꒰ ∷ ─ chpt. 007˚ ꒱

1.3K 204 38
                                    



hari itu jeongin ke apartemen felix agak sore. kesibukan jeongin sebagai mahasiswa cukup memakan banyak waktu apalagi dia akan menjalani UAS beberapa hari lagi. 

sesampainya di apartemen yang lebih tua, jeongin tak membuang waktu dan langsung memasakkan makan malam sebelum felix pulang.

"baa!" jeongin berjengit kaget. bukan karena suara kecil yang terdengar lucu itu, melainkan tangan yang tiba tiba menepuknya dari belakang.

saat menoleh, jeongin disapa dengan felix yang tertawa renyah. ia tidak menggunakan setelan jas kerja seperti biasanya, "kakak nggak kerja hari ini?"

felix merengut, "kenapa aku nggak disapa? sopankah begitu wahai anak muda? :( "

"kak felix juga nggak nyapa aku duluan gitu" balas jeongin menyeringai saat felix terdiam tak bisa menjawab.

felix pun menggelengkan kepala dan memilih menjawab saja pertanyaan jeongin yang tadi.

 "hari ini kerjaan selesai lebih cepat. pak manager mau adain pesta kantor tapi aku langsung pulang saja. udah lama aku nggak pulang awal dan bisa nemenin nagisa."

itu terdengar menyedihkan namun semua terdengar baik baik saja saat felix masih bisa tertawa menanggapinya. jeongin kagum dengan felix yang selalu bisa berpikir positif.

"lalu apa yang kakak lakukan disini?" tanya jeongin melihat felix yang memakai celemek. katanya tadi mau main sama nagisa tapi sekarang seolah siap jadi asisten jeongin .

"itu kan bisa nanti habis makan malam~ sekarang aku juga mau bantu jeongin masak!" kata felix riang mengangkat pisau dan spatula.

jeongin mengangkat sebelah alis, "apa bisa..."

"hehhh tidak sopan! aku ini single parent, jelas bisa masak dong! awas aja nanti, aku bakal bikin masakan yang lebih enak daripada buatanmu!"

jeongin terkekeh. sama sekali tidak ada niat untuk menyaingi felix karena dia tahu felix pasti bisa memasak. 

hanya saja, felix terlihat lucu seolah benar benar serius mengajak jeongin adu masakan ala master chef michelin.

"daripada bersaing, gimana kalau kakak bantu bikin kroket kentang?"

felix membulatkan matanya, "ya, ini dapurku kenapa kau yang suruh?"

"tapi kan aku kokinya sekarang jadi kakak nurut atau—" jeongin terdiam memikirkan kalimat. felix tersenyum penuh kemenangan, "atau apa?"

atau aku bisa dorong kakak di meja counter dan bikin kakak nangis karena jadi anak nakal.

jeongin menampar pipinya sendiri, "atau aku masak saja buat aku dan nagisa. kakak nggak dapet jatah."

"heiii curang!"


°・₊ʚ ────── ɞ₊・°


jeongin tengah membuat sup sayur. di belakangnya terdengar felix yang sibuk membentuk bola bola kroket. 

jeongin tersenyum kecil, ia tidak tahu masak bersama felix akan semenyenangkan ini. rasanya sangat damai. jeongin berharap dia bisa melakukannya setiap hari. 

pasti sangat menyenangkan jika tinggal serumah bersama felix dan membuat makanan sambil menjahili satu sama lain.

jeongin menoleh ke belakang untuk mengecek apakah kroketnya sudah selesai atau belum. setelah felix selesai, jeongin bisa langsung menggoreng kroket itu.

"kak felix! jangan dimakani kroketnya!!" protes jeongin.

felix meringis. tahu kalau ia salah, tapi mau bagaimana lagi. felix tak bisa menahan diri dari bau gurih kroket tersebut. apalagi masih hangat, jadi felix senang memakani mentahannya.

"ehehe maaf.. tadi nyoba dikit tapi keterusan"

"dasar, emangnya kaka anak kecil kayak nagisa?" jeongin terlihat kesal namun itu semua hanya becanda.

felix terdiam, "....walau jadi ayah kan sekali kali aku juga kangen rasanya jadi anak kecil"

jeongin termangu. tak menyangka felix akan menanggapinya serius. felix terlihat menunduk malu sambil memainkan jemarinya. 

apa apaan itu?! bukankah ilegal seorang ayah bertingkah selucu ini?!

jeongin mengambil piring kroket yang sudah dibentuk bola bola, "boleh kok.. kakak nggak pernah terlalu dewasa untuk bisa bertingkah kayak bayi"

jeongin tersenyum sambil mencubit ujung hidung felix. felix menghela napas lega karena jeongin tak memermasalahkan sama sekali. 

justru jantungnya berdetak cepat saat jeongin mencubit hidungnya.

"jeongin-aa kamu harus benar benar belajar sopan santun pada yang lebih tua" felix pura pura marah karena jeongin mencubit ujung hidungnya yang merona malu.

"tadi katanya kakak bayi?"

"iya! aku bayi yang lebih tua daripada jeongin !"

astaga, jeongin sangat sayang dengan keluarga kecil ini.

© ECLAIR, 140122

udah pada bosen belum sama ceritanya? :v

❪ 恋 ❫ ECLAIR • jeonglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang