"Lebi!!!!"
"Leb! Leb! LEBIIIIIII!"
"Udah gue bilang! Jangan panggil gue Leb!"
Seta cengengesan, kemudian melambaikan tangan.
"Biiii, cepetan elah! Udah jam empat ini!"
Lebi meraih helm yang di sodorkan Seta. Dengan segera, gadis itu menaiki jok motor bagian belakang.
Seta melirik Lebi dari kaca spion, rambut hitamnya di kuncir kuda, memakai legging dan kaos spandek turtleneck yang ketat berwarna hitam. Jelas Lebi terlihat sexy, manis sekaligus cantik di satu sisi. Tak heran banyak siswa, mahasiswa bahkan pria dewasa yang menaruh hati padanya. Salah satunya adalah Seta.
Seta membelokkan motornya menuju gedung bercat hitam putih yang menimbulkan kesan elegan. Lebi segera turun dari motor dan berlari memasuki gedung tersebut. Tak lupa helm yang sudah dicopot.
Begitu memasuki gedung, seorang resepsionis dan seorang penjaga pintu berjas hitam putih dengan rambut digelung ke atas menyambutnya. Seolah menunggu kehadirannya.
"Ruangan Miss Vanessa?" Tanya Lebi pada resepsionis.
"Atas nama siapa Kak? Apa sudah membuat janji?"
"Atas nama Lebireyya Mazrachi C. Saya sudah membuat jadwal dengannya jam 16:20."
"Ruangan A12. STEPHANIE!"
Resepsionis tersebut tersenyum ke arah Lebi. "Nona Lebireyya akan diantar Stephanie."
Lebi dapat melihat perempuan penjaga pintu tersebut berjalan ke arahnya dengan senyuman ramah. Satu yang di wajibkan disini, semua pegawai wajib memakai kemeja putih, dengan jas, dasi dan sepatu hitam. Rambut wajib digelung demi kerapian. Pegawai hanya perempuan dan wajib berambut panjang agar bisa digelung.
Lebi menatap pintu hitam dengan ukiran emas putih A12 di pintunya. Untuk kesekian kalinya ia berdecak kagum. Memang sudah berkali-kali ia berlatih ballet disini, tetap saja rasa kagumnya tak menghilang.
"Miss Vanessa!" Seru Lebi, sedikit terkejut melihat penampilan Vanessa yang tak seperti biasa.
"Cantik nggak rambut baruku?" Tanya Vanessa, menampilkan senyum lebarnya.
"Bukannya nggak boleh di potong pendek ya?" Tanya Lebi heran sembari meletakkan tas selempangnya ke kursi penonton.
Vanessa tampak menghela napas, kemudian membuka suara. "Iya, abis ini Miss nggak ngajar lagi Bi. Mau out aja, kan bentar lagi mau nikah. Kontraknya juga tinggal enam minggu lagi." Jawab Vanessa.
"Yahh... Nikahnya tunda dulu aja Miss." Balas Lebi kecewa. Vanessa adalah pengajar kesukaannya. Sebagai senior, Vanessa tak suka memperlakukan juniornya semena-mena. Selama Vanessa mengajar, tak ada senior lain yang berani semena-mena. Karena Vanessa adalah ketua pengajar.
Vanessa terkekeh mendengar ucapan Lebi. "Mana bisa Bi. Udah-udah ya, kita mulai."
Lebi menggelung rambutnya. Kemudian berjalan malas ke depan cermin lebar yang sengaja dipasang khusus berlatih.
***
Lebi melirik jam tangannya, pukul 19.30 tepat. Jalanan masih ramai, kini ia berdiri di depan minimarket. Ia kembali menegak minuman rasa anggur hijau dengan rakus.
Tangannya mengotak-atik ponsel, berniat memesan ojek online menuju tempat latihannya. Dapat kalian bayangkan, Lebi yang nampak feminim dibalut kostum ballet tiba-tiba memakai seragam karate lengkap dengan sabuk hitamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue Cuma Lebi
DiversosNama Gue Lebireyya, lebih banyak orang manggil gue Lebi. Hidup gue berlimpah dengan kekayaan, apapun yang gue inginkan akan terwujud dengan mudah. Lo pengin jadi gue? Boleh, asal kedua orang tua lo masih lengkap. Dengan senang hati kita bertukar pe...