36. Confession

190 42 8
                                    

I think, I'm falling in love with you too

-Fiola
.
.
.

Suasana kontrakan sudah heboh sejak pagi-pagi buta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kontrakan sudah heboh sejak pagi-pagi buta. Hampir saja kontrakan mereka kebakaran jika saja Chandra tidak berjalan ke dapur.

Semua bermula saat Daniel ingin membuat kopi dan persediaan air panas di termos mereka habis. Karena tidak ingin merepotkan teman-temannya, maka dari itu ia mencoba merebus air. Namun yang namanya Daniel, tidak bisa jika tidak ceroboh. Saat merebus air pria itu malah pergi ke halaman belakang untuk menjemur baju dan berujung lupa dengan rebusan airnya. Alhasil rebusan air itu sampai habis dan membuat pancinya terbakar.

Beruntung saat itu Chandra hendak mandi dan melewati dapur sehingga insiden panci terbakar bisa segera ditangani meski sempat heboh karena terkejut.

Kini mereka semua tengah duduk di ruang tamu untuk melakukan meeting pagi--bukan.. lebih tepatnya sidang pagi untuk menyidang Daniel.

Jati selaku pemilik kontrakan berbicara terlebih dahulu. Pria itu mengambil keputusan bahwa Daniel dilarang menggunakan kompor dalam bentuk hal apapun. Entah itu untuk memasak air atau hal apapun itu. Kemudian jika Daniel ingin memasak sesuatu maka Daniel harus meminta tolong kepada anak kontrakan yang lain dengan catatan tidak boleh memaksa dan yang membantu juga harus ikhlas.

"Bagaimana saudara-saudaraku, apakah kalian setuju?."

Keenan, Arka dan Chandra kompak mengangguk. Demi kesejahteraan dan keselamatan bersama, mereka semua setuju dengan kebijakan yang dibuat oleh Jati.

"Makanya jangan sok ngide! Lo udah berapa kali mau bikin rumah ini terbakar?!." Ucap Arka kembali memulai perseteruan.

Keenan hanya menghela nafas lantas menyaksikan perseteruan itu dengan tenang.

"Kan gue manusia Ka! Manusia itu tempatnya salah sama dosa! Gue kan lupa! Lo budek ya? Gue nggak mau ngrepotin kalian. Eh malah kelupaan kalau lagi rebus air."

"Sok-sok an nggak mau ngrepotin! Biasanya aja ngrepotin mulu!."

"Lo mau gue tabok!."

"Sini maju.. memangnya gue takut?!."

Keenan memijit pelipisnya menyaksikan dua manusia yang selalu bertengkar itu. Padahal Arka juga baru datang dari Bandung jam tiga pagi tadi, tapi pria itu tidak kehabisan tenaga untuk bertengkar dengan Daniel.

Keenan memilih kembali ke kamar dan mengambil ponselnya saat ia teringat semalam Fiola mengiriminya pesan namun belum ia baca.

Fiola :
Besok bisa ketemu?
I think.. we need to talk

**

Suasana canggung mendadak menyelimuti mereka. Keenan dan Fiola tengah duduk di sebuah angkringan.

Dear Keenan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang