-Kisah Usai-
Selesai mengantarkan putra kecilnya ke sekolah. Nara bergegas ke rumah sakit untuk menemani Ardan suami tercintanya, dengan membawa bubur buatannya sendiri juga potongan buah kesukaan sang suami ke dalam kotak makan yang disusun apik olehnya dari pagi buta.
Nara tersenyum tiap kali mendapat sapaan dari suster yang berlalu lalang di lorong rumah sakit menuju ruang rawat Ardan.
"Good Morning my husband", sapa Nara ceria ketika pintu ruang rawat sang suami terbuka.
Namun keceriaanya sirna melihat sang suami yang tidak ada di ranjang pesakitannya. Nara yang panik lantas mencari keberadaan sang suami terutama di kamar mandi, Nara takut kejadian tempo hari akan terulang tapi kosong, Nara tidak menemukan Ardan disana.
Tidak lama kemudian pintu ruang rawat terbuka dan menampilkan Ardan yang duduk di kursi roda dengan Damar yang membantu mendorongnya. Nara bernapas lega.
"Hai.." sapa Ardan seraya tersenyum sedangkan Nara segera berjongkok di hadapan Ardan untuk menyamai posisinya.
"Mas abis kemana ? Aku hampir aja jantungan tau pas buka ruang rawat kosong, aku takut kamu kenapa-napa"
Ardan terkekeh. "Maaf tadi aku keluar sebentar cari angin, bosen tiduran terus"
"Iya gapapa mas, makasi ya Dam udah temenin Mas Ardan keluar",
Damar mengangguk, "sama-sama Nar itu udah kewajiban saya juga sebagai dokternya Ardan, kalo gitu saya pamit dulu."
Seperginya Damar, Nara bergegas membantu Ardan untuk kembali merebahkan tubuhnya ke atas ranjang pesakitannya.
"Mas udah makan ?"
"Belum"
"Yaudah kita sekarang makan dulu ya ? Aku bawain bubur sama buah kesukaan mas"
Ardan tersenyum seraya mengusap lembut surai sang istri. "Makasi ya sayang"
Nara dengan telaten menyuapi bubur pada Ardan.
"Nara.."
"ya mas ? Kenapa ?"
"Aku udah lama engga bercermin, Nara apa muka aku ada yang berubah ? Jujur aku takut untuk bercermin.."
Nara tertegun mendengar ucapan sang suami tapi buru-buru ia menerbitkan senyum hangat seraya menggeleng.
"Engga ada yang berubah kok mas, masih tampan. Aku engga bohong lho ya ini fakta, kamu masih sama tampannya dulu sampe sekarang"
Ardan terkekeh, "Waw makasi banyak. Kalo gitu aku mau bercermin sekarang, kamu bawa cermin kecil kah ?"
Nara mengangguk dan mengeluarkan sebuah cermin dari dalam tas nya untuk ia serahkan pada Ardan.
"Nara, boleh bantu buka beanie hat aku ? "
Nara lagi-lagi mengangguk menuruti keinginan Ardan, Nara berusaha untuk tidak menangis di hadapan suaminya sekarang. Sementara Ardan ia juga berusaha untuk tetap tersenyum walau jauh di dalam hatinya, ia hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
L A K U N A || Jaerosè✔
Фанфик"Aku jauh dari kata 'sempurna' Nar"- Ardan "Mas janji sama aku jangan pernah nyerah ok? Kita berjuang sama-sama ya mas, aku akan selalu ada disamping kamu"- Nara "Sona will you marry me?" -Johan "Untuk saat ini karier lebih penting Jo"-Sona Gambar d...