumah tangganya yang retak. sosok sahabat yang selalu hadir dan meminjamkan pundaknya dan di anggap saudarinya sendiri, mengkhianatinya berselingkuh dengan suami yan...