jeongin adalah mahasiswa berusia 20 tahun. kuliah desain interior di universitas yonsei seoul.
ia tinggal di apartemen dekat kampusnya bersama hyunjin dan jisung kakak tingkatnya yang masih satu universitas dengan jeongin.
terkadang hari sabtu minggu jeongin akan pulang ke kota asal yang tak terlalu jauh dari ibukota korea selatan tersebut.
hari sabtu ini, jeongin tidak pulang ke rumah. pagi itu ia duduk di depan televisi sambil membolak balik majalah lowongan kerja.
tangannya sibuk menghubungi beberapa alamat yang tertera di majalah tersebut.
"ahhh begitu ya, terima kasih, lain kali saya akan menghubungi lagi." kata jeongin mematikan teleponnya sambil mengela napas berat.
hyunjin baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk masih melingkar di kepalanya. ia terkekeh ketika disapa dengan helaan napas jeongin yang seperti kena tekanan batin.
"belum dapet kerjaan ?" tanya hyunjin sambil menyalakan coffee maker.
"ck, belum. semua kerjaan part-time sudah diambil anak sma yang mau liburan."
layaknya mahasiswa lainnya, jeongin juga punya kendala biaya.
uang saku yang diberikan orang tua jeongin hanya cukup untuk membayar biaya pendidikan kampus dan kebutuhan sehari hari.
untuk makan saja jeongin harus ngirit agar bisa hidup sampai akhir bulan.
jeongin sudah pernah mendapatkan pekerjaan di sebuah kedai makanan cepat saji sebagai waiter. hanya saja, baru baru ini dia dipecat karena bikin ribut dengan pelanggan.
masalah kecil sebenarnya, ada pelanggan yang tidak sopan namun jeongin adalah jeongin.
jika orang lain jahat padanya maka jeongin bisa lebih jahat lagi.
pada akhirnya, mungkin jeongin saja yang tidak terlalu suka dengan manusia dan berinteraksi dengan mahluk yang berjalan dengan dua kaki itu.
"di kafe dah ada lowongan belum?" tanya jeongin mencari peruntungan.
hyunjin sendiri bekerja di sebuah kafe yang cukup terkenal di kalangan mahasiswa kampus. jisung juga mengumpulkan uang dari hasil nge band di banyak acara.
tinggal jeongin sajalah yang sepertinya kesusahan mencari orang yang mau memperkerjakan dia.
"lu siap nggak ngehadepin cabe cabean kampus?" justru hyunjin bertanya balik sambil tertawa.
"ya jangan waiter dong, cleaning service lah atau barista gitu. ogah banget ketemu manusia gak ada akhlak."
hyunjin mengangguk setuju kemudian duduk di samping jeongin membawa cangkir kopinya sendiri, "waiter juga ngerjain kerjaan cs, yen. kalau barista kayaknya semua udah penuh deh."
hyunjin mengambil majalah lowongan kerja yang teronggok di meja. ia membuka buka secara acak, "kalau kerja yang full-time bisa nggak?"
"alah, kayak gak tahu gue setiap hari orangnya gimana" hyunjin meringis mengingat kalau hari sibuk jeongin bisa gak tidur beberapa hari. kuliah desain tidak semudah yang hyunjin kira.
"ya sudah, kalau bener bener gak ada. kenapa gak nawarin jasa sendiri aja?" saran hyunjin memberi ide.
"maksudnya gimana?"
"itu loh, kan banyak yang jadi sugar—ADAW!"
"gak usah aneh aneh."
jeongin melempar bantal ke muka hyunjin sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
maaf ya, jeongin gak serendah itu untuk memberikan diri pada om om kebanyakan duit. sesusahnya jeongin cari duit dia gak akan sudi mengambil cara itu.
"kenapa sih, kan gak semua sugar daddy mintanya tubuh sama seks doang" gerutu hyunjin kesal muka gantengnya dilempar bantal sofa yang udah lama gak dicuci itu.
"sekali enggak tetep enggak. enak aja, gue bukan flowerboy macem abang ya"
hyunjin mencibir lalu merebut hape jeongin, "nawar jasa housekeeper aja. kalau kecantol sugar daddy kan gak perlu ngasih badan. mungkin cuman bersihin rumahnya yang segede istana hahaha"
"woi, jangan macem macemin?!" jeongin meraih kembali hapenya.
"cuman gue bantu daftarin di jasa housekeeper kok! apa susahnya nyuci piring, masakin makanan, sama nyetrika baju." kata hyunjin mengangkat bahu.
"apa maksudnya 'yes i do the cooking, yes i do the cleaning, yes i'm a very good boy'"
hyunjin terbahak, "biar deskripsinya gak kosong. kan paling enggak ada kualifikasinya biar kamu dilirik. gitu aja pake nanya" ujarnya sambil becanda.
"dasar, aneh aneh aja bang" gerutu jeongin menggeleng gelengkan kepala.
"tenang ajalah, sambil nyari kerjaan juga kan. toh belum tentu langsung ada yang manggil."
mereka dikagetkan dengan hape jeongin yang tiba tiba bergetar. rupanya ada notifikasi dari aplikasi pencarian jasa housekeeper tersebut.
hyunjin dan jeongin menatap layar hape yang menunjukkan seseorang mau mengambil jasa jeongin.
"wah, tangan gue ajaib banget. jangan lupa traktiran, yen." jeongin memutar matanya sambil membalas pesan orang tersebut. rupanya ia diminta datang langsung ke rumahnya hari ini.
mau tak mau, jeongin segera bersegera untuk siap siap pergi ke alamat yang diberikan orang tersebut.
jeongin hanya berharap ini bukan jebakan dan jeongin gak diculik buat dijual organ tubuhnya.
© ECLAIR, 040122
peringatan! banyak adegan rated nya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
❪ 恋 ❫ ECLAIR • jeonglix ✔
Fanfiction🎠 ꒰ jeongin x felix ꒱ ━━━ ❝ tahan je! dia udah punya anak! ❞ ❝ je, mau ikutan mandi bareng? ❞ ••• [ desc.] jeongin mahasiswa pemburu kerja sampingan. ia diterima menjadi house keeper oleh seorang pria single beranak satu yang sialnya sangat seksi d...