🔞nsfw, public sex, angry sex, anal sex, local porn, lil bit bdsm, harsh word, missgendering, sex toys🔞
___________________________Jaemin : Naren
Renjun : RenjanaRenjana menyisir rambut setengah basah miliknya dengan senyuman secerah mentari Kota Rusa. Hari ini ia dan Naren akan pergi ke Rawa Kayu Besi. Bisa dibilang untuk healing sih, sedikit piknik meninggalkan hiruk pikuk perkotaan. Oma dan Opa hari ini juga tak sedang di rumah, hingga mereka hanya berdua di rumah lama Naren itu.
"Puji Tuhan, cantik sekali, Baobei." Kagum Naren begitu memasuki kamar. Dirinya tidak bisa untuk tidak memeluk serta mencuri kecupan di pipi Renjana. Rambut si manis itu juga mulai memanjang menambah kesan imut tanpa dibuat-buat.
Si manis itu merengut sembari mencoba melepaskan diri. Pasalnya, Naren itu hanya kenakan handuk sebatas pinggang dan bagian atasnya masih basah, tentu Renjana yang sudah berpakaian rapi ini tak mau ikut basah juga. "Kebiasaan tau ga? Baju aku basah!" Omelnya.
"Sorry, Baobei."
Naren langsung menuju lemari mencari baju, begitu dapat ia beralih pada backpack di mana parfum dan deodorantnya berada. Ketika mencari parfum, matanya menangkap entitas rok pendek yang ia siapkan sebelum liburan. Sebuah ide terbesit sebelum mengambil rok tersebut lalu ia tunjukkan pada Renjana.
"Sayang, coba ganti pakai ini. Pasti cantik tambah-tambah."
Renjana melotot galak. Apa-apaan pacarnya itu? Masa Renjana harus pakai rok di area publik? Sungguh pemuda Aries ini tak paham akan jalan pikiran kekasihnya.
"Gila kamu, Na!"
Naren terus merengek dan membujuk agar Renjana mau kenakan rok mini di genggamannya. Tentu saja Renjana menolak habis-habisan, ia masih lelaki bukan banci. Meskipun pada akhirnya penolakan Renjana berakhir sia-sia. Ia kenakan rok mini berwarna hitam ditambah g-string berenda warna merah yang entah darimana Naren dapatkan.
~ ~~~ ~~ ~~~
"Sayang, kamu serius bikin aku jadi tontonan?" Bisik Renjana tak nyaman sebab banyak pasang mata yang tertuju padanya. Mereka masih berada di waduk samping jalan masuk ke Rawa Kayu Besi. Dan memang di sana terdapat lumayan banyak pengunjung yang ingin rasakan piknik sambil memancing dengan gratis.
Rahang yang lebih tinggi agak mengeras, menahan diri untuk tidak setubuhi Renjana sekarang juga karena dibakar api cemburu. Namun, ini memang niatnya. Melakukan angry-public sex, setelah lelakinya ditatap lapar orang lain.
Tangan kekarnya menarik Renjana ke arah jembatan kayu sepanjang ratusan meter di dalam hutan. Di musim penghujan ini, air rawa yang berada di kanan kiri mereka mencapai tinggi hingga satu jengkal di bawah jembatan. Warna airnya bening, menampakkan apapun yang ada di dalamnya.
Sekiranya sudah melangkah sangat jauh dari kerumunan, Naren berhenti di salah satu para-para atau tempat duduk lebar yang terbuat dari kayu. Genggaman tangan pada si manis juga terlepas begitu ia pandangi wajah cemberut Renjana. "Jang marah, Cinta."
"Gimana nggak marah? Kamu paksa aku pake rok kayak gini sampe jadi tontonan orang. Terus jalan sejauh ini dalam hutan. Kamu kira aku gak capek ta?" Keluh Renjana berapi-api.
Naren bawa tubuh mungil Renjana ke atas pangkuannya. Si manis itu bergerak gusar sebab roknya tersingkap, pertontonkan paha mulus miliknya. Bibir bawahnya ia gigit kala jemari Naren sudah mulai mengusap pangkal paha.
"Main sebentar ya, Sayang?"
Tubuh Renjana didekap semakin rapat serta bibirnya dicumbu tanpa ampun. Tak ada yang bisa Renjana lakukan selain mengikuti alur permainan Naren. Tangannya mengalungi leher Naren, sesekali meremat rambut belakang lelaki itu.
Satu tangan Naren menerobos di balik sweater putih yang ia kenakan dan yang satu lagi tengah bermain pada bokong bulat miliknya. Ah, katakan Renjana gila namun kini ia ingin Naren mengisap dada yang mencuat itu.
"Naa mau.."
"Mau apa, Sayang?"
"Mau diisep, dijilat juga ini." Ucap Renjana mendayu sambil mainkan puting sendiri.
Siapalah Naren yang sanggup menolak, maka ia pinta Renjana gigit sweaternya sementara bibirnya sendiri sibuk kerjai kedua puting sang kekasih. Tangan Renjana mencoba membuka resleting Naren agar tak hanya ia yang merasa dipuaskan. Penis berukuran besar itu dikocok acak buat sang empu ikut kelimpungan.
"Sudah, Sayang. Sa tra mau keluar duluan."
Naren membongkar totebag Renjana mencari lube dan dua buah kondom. Kenapa dua? Karena Renjana juga akan memakainya guna menghindari sperma yang tercecer. Ingat mereka masih di fasilitas publik bukan?
Dicabutnya buttplug dari anal Renjana sebelum mengarahkan penisnya sendiri untuk masuk. Si cantik hanya meringis, buttplug saja tak bisa membuatnya terbiasa dengan ukuran penis Naren. Naren mengalihkan rasa sakit itu dengan mengecupi seduktif leher dan rahang Renjana.
"Naah ahh"
Desah nan erangan cabul menguar diiringi suara percintaan. Kepala Renjana disembunyikan pada leher Naren. Menggigit pundak kekasihnya sebab hentakan pinggul Naren terlalu kuat menabrak prostat. Hanya decitan kayu para-para yang bisa bisa menggambarkan betapa kasar Naren setubuhi Renjana.
"Naren!"
Renjana memekik ketika tubuhnya diangkat lali diposisikan menungging. Kaki lemasnya dipaksa mengangkang tunjukkan lubang anal berkedut lapar.
Tamparan-tamparan keras dilayangkan pada pantat Renjana hingga berwarna kemerahan. Belum saja Renjana terbiasa akan sakitnya, analnya sudah kembali dimasuki oleh penis besar Naren buat ia lagi-lagi memekik.
"Akh Naren sakh sakitthh"
Sepasang kekasih melewati mereka dengan canggung. Si lelaki acap kali mencuri pandang pada Renjana sementara wanitanya berusaha menarik paksa agar segera menjauh dari sana.
Lubang Renjana mengetat, entah mengapa ditatap orang lain saat digagahi sepetti ini membuat dirinya makin horny. Penisnya tak berhenti mengeluarkan cairan pra ejakulasi.
Plak
"Anjing! Ko naik karna orang lain liat tong baku cuki ka? Lonte sekali!"
"Hh Naa hmppthh"
Naren mencekik sekaligus menyumpal mulut Renjana dengan jemarinya. Penis Renjana dikocok kasar selaras dengan genjotannya pada anal.
"Namphh eunghh"
"Kenapa ahh sayangh"
"Kiss me please" Pinta si manis setelah berhasil menyingkirkan tangan Naren dari mulutnya.
Tubuh Renjana dibalik kasar dan diletakkan di atas para-para (kursi besar). Kakinya dibawa melingkari pinggang Naren pasca lelaki itu menghentakkan kembali penisnya.
Wajah Renjana memerah berantakan dengan peluh di mana-mana. Rambutnya yang tak lagi tertata rapi dijambak Naren guna mendongkak lebih jelas.
"Nahh Naren eunghh cium mau"
Plak
Kali ini pipi kiri Renjana yang menjadi sasaran tamparan Naren. Kedua matanya sontak berkaca-kaca menahan sakit dan nikmat bersamaan.
Kedua belah bibir yang sejak tadi belum bertemu saling melumat satu sama lain. Sama-sama beringas seakan tiada hari esok untuk berciuman.
"Mmphh hngghh"
Renjana sampai tak seberapa lama akibat gesekan penisnya yang berada di antara tubuhnya dan Naren. Yang lebih muda juga ikut menyusul sampai pada orgasme. Tempo hentakan Naren menurun drastis, namun tekanannya lebih kuat hingga spermanya tak lagi keluar.
Tangisan Renjana pecah usai Naren mencabut penisnya, membersihkan dirinya sendiri terlebih dahulu.
"Jahat!"
"Maaf, Baobei."
"AKU MALU, NAREN! KAMU PERLAKUIN AKU KAYAK BINATANG, BANGSAT!"
Mulutnya memaki, tapi tubuhnya mendekap Naren erat. Tidak. Ia dekap sambil pukuli punggung Naren sebab merasa nyalinya tak lagi ada bahkan untuk sekedar unjuk muka.
~ohnaawesome
KAMU SEDANG MEMBACA
kovalen(pvt)
Historia Cortawellcome to the club baby~~ Jaemin!top! Jaeminxall!harem! nsfw