PROLOG

467 63 10
                                    

Welcome to "HOME".





Bunyi motor sport berwarna hitam pekat yang berhenti di penghujung pemecahan ombak menjadi samar, kalah oleh nyaringnya deburan ombak yang menerjang dengan brutal sebab air tengah berada dalam keadaan pasang.

Beberapa helai rambut berwarna pirang milik seorang remaja laki-laki bergerak tak beraturan akibat diterpa oleh semilir angin setelah helm full face terlepas dari kepalanya, menyejukkan. Namun juga menusuk.

Sudut matanya yang tajam dan alisnya yang tebal menambah kesan kesempurnaan pada wajah tampan miliknya.

Air laut yang tak bisa dikatakan tenang memantulkan cahaya bulan yang indah, begitu juga dengan bintang-bintang yang bertabur memenuhi langit. Malam ini benar-benar sangat cerah.

Baru saja kedua labium yang beku itu akan membentuk garis lengkung, tapi indra pengelihatannya seketika memudar. Ia tak kehilangan keseimbangan, ia juga masih mampu untuk melihat pemandangan di hadapannya, hanya saja samar.

"Mana yang lebih menakutkan?" gumamnya setelah pandangannya kembali normal.

Remaja laki-laki itu meletakan helm full face yang ia pegang, kakinya yang jenjang mulai melangkah setelah menuruni motor, menuju ke tempat yang lebih dekat dengan air laut.

Namun tiba-tiba ia menyadari bahwa dirinya menginjak sebuah kerikil yang menindih sesuatu , sebuah kertas kecil dengan stiker bunga marigold.

"Kau akan bunuh diri juga? Aku yakin kau tidak benar-benar ingin mati, masuk saja ke air, pasti kau akan mencoba untuk menyelamatkan diri. Lagipula airnya dingin, aku sudah coba tadi."









To be continue?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang