53

1.5K 215 34
                                    

Gue lupa kasih warning ya di beberapa chapter sebelumnya.
Chapter ini mengandung kekerasan, adegan berdarah dan perkelahian yang tidak untuk ditiru. Hanya kebutuhan cerita saja. 🔞🔞🔞

.

.

.

"Seokjin Hyung!"

Seokjin mendongak saat mendengar teriakan Jungkook. Ia kemudian menoleh dan terkejut saat semua musuhnya berderap ke arahnya sambil mengacungkan pedang. Seokjin tersenyum tipis dengan mata berkaca-kaca.

"Jadi ini akhirnya ya." gumam Seokjin.

"Setidaknya kematianku bukan membusuk di dalam penjara sialan itu." lanjut Seokjin.

Seokjin memejamkan matanya. Ia tak ingin melihat langsung pedang yang menghunus tubuhnya. Namun beberapa saat kemudian, terpaan angin kencang menerpa tubuhnya. Seokjin pun dapat mendengar beberapa rintihan disekitarnya. Seokjin membuka matanya, ia dapat melihat seorang pria tinggi menghalau serangan pedang ke arahnya dengan sebuah tombak.

"RM!" lirih Seokjin.

"Jangan hanya berdiam di sana." RM mendorong kuat tombaknya hingga membuat musuhnya terjatuh. Dirinya kemudian membantu Seokjin berdiri, menarik lengan Seokjin dan menatapnya tajam.

"Kau belum boleh mati." RM kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Bersiap untuk menerima serangan berikutnya dari pasukan yang seakan tak ada habisnya ini.

Ini adalah pertama kalinya RM terlibat dalam sebuah pertempuran. Jika ia beruntung maka dirinya akan selamat, namun jika ini akhir bagi hidupnya maka pertempuran ini merupakan yang pertama sekaligus yang terakhir. Namun ia akan tetap berterima kasih pada Taehyung dan yang lainnya. Karena mereka, dirinya bisa kembali bertemu dengan Seokjin, dan karena mereka pula dirinya bisa berada dalam pertempuran yang sama bersama Seokjin. Dalam satu pihak yang sama. Seokjinnya, teman masa kecilnya. Orang paling berharga di hidupnya.

Ia ingat dirinya begitu gelisah tadi saat membuat pelindung untuk tempat ini. Dirinya begitu bodoh meninggalkan Jimin, Seokjin, dan Jungkook dalam kesulitan. Padahal, Namjoon bisa melakuan perlindungan itu. Dirinya begitu ceroboh. Ketika Namjoon mendekat padanya barulah dirinya sadar. Semua orang di sini membutuhkannya. Setidaknya kemampuan fisiknya bisa dimanfaatkan. Bukankah itu alasan kenapa Namjoon sudi menciptakan dirinya.

RM dengan sekuat tenaga kembali menyerang musuhnya. Sebisa mungkin berkonsentrasi pada serangannya dan juga melindungi Seokjin yang terluka. RM mengerutkan dahinya. Ia merasakan seseorang berdiri di belakangnya dengan napas tersenggal. Ia menoleh dan mendapati Seokjin tengah melepas penutup wajahnya. Sepertinya pemuda itu memaksakan diri, ia bahkan terlihat tak peduli dan melilitkan kain penutup wajahnya pada luka di lengannya sendiri.

"Jangan memaksakan diri." ucap RM pelan.

Seokjin tertawa pelan. Ia mengeratkan ikatan kain di lengannya dan kembali memegang tombaknya dengan erat.

"Fokus saja pada apa yang ada di depanmu, biar aku yang mengatasi bagian belakang."

Setelah mengatakan itu, keduanya kompak melompat. Memberikan serangan bertubi-tubi pada musuh di hadapannya. Melawan ribuan musuh bukanlah hal yang mudah. Apalagi ditambah dengan kalah jumlah yang cukup jauh. Meskipun stamina mereka hampir habis, mereka terus berusaha melindungi diri dan menumbangkan sebanyak mungkin pasukan musuh.

Sementara itu, Jungkook menatap musuh di depannya dengan nyalang. Para prajurit Ratu Joohyun terus menyerangnya tanpa henti. Jungkook mengucap syukur dalam hati saat dirinya mau mendengarkan saran Taehyung untuk belajar menggunakan senjata. Setidaknya ini berguna, dan ia mengucapkan terima kasih dalam hatinya untuk sang Ayah. Berkat ayahnya ia mampu memegang pedang. Berlatih singkat bersama Jimin dan Taehyung untuk kembali mengasah kemampuannya dan mengatur energi dalam dirinya. Maka dengan konsentrasi penuh, Jungkook memegang pedangnya yang perlahan mengeluarkan cahaya merah terang. Cahaya itu semakin terang hingga perlahan mengeluarkan kobaran api. Hal itu jelas membuat musuhnya terkejut dan berjengit mundur. Melihat hal itu membuat Jungkook lebih percaya diri, dengan ayunan kencang dirinya menebaskan pedang di tangannya. Membuat sebuah lengkungan api membara bergerak dengan cepat dan menyerang orang-orang di hadapannya. Membuat mereka berteriak kesakitan dengan luka menganga yang panas dan melepuh.

The Wizard [Taekook] END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang