LIMERENCE 19

13.9K 1.2K 20
                                    

Update! Jangan lupa vote dan komentarnya❤️

🌼🌼

Ardhani memang dalam kondisi yang sangat kacau sekarang. Dan harusnya dia sadar, bukan hanya dirinya yang berantakan. Tapi juga Karina. Perempuan itu juga sama hancurnya, mungkin lebih dari yang dia rasakan. Pengakuan Karina membuat Ardhani terdiam untuk beberapa detik. Tangis histerisnya membuat emosinya perlahan-lahan mereda.

Dia tidak menyangka kalau Karina mencintainya. Walau beberapa kali Ardhani selalu melihat wajah Karina yang merona saat berada di dekatnya, Ardhani pikir itu hanya malu saja. Ternyata kecurigaan Jesica memang benar kalau Karina tidak seperti yang dia pikirkan walau memang dia sendiri hanya menganggap Karina sebagai teman baik.

"Kamu mau menghilangkannya? Ayo, sekarang kita pergi. Rumah sakit mana yang menerima aborsi?" tanya Karina, amarahnya sudah tidak bisa dikendalikan.

Karina sudah tidak peduli dengan apa pun lagi. Sekali pun nantinya dia akan menjadi ibu kejam yang membunuh darah dagingnya sendiri. Dia sudah kehilangan akal, Karina sudah tidak bisa berpikir jernih lagi ketika Ardhani semakin menyudutkan Karina soal kehamilannya yang mungkin sangat merugikan laki-laki itu.

"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak mau mengantarku karena sudah sangat jijik kepadaku?" tanya Karina. "Tidak masalah, aku akan melakukannya sendiri."

Karina berbalik, hendak pergi dan meyakinkan Ardhani kalau dia serius. Tidak peduli apa yang akan di katakan teman-temannya. Mungkin Kai, Tiara dan Ersa akan mencaci apa yang dilakukannya. Dia tidak peduli, kalau bisa dia juga ikut mati.

"Apa yang akan kamu lakukan," seru Ardhani, menarik tangan Karina yang hendak pergi.

"Lepaskan aku. Kamu kecewa karena kehamilan ini kan? Ayo kita gugurkan, kalau kamu tidak mau biar aku yang melakukannya sendiri!" teriak Karina.

Ardhani memang sangat kecewa dengan kabar mengejutkan ini. Tapi dia tidak sampai hati membunuh bayi di dalam perut Karina. Bayi itu tidak bersalah, dia tidak tahu apa pun.

"Ya, aku kecewa. Aku kecewa kenapa kamu harus melakukan ini! Aku tidak menyalahkan kamu. Aku menyalahkan diriku sendiri yang mabuk. Aku tahu ini bukan hanya salah kamu, tapi salahku juga meski aku sama sekali tidak mengingatnya," jelas Ardhani. "Rin, kamu perempuan. Masih ada banyak laki-laki baik yang pantas kamu cintai. Kenapa kamu harus menghancurkan diri kamu demi aku yang bahkan tidak bisa melakukan apa pun atas pengakuan kamu itu."

"Seandainya aku bisa memilih, aku tidak ingin seperti ini. Sayangnya cinta itu datang tanpa di undang. Maaf kalau pengakuanku ini membuat kamu sangat tidak nyaman. Maaf untuk malam itu, maaf aku sudah menghancurkan segalanya. Aku tidak ingin menyesalinya, karena itu mari kita gugurkan saja bayi ini. Karena hanya dengan ini semua masalah antara kita akan selesai," tukas Karina.

Ardhani menatap Karina yang berusaha meyakinkan. "Apa hanya cara ini?"

"Ya, hanya cara ini."

Laki-laki itu menarik napas lalu membuangnya. "Apa kamu yakin? Apa kamu tidak kasihan dengan janinnya?"

Karina yang emosinya tidak terkendali seketika diam. Dia menatap perutnya yang datar, seketika kalimat penyemangat dari teman-temannya terdengar. Bahkan sekali lagi Karina tertampar karena dia sudah mengatakan kalimat yang mungkin akan membuat janinnya kecewa.

Karina menangis. "Tidak ada cara lain lagi selain ini. Aku tidak mungkin mempertahankan bayi ini. Dia akan menjadi aib. Dia akan sengsara jika hidup. Dia akan sedih jika tahu apa yang ibunya lakukan. Dia juga akan merugikan kamu dan menghancurkan hidup kamu, Dhan. Dia akan menjadi beban di dunia in."

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang