meeting w/ bagas

2.1K 205 2
                                    

Bagas saat ini sedang berjalan bersama kedua sahabatnya yang tak lain adalah Chandra dan Leo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas saat ini sedang berjalan bersama kedua sahabatnya yang tak lain adalah Chandra dan Leo. Semua pasang mata tak bisa untuk tidak menghiraukan jika ketiga sahabat itu sedang bersama. Ya, mereka adalah circle atau golongan yang sangat susah sekali ditembus bahkan dengan anak-anak yang berada pada strata 1.

Marga yang bertengger pada nama merekalah yang menjadikan circle mereka tak dapat ditembus sembarangan orang. Sudah bisa kita lihat dari nama Bagas yang mempunyai marga Ganendra, lalu Chandra dengan marga Abraham, dan Leo dengan marga Arganta. Mungkin dengan menjual seluruh organ tubuh kalian baru akan bisa memasuki circle Draganta, begitulah mereka menyebutnya.


"Gas, nanti malem ada balapan. Lo mau ikut gak? " Celetuk Chandra.

Bagas yang mendengar celetukan Chandra hanya bisa menghela nafas. Pasalnya motor Bagas sedang ditahan oleh askara.

"Lo gila apa bego sih Chan?-

-motor gue masih disita setan! " Sarkah Bagas.

"Ya pake yang lain lah bego! Lo kan sultan. Emang gak ada cadangan? " Sahut Leo.

"Nggak! Nggak! Gak sama kaya pas gue make saki! " Ucap Bagas.

Bagi Bagas, Saki adalah keberuntungannya. Karena saki lah yang selalu menemaninya saat memenangkan balapan. Jadi tak ada yang bisa menggantikan Saki di hati Bagas.

"Bucin banget lo sama si Saki. Gue bakar mampus! " Tukas Chandra.

Bagas pun menatap Chandra dengan nyalang.

"Lo nyentuh si Saki. Gue patahin tangan Lo! " Sarkah Bagas.

Chandra pun hanya mengendikan bahunya acuh. Hanya patah saja Chandra tak takut.

"Emang siapa sih musuhnya? " Tanya Bagas.

"Ian anak SMA mandala tuhh" Jawab Leo.

"Ohh.. Yaudahlah biar dia lawan yang lain aja. Biar sekali-kali dia menang. Lagi pula gue juga punya urusan" Tukas Bagas.

.
.
.

"Kamu gakpapa kaivan?"

"Eung- kai gakpapa kok Bu"

"Tapi kamu pucat nak. Kamu sakit? "

Karena hujan semalam yang begitu lebat dan Kaivan hanya berlindung di sebuah gubuk yang dia temukan sepulang dari atas gedung kosong kemarin. Tubuh Kaivan yang basah membuat dirinya terserang demam.

"Kamu panas. Kalau kamu gak kuat, istirahat aja ya" Ucap Bibi, si pemilik rumah makan tempat Kaivan berkerja setelah memegang kening Kaivan.

"Kai gakpapa kok Bi. Ini cuma flu, Kaivan kan kuat" Ucapnya sembari tersenyum.

Kaivan adalah Kaivan. Dia adalah anak yang keras kepala. Dia tak mau merepotkan siapapun, sekarang Kaivan hanya hidup sendiri dan dia harus berjuang sendiri. Jika Kaivan tetap bersantai, dia tak akan bisa menghidupi dirinya sendiri.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang