Part 19

6.6K 443 0
                                    


"Apa ini?"

Claire kebingungan ketika Mera membawakannya banyak makanan dan vitamin.

"Pokoknya kamu harus makan"

"Mera, Claire baru saja makan" Nenek Rita mengambil keranjang yang dipegang Mera.

"Kamu sudah enakan Claire?" Ibu Mertuanya menyentuh tangan Claire.

Claire mengangguk
"Sudah... terima kasih ya ma"

"Aku sudah telpon orang tuamu Claire, mereka akan kemari" Mera memijat kaki Claire.

"Maaf.. Aku sendiri tidak tahu kalau aku hamil hanya memang beberapa hari badanku tidak enak"

"Kenapa minta maaf sayang, harusnya Suamimu yang memikirkan itu" jawab nenek Rita.

Claire ingat sebelum dia pergi dari apartemen Jim, dia seharusnya ada jadwal periksa dengan Dokter.

"Kamu istirahat Claire, kalau besok hasil dari dokter kamu membaik. Kita pulang, tinggal dirumah kami saja dulu" ucap mertuanya.

Handphone Mera berbunyi. Mera melihatnya dan mematikan handphone itu.

"Aku keluar dulu ya"

Mera keluar ruangan Claire. Suara handphonenya berbunyi lagi. Mera membiarkannya berbunyi. Dia memencet tombol lift.

"Hm... Aku segera ke lobi, tunggu di situ" jawab Mera kepada Jim. Mera menarik napasnya dalam-dalam, dia benar-benar marah kepada kakak laki-lakinya itu.

Saat Lift terbuka, Mera melihat Marry yang berlari mendatanginya.

"Hallo anak manis" Mera langsung menggendongnya.

"Mera bagaimana Claire?" Wajah Jim sangat panik.

"Marry sayang, coba tutup matamu"

Marry menurutinya.

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jim dengan keras.

Jim terkejut Mera menamparnya.
Semua orang dirumah sakit, menatap mereka.

"Aunty...?"

"Auch.. ada nyamuk dipipi ayahmu sayang" Mera menurunkan Marry.

Jim hanya terpaku, dan mengusap bibirnya pecah. Mera menarik baju Jim. Walau pun Dia tahu kakaknya lebih tinggi dan lebih besar, tapi Jim perlu diperingatkan.

"Kalau sampai terjadi sesuatu dengan Claire dan keponakanku, aku tidak akan menganggapmu kakakku lagi!" Bisik Mera.

Mera menggendong Marry menuju lift, Jim mengikutinya dari belakang.

"Kamu terlalu mencintai Claire sampai kamu tidak waras"

Jim hanya tertawa mendengar perkataan Mera.

"Benarkan?"

Pintu lift terbuka. Tapi Mera menahan Jim untuk mengikutinya.

"Jangan malam ini kamu menemuinya, pulang dan berpikirlah. Tadi Claire mulai segar. Besok pagi semoga dia lebih sehat"

Mera menggendong Marry. Jim hanya menatap mereka memasuki kamar Claire.

Jim menekan tombol lift. Pikirannya kosong. Tapi benar kata Mera. Dia harus menenangkan dirinya dahulu.

*****

"Mama"

Claire terkejut mendengar Marry tiba-tiba datang.

"Marry, mama rindu nak" Claire memeluk Marry dan menangis lagi.

"Ya ampun Claire, jangan nangis lagi" Mera mengelus punggungnya.

"Ayah mana?" Tanya Marry.

Claire menatap Mera.

"Pulang! Besok baru aku ijinkan kemari" Mera menggendong Marry.

"Mera, kamu jangan begitu sama kakakmu" Nenek Rita menegurnya lagi

Claire menarik napasnya. Apa Jim tahu kalau dia hamil? Atau bahkan dia berpikir ini bukan anaknya? Atau... 

Claire mencoba tidak overthinking, karena dia saat ini tidak boleh stress.

Tapi apa dia siap bertemu Jim? Dia tahu dirinya masih istrinya.

********

Jim memarkirkan mobilnya. Dia diam sejenak memandangi parkirannya.

"Ternyata apartemen ini terlalu besar" gumamnya.

Jim menekan tombol liftnya dan mengambil kotak rokok dari kantung celananya.

Matanya langsung menatap ruangan besar yang terlihat setelah lift terbuka. Apartemen itu sangat sepi.

Jim menekan tombol mematikan alarm api dan menyalakan rokoknya. Dia berjalan dan dia sangat amat menyadari tadinya ruangan luas ini selalu ada Claire disisinya.

Dan bagian dapur, dia ingat pertama kali, dia menyentuh tubuh Claire.

Jim melihat cincin pernikahannya di meja. Jim tersenyum. Seminggu yang lalu saat melihat cincin ini ditinggalkan oleh Claire, dia amat sangat marah, berarti dia membenarkan tuduhkan itu.

"Jim menepuk pipinya" rasa sakit dari tamparan Mera masih terasa.

Jim memang sangat bodoh.

Jim mengambil cincin di meja. Dia harus meminta maaf kepada Claire!

Jim mematikan rokoknya.

Dan kembali memasuki lift. Dia harus menemui Claire malam ini!

 Dia harus menemui Claire malam ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Claire De Lune : Claire Series (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang